02

191 31 1
                                    

Walaupun kubilang tidak tahu, pada akhirnya aku berada di sini. 

Ya, di depan pintu rumah Chanyeol dengan balon-balon yang terpasang di dekat pagar dan dua balon di pintu depannya. Chanyeol, kau merayakan ulang tahun ketujuh belas bukan kelima. 

Dari dalam rumahnya aku bisa mendengar suara musik, seperti musik EDM, tapi tidak terlalu keras. Aku melihat ke arah bungkusan hasil karya ibuku.

Jujur, ini semua ide ibu. Dia terlihat senang saat aku mengatakan Chanyeol mengundangku ke pesta ulang tahunnya. Tanpa basa-basi siang itu kami pergi ke toko terdekat, mencari barang yang cocok dijadikan hadiah untuk Chanyeol. Aku tidak pernah melihat ibu seantusias itu, padahal bukan anaknya yang ulang tahun. Saat kutanya kenapa ibu begitu semangat mencari hadiah untuk Chanyeol, dia bilang senang karena aku sudah memiliki teman.

Teman ya, aku saja tidak yakin apa Chanyeol benar-benar menganggapku teman.

Lamunanku buyar ketika pintu rumah Chanyeol terbuka, ada nyonya Park yang menyambutku dengan senyum keibuannya. "Kau sudah datang Kyungsoo," sapanya ramah sambil membuka pintu lebih lebar untuk mempersilahkanku masuk. "Chanyeol ada di halaman belakang." Aku hanya mengangguk sebelum beliau berjalan menuju dapur, sepertinya sibuk mempersiapkan makanan untuk tamu-tamu anaknya.

Waktu rasanya berjalan menjadi lambat saat aku melangkahkan kaki dari lorong depan rumah Chanyeol hingga halaman belakangnya. Mataku seakan kamera yang merekam pergerakan dengan sangat lambat. Di sana, aku melihat Chanyeol sedang bersenda gurau dengan anak-anak dari kelasku dan beberapa dari kelas lain.

Dia tertawa lepas.

Mukanya terlihat bahagia.

Aku jarang melihat ekspresi itu jika dia berada di sekitarku.

"Kyungsoo-ya, kenapa kau hanya berdiam di sana? Ayo, kemari!" Aku tersentak saat mendengar suara berat Chanyeol memanggilku. Perhatian mereka pun langsung mengarah kepadaku. Aku tahu tatapan itu. Tatapan kaget, aneh, tidak suka melihat keberadaanku.

Kyungsoo, anak pendiam dari kelas 11-B datang ke pesta ulang tahun Park Chanyeol.

Kyungsoo, mereka bilang dia cukup pintar tapi tidak pintar bersosialisasi, datang ke pesta ulang tahun Park Chanyeol.

Kyungsoo, anak aneh yang selalu memakai sweater ke sekolah apapun musimnya, datang ke pesta ulang tahun Park Chanyeol.

Kyungsoo, bahkan sekarang pun dia memakai sweater hitam favoritnya untuk datang ke pesta ulang tahun Park Chanyeol.

"Sudah, jangan malu-malu," ajak Chanyeol akhirnya setelah aku terdiam beberapa saat. Tangannya dengan pelan menarikku ke halaman belakang rumahnya untuk bergabung dengan yang lain. Ini pasti akan menjadi sangat awkward.

Awkward.

Benar-benar awkward.

Aku jarang berbicara dengan yang lain, meskipun sudah setahun sekelas dengan orang-orang di pesta ini. Biasanya kami hanya berbicara perihal tugas atau pun hal lain yang berhubungan dengan sekolah, bukan sebuah percakapan ringan di hari Minggu sore layaknya acara minum teh, karena tidak ada teh di sini, tidak ada cangkir atau pun sepiring scone, melainkan gelas berisi jus dengan berbagai macam makanan buatan nyonya Park.

Semua percakapan itu berakhir dengan mereka meninggalkanku duduk sendiri dengan alasan ingin mengambil makanan. Hell, siapa juga yang tahan berbicara dengan orang yang hanya menjawab sepatah atau dua patah kalimat. Mungkin mereka kesal karena aku tidak berusaha untuk merespon dengan baik. Seakan tidak niat untuk berbicara.

Satu, aku memang tidak niat.

Dua, aku tidak suka keramaian.

Sialnya, aku terjebak di kedua hal tersebut. Aku berniat untuk pulang setelah memberikan hadiah pada Chanyeol, tapi dia menahanku. Masih jelas kuingat bagaimana dia menahan lenganku sambil berbisik, "Kau harus ada saat aku membuka hadiah ini, tunggu sampai mereka pulang."

Breathe No More | CHANSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang