Then maybe we wouldn't be two worlds apart
But right here, in each others arms
Alisha tersenyum pahit ketika ujung matanya menangkap sosok tubuh seorang lelaki di kursi depan teater bioskop ini. Lengan lelaki itu merengkuh seorang wanita yang Alisha tahu betul itu siapa dengan manis, dan dia dengan wajah merah padam memukuli lelaki itu kecil dengan kesal; salah tingkah. Alisha mendecih ketika lelaki berambut hitam tinta itu mengecup pipi kanan sang perempuan cepat, lalu mereka berdua tergelak malu bersama ketika menyadari bahwa tingkah mereka diperhatikan oleh orang- orang disekeliling.'Lebih baik begini bukan, Askara? Kamu yang sekarang sudah berbahagia dengan Radinka dan aku yang masih dengan bodohnya menyukaimu. '
Lampu bioskop pun segera dimatikan, tanda film hendak dimulai. Alisha dengan cepat mengalihkan pandangan karena ia sadar, bahwa sedari tadi, lelaki yang diperhatikannya itu menoleh balik kearahnya.
————————————————
And we almost, we almost knew what love was
But almost is never enough.Langkah kecil Alisha terhenti ketika seseorang memanggil namanya dari belakang.
"Alisha? "
Tubuhnya menegang saat mendengar suara berat itu kembali. Suara yang sudah ia tidak pernah dengar kembali dalam 3 bulan lamanya.
Tak berani membalik badan, Alisha hanya berhenti sebentar lalu kembali mempercepat langkahnya. Masa bodoh dengan lelaki itu, ia sudah capek memasang kepingan hatinya kembali.
"Alisha! "
Tak tahan lagi, perempuan itu membalikkan badannya lalu membentak kesal. Untungnya hari sudah malam dan mall ini sudah sepi pengunjung. Kalau tidak, bisa- bisa ia digeret oleh satpam.
"Mau kamu apa lagi, Askara?!"
Askara yang terkejut langsung bungkam. Melihat sikap gadis yang biasanya diam menjadi pemarah ini membuatnya kaget.
"Selama 3 bulan ini lo berubah, ya. Gue cuma pengen nanya doang, kok. and by the way, Radinka udah pulang. Lo gak usah takut cewek gue marah. "
Ujarnya pelan. Takut- takut menyulut amarah Alisha Hyunjin didepannya ini.
"O-oh, maaf. Aku lagi emosian. Cepet, mau nanya apa? "
Terjadi keheningan yang mencekat setelah Alisha menjawab dengan ketus. Askara yang masih menyusun kata- katanya dan Alisha yang menenangkan debaran jantungnya.
"Gimana kabar lo selama ini? "
Alisha terdiam. Bibirnya membentuk senyuman pahit.
"Baik. Kamu? "
"Halah, bohong. Lo udah nyakitin gue berapa kali sama kebohongan lo, Al? "
Askara akhirnya mengeluarkan kalimat pedih yang sedari tadi ia tata baik- baik di mulutnya. Alisha terlihat tersentak, tidak menyangka bahwa ia akan diberikan pertanyaan semacam ini.
"It's for your own good, Askara. Sekarang permisi, aku harus pulang. Grabku udah sampai. "
Hampir saja Alisha berkata jujur, tapi raut wajah Radinka yang bersinar saat bersama Arkasa terus terbayang di benaknya.
dan Alisha tahu, bahwa Askara tak lagi mencintainya dari tatapan matanya kepada dirinya sekarang. Tatapan mata penuh kagum itu sudah milik Radinka, dan Alisha tidak mau merebutnya kembali.
Askarapun mengerti, melihat sikap Alisha yang aneh dan canggung dihadapannya saat ini. Ia yakin, Alisha tidak pernah mencintai dirinya. Perempuan itu hanya terlalu nyaman bersamanya, dan sekarang ia merindukan kenangan mereka bersama.
Salah. Mereka berdua hanya terus berusaha untuk menebak pikiran satu sama lain, hingga mereka bahkan tidak bisa menjelaskan apa yang sebenarnya mereka pikirkan sendiri.
Semua tebakan bodoh mereka itu salah, dan akhirnya siklus yang sama terjadi lagi: keduanya sama- sama tersakiti.
end.
... or not?
KAMU SEDANG MEMBACA
yours truly. -2hyunjin✔
FanfictionKetika mereka dilanda kebingungan tentang perasaan aneh ini. «a songfic of kim hyunjin&hwang hyunjin» 2018© whoopjae