PROLOG

185 30 35
                                    


~☁☔☁

Langit malam yang berhiaskan bintang bertebaran, mampu membuat ukiran senyuman di wajah manis Dayra.

Ya, dia adalah Dayra Niza Darmawansyah  mata nya yang indah terpejam, dia ingin menghembuskan nafas yang sangat berat, lalu kelopak mata tersebut kembali terbuka, memperlihatkan manik bola mata yang berwarna coklat terang milik Dayra.

Kedua tangan  yang menggengam erat, bahkan sangat erat,  kedua tali yang berada di sisi kiri dan kanan nya, dan juga kaki yang terkadang ikut mengayun perlahan, membiarkan tubuh munggilnya terbawa tiupan angin sepoi sepoi.

Sepatu slipon berwarna putih itu yang ia pakai, sudah terlihat tampak kusam, kotor. karena terkena hujan rintik-rintik membasahi bumi, Juga Dayra yang membiarkan hujan menghujankan dirinya yang mungil itu.

Hujan mengguyur deras, tanpa henti. ya!wanita cantik berambut coklat panjang itu sedang duduk bersantai di kursi caffe sembari membaca novel yang baru saja ia beli di toko seberang.

Malam ini caffe bernuansa klasik itu sedang di padati oleh pengunjung entah memang niat mereka benar-benar ingin memesan  makanan atau minuman, atau hanya ingin menumpang, sebagai tempat perlindungan dari guyuran air hujan.

sama seperti hal nya yang kini ia lakukan.
Rasa bosan melanda diri wanita itu, sejak tadi ia hanya membolak - balikan halaman tanpa mengetahui alur cerita, di sebabkan tak fokus karena suara ricuh orang-orang yang berlalu lalang di sekitar nya. lalu dia berinisiatif untuk bangkit dari caffe itu untuk mencari tempat yang lebih nyaman baginya. tetapi rasa kantuknya mulai melanda, dan akhirnya ia memutuskan untuk pulang.

~,~

Dayra bukan tipe orang yang akan mudah menyerah, seperti hal nya dengan fisik Dayra yang tidak sedikit pun menyentuh kata
" CANTIK ". tapi, ia tidak akan pernah putus asa dalam menjalani hidup. dia hanya ingin menjadi diri nya sendiri, walaupun orang lain berkata apa. dia hanya diam, karena semua pendapat mereka belum tentu benar  apa adanya.

dan tiba-tiba, "Day!"
suara yang sangat tak asing di telinganya menggema, menghentikan aktifitas menyiram tanaman mawar yang berada di halaman rumahnya.

"Di panggil bunda, di suruh sarapan!"
Ujar nya kembali, Dayra yang mendengar segera berhenti. meletakkan segala peralatan yang ia genggam  buatan sang ayah.

Kemudian, mengarah ke dapur, menyusul orang tua dan kakak nya untuk sarapan pagi.

"Pagi day"
Suara khas jessicd menggema di ruang makan itu, ya dia adalah bunda nya Dayra.

Di wajah alami Dayra terlukis senyuman yang indah, dan ia melirik sang ayah nya.

"Hai, pagi bun, yah, "
Sahut dayra dengan penuh senang.

" day, gua gak lo sapa gitu?"
Abang dayra mengangkat suara, karena ia tak merasa jika dia di sapa dengan sang adik nya.

"Ohh, ada abang ternyata, day gak liat loh"
Papa, mama dan day tersentak tertawa, karena perkataan Dayra yang meledeki abang nya.

"Sudah sudah, makan dulu nanti lagi berantem nya"
Sahut bunda, yang sedang mengambilkan makanan untuk papa.

"Ok bun"
Jawab serentak day dan abang nya.

Abang nya Day bernama Rayndy Herza Darmawansyah, dia seorang abang yang baik, tapi nyebelin juga, sekarang ia sudah mengijak kelas  3 SMA.
Yang berniat ingin jadi seorang pilot.
Jika Dayra, baru saja ia lulus SMP dan ingin menginjak SMA.

"Jadi gimana day, ray, sekolah kalian?"
Ayah memecahkan keheningan di ruang makan.

"Nilai Day baik yah, ga tau abang"
Sambil melirik dan menyengol abang nya, yang sedang fokus menyantap makanan nya.

"Ray juga baik kok yah, nilai Ray menaik"
Ucap Rayndy dengan sedikit senyuman licik kepada adik nya.

"Ish...."
dayra mendengus sebal.

"Apaan sih lo bang,sok ok ben----"
Ujarnya kembali,tetapi belum juga selesai berbicara day sudah melihat abang nya bahwa ia memberi isyarat kepada day untuk jangan menanyai hal hal lain nya.

"Hmm, tapi ray, bukan nya ayah ga percaya sama kamu, apakah nilai kamu benar benar naik dari sebelum nya ray? jika adik mu ayah percaya dengan dia."
Suara berat sang ayah terdengar kembali.

"Ayah udah dong,  abang nilai nya naik kok, dia sering kasih tau day dia dapet nilai berapa, apa lagi kalo abis ulangan harian ya kan bang."
Ucap day yang selalu membela sang abang nya itu.

" iya yah, tapi kalau ayah masih ga percaya......."

















-------------------------------


TBC

BTW,ini versi revisi,semoga suka ya!

With me for you

meyin_yintr1

Awan Hujan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang