-

462 15 10
                                    

"Truth or dare?"

Maria terdiam sejenak, ia sibuk memikirkan pilihan yang dapat meminimalisir kerugiannya. Setelah lama memutuskan, akhirnya Maria menyebutkam satu kata pilihannya.

"Dare."

"Nyatain perasaan lo ke orang yang lo suka."

"LO GILA?" Maria memekik,  wajahnya berubah syok.

"Kan lo yang pilih dare."

"Holly fucking shit." Maria mengumpat, lalu berdecak kesal.

"Gue tau, lo suka sama Milan 'kan?"

"Diem lo!"

"Lo punya kesempatan waktu tiga hari buat nyatain perasaan lo."

© Whitefuchsia ©

"Jangan ngantuk, jangan ngantuk," ucap Maria pada dirinya sendiri.

Maria berusaha menahan kantuknya. Ia bisa saja tidur sepuasnya, hanya saja Maria harus menahannya. Karena hari ini Milan adalah teman sebangkunya saat rolling tempat duduk tadi pagi.

Pencitraan adalah hal yang utama bagi Maria. Mengingat ia harus menyatakan perasaannya pada Milan dalam jangka waktu tiga hari. Dan tentunya Maria ingin perasaannya berbalas, dengan membuat Milan juga menyukainya.

"Ngantuk ya?" tanya Milan yang membuat Maria tersentak kaget di sela kantuknya, seketika rasa kantuk Maria menghilang tergantikan dengan perasaan gugup saat wajah tampan Milan menatapnya.

"Oh, eng-enggak kok. Gue cuma lagi bosan aja," ucap Maria sembari menyengir lebar.

"Oh, lo bosan ya, gue kira lo ngantuk," ucap Milan sembari terkekeh.

"Oke anak-anak, kali ini kalian akan mengerjakan tugas kelompok yang akan dilakukan bersama teman sebangku kalian," ucap Bu Kahi tiba-tiba yang membuat Maria dan Milan saling menoleh.

Murid-murid perempuan menatap Maria dengan tatapan iri. Karena Milan adalah ketua kelas yang selalu mendapat peringkat satu di sekolahnya, juga janga lupakan bahwa Milan memiliki wajah tampan yang membuat siapa saja menoleh ke arahnya.

How lucky?

"Nanti mau ngerjain tugasnya di mana?"

"H-hah?" Lagi-lagi Maria tersentak kaget.

Milan kembali terkekeh karena reaksi Maria. "Lucu banget sih lo, gue nanya lo mau ngerjain tugasnya di mana?"

"Oh."

"Kerjainnya di kafe deket sekolah aja," lanjut Maria.

"Nama kafe-nya?"

"Cafe Co. 966," ucap Maria.

"Oke."

© Whitefuchsia ©

"Milan!" sapa Maria yang sudah menempati meja pilihannya di suatu kafe sambil melambai-lambaikan tangannya.

"Oh, tunggu," Milan berjalan menuju Maria dengan langkah cepat, lalu duduk di hadapan Maria.

"Sorry, lo udah lama nunggu gue ya?" ucap Milan sambil mengeluarkan buku tugasnya.

SsstttTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang