G.Morning Mel

16 1 2
                                    

04.00
Melan sudah bangun dari tidurnya. Gadis berambut panjang dan badan agak gendut itu, sudah duduk di atas ranjang dengan senyum yang merekah.
Bagaimana tidak ? Handphone nya sudah berbunyi menandakan telepon dari sesorang yang tidak lain adalah sang kekasih. Meskipun masih pagi buta Melan dengan semangat bangun dari mimpinya.
Mau dibilang cantik? Tidak melan tidak cantik. Langsing? Oh itu juga tidak Melan punya badan yang bisa dibilang gendut. Namun apa yang membuat Mariano tertarik? Ah lupakan.

"Good Morning mel"

"morning Mariano"

"Bangun giih belajar katanya malam gak bisa belajar nanti gak masuk otak"

"iya ini udah bangun kok ... Yaudah matiin Gue mau belajar dulu
Lo juga belajar sana,kutu buku kan gak bisa jauh terus dari buku"

"mel,mel ngeledek gue? " (tanyanya dengan nada sedikit kesal)

"yaudah kalo lo ngerasa "

"Mel dengerin Gue "

"emang dari tadi gue dengerin lo kalI. Kan kits lagi telfonan gimana sih"

"Mel gue belum selesai ngomong"jawab mariano dengan nada yang lembut. Ya Mariano selalu begitu bila berbicara dengan Melan. Jangankan kasar memanggilnya dengan sebutan Lo saja Mariano tidak berani. Bukan karena dia mau terlihat baik didepan pacarnya tapi kalimat Lo dianggap tidak berlaku buat orang yang dia sayang.

"yaudah maaf deh.,Gue belajar dulu ya,kalo udah siap ke sekolah gue telfon
"

"iya mel. Belajar yang bener jangan lipat kertas burung bangau gak jelas itu. See u mel"

"iyaiya siap bos. See u Mariano"

Sambungan pun terputus.
Melan turun dari tempat tidurnya menuju meja belajar dan membuka buku Matematikanya. Ia pun mulai mencakar soal demi soal. Karena kata Mariano percuma dia mengerti rumus tapi tidak mencakar contoh soal.

06.15
Melan sudah siap dengan seragam lengkap dengan logo: SMAK Regina Pacis.SMA itu merupakan salah satu SMA Swasta Khatolik yang berada di daerah Jakarta Selatan.
Setelah itu Melan keluar dan menuju ruang makan untuk sarapan. Ia mengambil roti mengolesinya dengan selai cokelat favorinya. Jadi tidak herankan kenapa Melan gendut?

"Sekali kali makan roti tawar saja jangan pakai selalu coklat. Gak baik nanti obesitas kamu." Seru seorang wanita muda yang baru selesai menyiram tanaman. Siapa lagi kalo bukan Mama nya.

" Iya mam beth. Besok aku janji bakalan diet. Ohiya ma buatin roti bakar coklat keju dong buat Mariano"
Mam Beth adalah panggilan Melan untuk mamanya. Alasannya ya karena dari kecil Melan sudah terbiasa memanggil nama Mamanya dengan sebutan "mam beth" (nama panjang mamanya Elisabeth Goncalves ) jadi melan memanggilnya dengan sebutan beth.

"Diet mukamu. Vocal saja kamu itu mau ngelakuinnya susah. Roti bakarnya sudah mama buatin.Itu ada di atas kulkas"

"Besok deh Mam bet, Melan Janji
Thank you mamyqu sayang "
Seru melan sambil berlari kecil mengambil roti bakar yang sudah berada dalam kotak berwarna biru itu.

"Ya udah sana ke sekolah Mariano sudah nunggu dari tadi"

Melan terlonjak kaget dengan mata sedikit melotot.

"Serius? Mam beth kok gak ngasitau? Mana anak orang gak disuruh masuk lagi "

"Mama sudah kasitau tadi. Mama juga sudah suruh dia masuk sekalian sarapan tapi katanya sudah sarapan dan nunggu kamu di luar.."

"yaudah deh mam beth. Melan berangkat ya. Love you" pamit Melan sambil mengecup pipi mamanya.


"Lo nunggu lama ya? " tanya melan ketika Mariano sudah bertengger di depan rumahnya.

"Morning mel "

"Eeh.iya Morning Mariano " Melan selalu saja menyambar tanpa memberikan salam.

"Ya udah kita berangkat sekarang ya mel " Jawab Mariano segera menyalakan motornya.

Melan lantas cepat mengambil helm yang Mariano bawa untuknya. Setelah selesai Melan naik ke atas motor beat Mariano. Setelah mendapatkan anggukan tanda Melan sudah siap mereka pun jalan membela kota jakarta di pagi yang cerah itu.
Selama perjalanan mereka mengobrol hal-hal yang penting sampai hal hal yang tidak penting.
Sesekali Melan tertawa sambil memukul pelan belakang Mariano karena saking lucunya cerita Mariano.
Namun keadaan hening ketika sebuah pertanyaan terlontar dari mulut Mariano.

"Mel kalo gue Mati Mel nangis gak? "
Hening
"Mel?" tanya MMariano sambil melirik Melan dari kaca spionnya.

"Jangan tanya pertanyaan yang buat gue marah " Entah kenapa pertanyaan itu membuat Melan merasa aneh. Bukan aneh tapi dia tidak nyaman.Dia merasa pertanyaan itu seolah akan dia alami.

"Sorry Mel "

Setelah itu perjalanan mereka diselimuti keheningan.
Melan bukan sensitif,Melan bukan tidak suka ditanya,tapi Melan tidak ingin kejadian itu terulang. Iya kejadian di saat orang yang benar benar dia sayangi, satu satunya sahabat SMP-nya meninggalkannya. Jauh sebelum Tuhan mengambil sahabatnya itu, Sahabatnya melontarkan pertanyaan yang sama.
Ini menjadikan suatu alasan mengapa Melan benci dengan pertanyaan semacam itu.

Good morning MelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang