Biarlah İstanbul Yang Menjadi Saksinya !

84 7 0
                                    

Dibawah langit yang mendung dan sedikit gerimis terpaksa aku harus duduk sejenak di sebuah kafe langganan ku yang biasa aku tidak mengunjunginya sendiri. Ya, di kafe inilah aku biasa ditemani oleh seorang lelaki tampan dengan alis tebal dan rambut yang sedikit pirang serta mempunyai senyuman yang sangat manis dan khas dengan cambang tipisnya. Sekarang, tak akan ada lagi sosok lelaki itu dalam hidupku, dan saat ini ditempat yang sama aku sendirian tanpa dirinya sambil menikmati secangkir kopi favorit kami disini yaitu Türk kahvesi (kopi khas Turki). Kami sangat menyukai tempat ini, karena tempat ini adalah tempat pertama kali kami dipertemukan secara tidak terduga. Di tempat ini pula dia menyatakan sebuah perasaannya kepadaku. Didalam suasana yang begitu sejuk, banyak burung merpati jinak yang berterbangan, ditambah suara desiran ombak dari selat Bhosporus yang menjadikan suasana disini semakin unik dan romantis.

Setiap aku melewati jalan ini, aku selalu ingat akan momen kebersamaan kami yang selalu dia hadirkan dengan kecerian serta senyum manis di bibir mungilnya dan menjadi sebuah kenangan indah yang tidak pernah bisa kulupakan seumur hidupku bersamanya. Ya, sebuah jalan dekat Blue Mosque di kota (İstanbul-Turki), adalah kota yang penuh sejarah di negeri transbenua ini. Dan ditempat yang sama ini juga, menjadi tempat bersejarah dalam cerita cinta kami berdua. Masih seperti biasanya, air mataku tak terasa secara tiba-tiba berlinang begitu saja dan kedua mata ini sengaja ku pejam erat untuk menahan tangisan yang tidak pernah bosan hadir setiap aku melintasi jalan ini. Suaraku lirih, ingin sekali ku selalu berbisik pada tempat ini yang kuanggap sebagai tempat kenangan kami berdua.

"Ya, aku sangat merindukanmu Serkan !, masih seperti biasa dan perasaanku tetap sama tidak akan pernah ada yang berubah sedikitpun, (Biarlah İstanbul yang Menjadi Saksinya !) Saksi di mana aku dan kamu di pertemukan dalam sebuah kisah cinta yang cukup panjang dan berakhir dengan kesunyian yang mendalam..."

***

Suasana kota Jakarta sedang tidak seperti biasanya yang selalu panas dan penuh polusi, justru sebaliknya dengan hadirnya awan gelap di sertai angin yang begitu kencang membuatku harus berdiam diri di salah satu Masjid untuk berteduh sejenak di sore hari itu sambil menunggu angkutan umum agar aku bisa pulang ke rumah. Ya, aku adalah seorang perempuan yang bekerja hanya sebagai pegawai swasta di suatu perusahaan. Panas dan hujan tak menghalangiku untuk bisa bekerja mencari nafkah demi keluarga dan kebutuhan kami sehari-hari. Maklum saja, aku sebagai anak pertama dan memiliki 2 orang adik yang masih duduk di sekolah dasar, jadi aku harus menjadi tulang punggung keluarga karena ayah kami pergi meninggalkan kami 3 tahun lalu setelah menyakiti ibu kami dengan menampar pipi dan mengambil perhiasan dari ibu. Dari situlah ibu kami pun sering sakit semenjak ditinggal ayah. Entah kemana beliau pergi, kami pun tak mengetahuinya......

Sebagai anak perempuan tunggal di keluarga, aku sangat sering sekali di beri nasehat dan pesan-pesan oleh ibu untuk menjadi perempuan yang selalu tegar dalam menghadapi masalah dan menjadi istri yang baik kelak agar tidak di tinggalkan oleh suami seperti ibu. Bla bla bla bla........

Aku mendengarkan nasehat dan pesan-pesan dari ibu, sementara disaat-saat seperti itu lah dimana aku harus akting untuk berpura-pura tidak menitikan air mata ku di hadapannya karena mengingat nasib ibu yang sangat membuatku takut untuk menjalankan rumah tangga dengan seorang laki-laki. Jujur saja, ya...aku sangat Trauma !
Waktu itu, aku pernah menjalin hubungan dengan seorang lelaki yang sangat aku cintai, sampai hubungan kami pun hampir saja sudah mendekati pernikahan dan kami memutuskan untuk membatalkannya karena alasanku yang belum siap untuk dinikahi, menjadi seorang istri serta ibu rumah tangga yang baik.

AKU BELUM SIAP !

Lalu, kekasihku pun pergi meninggalkanku tanpa kabar dan alasan yang tepat. Tapi, yasudahlah...mungkin memang dia bukan jodoh yang terbaik untukku dan aku yakin, suatu saat aku akan siap untuk membina sebuah rumah tangga dan mempunyai masa depan yang cerah bersama laki-laki yang akan menjadi jodoh terbaik ku !

Biarlah İstanbul Yang Menjadi Saksinya!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang