CHAPTER 5

209 9 1
                                    

Italic part shows flashback
.
Happy reading!

YUDITHA POV

Jam sudah menunjukkan pukul 8 dan Yuditha belum juga keluar dari lapangan padahal teman-teman satu klubnya sudah istirahat sejak 10 menit lalu

"Dith udahan dulu sini! Mau ngejar apaan juga sih lu?" 

Gue masih shoot bola terus-terusan dari batas three point entah gue belum mau udahan. Ada beberapa hal yang menganggu pikiran gue dari siang tadi

"Woi dith!" Rica akhirnya nyamperin gue dan ngerebut bola yang baru aja mau gue shoot

"Apasih?!" ucap gue kesel

"Elo yang apa?! Dari tadi gue panggilin ga nyaut-nyaut! Lu kenapa sih?"

"Gapapa udah. Pulang yuk"

"Ih untung temen ya lo! Daritadi gaada bilang apa-apa ditanyain diem sekarang malah ngajak pulang. Yaudah ayo pamit sama yang lain dulu"

Sambil mengambil tas yang berisi perlengkapan gue, akhirnya gue pamit ke anak-anak tim gue beserta Coach Rico.

***

Tiba-tiba tadi di sekolah gue kepikiran tentang hal ini. Kan posisinya gue nerd dan dijauhin orang-orang nih, kira-kira kalau mereka tau gue anak timnas gimana ya? Kadang-kadang penasaran juga

Terkadang gue kepikiran buat udahan aja jadi nerd dan tampil apa adanya. Cuma bayangan sialan itu muncul lagi. Gue selalu benci sama yang namanya pengkhianatan

***

Yuditha yang saat itu masih duduk di bangku SMP, ternyata pernah melewati masa-masa kelam di keluarganya. Papanya, Wahyu Hendratama, CEO Hendratama's Group harus mengalami kebangkrutan karena korupsi serta penggelapan dana perusahaan yang dilakukan orang kepercayaannya.

Saat itu, Yuditha adalah anak yang mudah bergaul dan tidak memilih-milih teman. Sylvi sahabat yang dikiranya sudah sangat baik, ternyata hanya berteman dengan Yuditha karna hartanya.

Mengetahui kabar tentang kebangkrutan perusahaan milik ayah sahabatnya tidak membuat Sylvi simpati. Ia malah meninggalkan dan membully Yuditha bersama para queen bee sekolah mereka. Sejak saat itu Yuditha mulai menutup dirinya dan sangat selektif dalam memilih teman.

***

Kenapa jadi keinget itu orang sih? Sialan masih sakit ternyata. Gue kira, lukanya akan sembuh sendiri kalo dibiarin. Yang gak gue antisipasi adalah luka yang belum kering justru kadang malah bertambah lebar, bukan mengecil.

***

ARES POV
Pagi ini gue dateng kesekolah dengan wajah yang sedikit kusut karna kurang tidur akibat harus nemenin adek gue curhat.

"Oi bos! Muka apa baju baru dijemur? Kusut banget!" ucap Fariz yang sontak membuat teman-teman gue yang lain tertawa

"Baju lo tuh kusut!" ucap gue ketus

"Kenape sih lu? Ngantuk banget mukanya?"

"Kemaren dengerin Riska curhat sampe jam 2 pusing gue kurang tidur."

"Wadoh bebeb gue kenapa?" iya Devin emang agak setengah gesrek. Tapi gue gatau sih dia beneran ngejar adek gue atau engga

"Biasa lah cewek"

kriiiiinggggg

Bel sudah berbunyi, tanda bahwa pelajaran pertama akan segera dimulai

Hai! Gue update lagi nih.. ditunggu vommentnya guys!


The Nerd Basketball GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang