Setelah sampai di depan gerbang sekolah, Rumana mencium punggung tangan ayahnya.
"Yang semangat ya sayang belajar di hari pertama kamu. Semoga kamu cepet dapat teman."ucap Andre-ayahnya Rumana-sambil mengusap puncak kepala Rumana.
"Iya ayah, do'a-in Rumana ya supaya berjalan lancar".
"Iya anakku sayang, Assalamu'alaikum." kata Andre dengan senyuman yang menunjukkan rasa bangga.
"Wa'alaikumsalam." balas Rumana dengan senyuman yang menyejukkan.Rumana berjalan melalui koridor sekolah dengan temani senyum manis yang menjadi ciri khasnya. Banyak siswa maupun siswi yang memperbincangkan Rumana baik itu pujian atau cacian.
"Wah siapa tuh, anak baru yaa. Cantik banget sih, mau kenalan ah gue."
"Ohh, jadi itu ya anak baru yang kemarin di bilang sama geng rempong-rempong itu."
"Ihh, tu cewek sok alim banget sih. Baru hari pertama udah caper aja."
"Yahh, stok cecan di sekolah ini nambah deh. Bakalan nambah juga saingan dapetin cogan."
"Ih, caper banget jadi orang pake senyum-senyum segala."
"Senyumnya manis banget sih, udah dong meleleh nanti gue."
"Dimana ya beli senyum itu, adem ngeliatnya. Jadi pengen beli deh gue."
Dan banyak lagi pujian maupin cacian yang diberikan kepada Rumana. Tapi Rumana menghiraukan itu dan tetap berjalan dengan santai yang ditemani oleh senyum manisnya.
"Hmm, aku bakal di tempatkan di kelas mana yah? Sebaiknya aku ke ruang kepala sekolah aja deh."kata Rumana pada dirinya sendiri
"Ee, maaf kak, aku boleh nanya gak?"kata Rumana pada salah satu pada kakak kelas yang tertera lambang kelas di lengan kanannya.
"Woyy, Nadia. Tuh adik kelas nanya sama lo!"kata salah satu teman kakak kelas yang bernama Nadia.
"Oh iya ada apa? Maaf ya dek tadi kakak ngelamun, hehe."nyengir Nadia pada Rumana.
"Iya gak papa kok kak. Aku mau nanya, letak ruangan kepala sekolah dimana ya kak?"
"Ohh, ruangan kepala sekolah. Gini ya, kamu luruuss aja ntar ada pintu kamu masuk terus belok kanan. Nah itu ruangan kepala sekolah."jelas Nadia sambil menunjuk arah. "Kamu ngerti kan?"
"Oh iya kak aku ngerti. Yaudah aku mau kesana dulu. Makasih banyak ya kak."kata Rumana yang diangguki oleh Nadia.
Rumana's pov
Aku berjalan menuju ruang kepala sekolah yang sudah di jelaskan oleh kak Nadia. Aku berhenti dan menemukan ruangan yang bertuliskan 'Kepala Sekolah' dan disana juga tertera nama kepala sekolah yaitu 'Abdul Rahim'.
Tak lupa aku mengetok pintu terlebih dahulu dan setelah aku mendengar kata 'masuk' dari seseorang yang berasal dari dalam ruangan.
Ceklek.....
Aku masuk dan mengucapkan salam dan disambut oleh salam dari pak kepala sekolah dan senyumnya. "Silahkan duduk" kata pak kepala sekolah seraya menunjuk bangku yang tersedia dihadapannya.
"Kamu Rumana Aditya?" tanya pak kepala sekolah padaku.
"Iya pak, saya Rumana Aditya."
"Baiklah, sebelumnya saya mau mengucapkan selamat atas kamu diterimanya di sekolah ini dan selamat datang di Sekolah Harapan Jaya. Semoga kamu senang dan betah bersekolah disini yaa."kata pak kepala sekolah yang ku balas dengan senyuman.
"Oh iya, kamu akan ditempatkan di kelas X MIA 2, dan kamu akan diantar oleh ibu wali kelas kamu. Tunggu sebentar yaa, saya mau panggilin ibu yang akan menjadi wali kelas kamu. Namanya Ibu Nabila." kata pak kepala sekolah lalu berdiri meninggalkan ku untuk memanggil Ibu Nabila.
Author's pov
Setelah pak kepala sekolah meninggalkan Rumana di ruangannya untuk sementara, Rumana melihat-lihat suasana dan desain di ruangan kepala sekolah yang berwarna biru muda dengan perabotan yang sederhana tapi terlihat glamour. Terlihat menyejukkan ketika masuk ke dalam ruangan ini dan pasti orang yang masuk akan betah.
Ceklek...
Mata Rumana langsung tertuju pada pintu yang menampilkan sosok laki-laki paruh baya dan dibelakangnya juga ada laki-laki muda yang tampan, cool, tinggi pokoknya best deh.
"Rumana? Rumana? Heii?" kata pak kepala sekolah sambil melambaikan tangannya didepan wajah Rumana.
Eh, astaghfirullah. Kenapa sih gue jadi bisa kek gini. Natap laki-laki yang bukan muhrim. Batin Rumana
"Ehh, iya pak? Ada apa ya?" tanya balik Rumana disertai cengirannya.
"Ini, Bu Nabila tidak masuk hari ini dikarenakan beliau sakit. Dan sebagai gantinya, nak Revan akan menunjukkan kelas kamu. Kebetulan sekali nak Revan ini juga kelas X MIA 2 dan dia juga ketua kelas. Nak Revan, bapak amanahkan kepada kamu untuk membawa nak Rumana ke kelas dan tolong perkenalkan Rumana pada teman-teman kelasmu." jelas pak kepala sekolah panjang lebar yang hanya mendapat respon senyuman cool nya Revan.
"Baik pak, terima kasih atas bantuannya. Saya mau ke kelas dulu ya pak." kata Rumana keluar dari ruangan kepala sekolah dan segera menyusul disertai lari-lari kecilnya untuk mengejar Revan yang jauh darinya.
Setelah sampai di kelas X MIA 2...
"Emm, guys minta perhatiannya sebentar!" kata Revan seraya menepuk tangannya untuk mencari perhatian seluruh siswa di dalam kelas yang kebetulan saat itu guru sedang tidak masuk kelas.
"Ada apa van? Dan siapa cewek itu?" kata salah satu siswa.
"Eh, kenalin diri lo ke semua teman gue." ucap Revan dengan nada agak berbisik.
"Ohh, oke."
Lalu Rumana mengambil nafas dalam untuk mempersiapkan diri. "Hallo semuanya, perkenalkan nama aku Rumana Aditya, panggil aja aku Rumana. Aku siswi pindahan dari Kota Banjarmasin. Aku harap, kalian bisa menerima ku di kelas ini.""Oke guys, ada yang ingin di tanyakan tentang Rumana?" ucap Revan kepada teman-temannya.
"Gue mau nanya dong, lo udah punya pacar belum?" tanya seorang cowok ganteng sih tapi agak bad boy gitu.
"Hmm, aku belum punya pacar." ucap Rumana seraya tersenyum kepada cowok itu.
"Kenapa? Orang cewek cantik kok belum punya pacar sih."
"That's my privacy" jawab Rumana Santai.
"Huuuuu, caper amat sih lo. Sok jual mahal banget." ucap salah satu cewek yang terlihat cabe-cabean itu. Tapi Rumana menanggapinya hanya dengan senyuman.
.....
Gimana nih ceritanya? Semoga kalian suka yaa.
Cerita aku gak gaje-gaje banget kan ya? Hehe, wajarin aja lah cerita perdana aku.
Jangan lupa vote dan komen ya, part yang mana ceritanya abal-abal ato gak nyambung.
Have a nice day...
KAMU SEDANG MEMBACA
Yakinlah
Teen FictionKisah seorang gadis SMA yang merupakan pindahan dari desa ke kota karena ayahnya yang ditugaskan oleh perusahaan yang cukup terkenal. Yaa, otomatis dia juga pindah sekolah kan? Panggil aja dia Rumana, Rumana Aditya. Dia berasal dari keluarga yang b...