[JOHNNY] BACK 2 U (AM:127)

8 0 0
                                    

127...

Pertama kali melihat kombinasi angka itu, aku selalu bersyukur, akhirnya aku bisa mengakhiri tahun-tahun berat yang aku jalani.

Tapi sekarang, setiap melihat angka itu aku merasa terganggu.

'Cause you ruined my precious 127

—Johnny Seo

Suara jangkrik menghiasi gelapnya malam. Sesekali diiringi laju kendaraan. Tidak banyak, hanya satu dua. Hari sudah terlalu malam untuk pengemudi lalu lalang.

Jam digital di nakas menunjukkan pukul 1.27. Tidak seperti penghuni lain, salah satu penghuninya masih terjaga. Ia, laki-laki itu baru saja akan terpejam, sampai ponselnya  berdering.  

I barely fell asleep late at night
But the ringing sound wakes me up
Now I’m so used to your calls

Ia melirik sekilas ponselnya. Membiarkan benda persegi itu beberapa saat. 

Should I pick up or not
I keep thinking it through
Hesitating for a while

Tak kunjung dijawab, Taeyong, teman  sekamar lelaki itu terbangun. Mengerjap beberapa kali lalu berkata,

"Lagi?"

Tanyanya dengan suara serak. Johnny, empunya ponsel sontak menoleh. Terkejut temannya terbangun.

"Eo.. maaf kau jadi terbangun,"

Taeyong hanya bergumam kecil. Hal seperti ini bukan hanya terjadi sekali. Laki-laki itu sangat tahu siapa penyebab dibalik dering ponsel Johnny. Jadilah ia membenarkan selimut, berkata sekilas sebelum matanya kembali terpejam. 

"Jawab saja, supaya dia tidak mengganggumu lagi,"

Johnny menatap temannya yang kembali tidur. Menimang saran Taeyong, dan meyakinkan diri sebelum menjawab panggilan menyebalkan itu. 

Then I tell myself this is the last time
As I press the button

"Uh.. akhirnya..."

Hanya dua kata terdengar di ujung sana. Dilanjutkan dengan suara yang amat dibenci Johnny. Suara tangis gadis itu.

Your crying voice
Shakes me up again
(because it pains my heart)

Johnny terdiam. Lelaki bermarga Seo itu menahan sakit di hatinya. Kalau saja ini satu minggu yang lalu, tanpa pikir panjang ia pasti segera menghampiri gadis itu. Kalau saja  ini satu minggu yang lalu, Seo Johnny akan memeluk gadis itu tanpa ragu. Kalau saja ini satu minggu yang lalu...

Sepuluh menit berlalu, tak ada yang didengar Johnny selain isak tangis. Sesekali gadis itu menyebut namanya. Laki-laki itu mendesah berat. Merasa tidak tahan dengan dilema yang ia alami. Baiklah, mari kita tegaskan untuk terakhir kalinya. Johnny mengacak rambutnya kasar. Ia hanya berkata sepatah, lalu mengakhiri  panggilan. Meraih jaket tebal, meninggalkan kamar tanpa suara.

🌙🕜🔊

Toko 24 jam itu terlihat sepi. Biasanya walau lewat tengah malam begini ada saja mahasiswa yang begadang. Sayangnya hari semakin dingin di penghujung musim gugur. Toko sudah tidak ada pengunjung sejak 2 jam lalu. Hanya ada seorang pekerja paruh waktu, dan seorang gadis yang sedang mabuk. 

Pemuda yang mengenakan name tag bertuliskan Ong Seongwoo keluar dari toko. Menghampiri gadis pemabuk yang masih saja menangis di depan toko. Mejanya dipenuhi beberapa kaleng bir kosong, hanya tinggal 1 yang masih utuh. Sudah beberapa hari ini gadis itu melakukan ritual yang sama. Datang setelah jam 12 malam, membeli beberapa kaleng bir, dan minum di depan toko sampai mabuk. Tunggu, ada yang tertinggal, menelepon seseorang di waktu yang sama. Ong Seongwoo tahu siapa orang itu. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Behind the StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang