#3

184 13 1
                                    

    3 bulan aku bersamanya, aku mulai mengenalnya dan mengetahui banyak tentang dirinya. Kita sangat dekat sampai seperti jungkook adalah kakakku, Dia juga sangat perduli padaku dan begitu juga denganku. aku mulai menyayanginya, Tapi sekarang dia memiliki pacar, namanya lee ji eun.
"Kau mau kemana" tanyaku ketika dia terlihat rapi dengan pakaian yang ia kenakan.
"Oh... tentu saja aku ingin berkencan, bagaimana bajuku? Apa ini terlihat keren?" Ucap nya
"A.. nde, itu sangat keren" ucapku sambil tersenyum lebar, menutupi rasa sakitku dan mencoba terlihat ceria di matanya.
"Hh.. sampai jumpa, aku akan pulang sebelum jam 8 malam, ara" teriak nya sambil berlari keluar dari pintu.
"Nde.. "
    "Huh.. ini seperti drama, aku tidak bisa terus menyembunyikan perasaanku seperti ini, ini sungguh menyiksaku, tuhan.. aku ingin menangis, tapi tidak bisa.. rasanya seperti ada yang menekan dadaku hingga terasa sakit seperti ini" gumamku.
   Sekarang sudah jam 8 lebih, jungkook tidak juga pulang, aku berencana mencarinya tapi sudahlah dia pasti sedang bersenang senang. Tapi tiba tiba saja aku merasa lapar dan tidak ada makanan di rumah.
"Ah.. aku lapar, aku akan beli ramen di supermarket" ucapku, lalu mengambil uang di tasku, mengambil jaket, dan segera pergi ke supermarket.
   Di jalan aku melihat jungkook, dia duduk di balik kaca cafe itu, tapi raut wajahnya berbeda dia terlihat pucat dan sendu. Aku menghampiri nya karna kurasa dia sendirian.
"Jungkook a" ucapku
   Dia mendongakkan kepalanya padaku
"Ada apa? Apa kau menangis?" Sambungku.
"Ania, apa yang kau lakukan di sini"
"Aku habis membeli ramen, kau sendiri?.dimana pacarmu?"
"Dia.. a.. lupakan, ayo pulang"
     Sesampainya di rumah, dia mandi dan pergi ke atap.
"Ah.. kenapa dia, aku tidak yakin dia baik baik saja" ucapku sambil mengikutinya ke atap.
   Ku dengar seseorang sedang menangis, aku yakin jungkook sedang menangis di atas sana.
"Jungkook a, kau kenapa?" Ucapku panik
   Dia tidak menjawab dan tetap menangis, tiba tiba dia memelukku dan menangis di pundakku.
"Apa yang terjadi? Kau kenapa? Aku tidak bisa tenang kalau kau begini, apa ini karna lee ji eun?"
   Tidak menjawab, dan dia malah menangis semakin kencang.
"Ah.. wae jungkook a"
".. dia.. berciuman dengan pria laiinn" teriaknya sambil menangis
".. mwoo?"
"Dan dia bilang.. dia tidak mencintai ku lagi"
"Omo.. jahat sekali, Sudah.. relakan saja.."
"Andwae.." ucapnya samar.
"Huh.. kau pasti sangat hancur" ucapku sambil mengelus punggungnya.
"Ji heon a"
"Eum??"
"Kenapa aku merasa nyaman di pelukammu"
   Mendengar itu aku dengan cepat melepaskan pelukannya.
"Wae?" ucapnya sambil mengusap air matanya
"Kenapa kau bicara begitu" ucapku terbata
"Molla, tapi pelukanmu terasa jauh lebih hangat daripada lee ji eun"
"Kenapa sekarang kau membandingkanku dengannya"
"Ania.. izinkan aku memelukmu sekali lagi" ucapnya sambil menarikku dan membawaku ke pelukannya.
   Jujur saja, aku senang dia memelukku seperti ini, tapi aku sakit karna melihatnya menangis seperti tadi.
"Jungkook a, jangan menangis.. aku benci jungkook yang menangis" ucapku.

    ###
Aku bangun dari tidurku, melihat jam di ponselku yang menunjukkan pukul 09:00, aku berdiri dan segera mandi.
"Ji heon a" teriak jungkook dari luar kamar mandi
"Nde?" Balasku dari dalam sambil memakai bajuku.
"Ponselmu berbunyi"
"Sebentar.."
  Cklekk.. aku membuka pintu kamar mandi lalu segera mengambil ponsel ku dari tangan jungkook.
"Nuguya?" Ucapku pelan saat melihat nomor yang tidak ku kenal.
"Kenapa? Seseorang mencarimu?"
"Molla, aku tidak mengenal nomornya"
   Tak lama ponsel ku berbunyi kembali
"Ne yeobossaeyo" ucapku sambil mengangkat telfon. Mataku memerah.. aku mulai menangis dan lemas saat seseorang mengatakan bahwa appa mengalami kecelakaan bersama ibu baruku saat mencariku, aku sangat lemas dan kemudian terjatuh dilantai sambil menangis.
"Wae wae?.. gwaenchana" ucap jungkook khawatir sambil memegang bahuku.
"Appa.. " ucap ku sambil menangis.
"W... wae?"
"Jungkook a"
"nde?"
"Bisa kau antar aku ke rumah sakit?" Ucapku terbata dan mulai menangis.
"Rumah sakit? Ada apa?, a.. baiklah palli" ucapnya lalu membangunkanku dan mengambil kunci mobilnya.
   Sesampainya di rumah sakit aku berlari dan mendapati appa sedang tertidur di sebuah kamar. Wajahnya pucat dan bersimbah darah begitu juga dengan wanita di sebelahnya yang juga sedang berbaring tak sadarkan diri di sana.
   Aku mulai menangis histeris, jungkook sempat menanyakan keadaan mereka, dan ahjussi berjas putih itu bilang mereka sudah tiada.
  Aku berjalan keluar dari kamar itu lalu duduk di sebuah kursi panjang di sana bersama jungkook yang mengikutiku dari belakang.
"Eoteokkhae, aku tidak punya siapa siapa lagi.. appa wae geurae" tangisku sambil menutup mata dengan tanganku.
"Tenanglah" ucap jungkook pelan sambil memelukku dan mengelus rambut ku.
    usai mengikuti pemakaman, wajahku pucat, dan tubuhku sangat dingin aku benar benar bodoh saat membayangkan perbuatanku yang menyebabkan semua ini terjadi.
"Ji heon a, kau tinggal di rumahku saja, aku bisa menjadi temanmu saat kau butuh, kau tidak perlu kembali, aku tidak masalah..  sudahlah jangan menangis lagi"
"Jungkook a" ucapku sambil menghentikan langkah ku.
"Eum?"
"Gomawo"
"Nde, masuklah " ucap jungkook sambil membuka kan pintu mobilnya.
   Jungkook mulai menjalankan mobilnya, dan suasananya sempat hening.
"Ji heon a, jangan menangis lagi.. lihatlah kau sangat pucat, tubuhmu juga dingin sekali" ucapnya sambil memegang tanganku.
    Aku tidak menjawab dan tetap menatap ke depan dengan tatapan kosong dengan air mata yang terus mengalir.
"Apa kau belum makan?"
  Aku menggelengkan kepalaku
"A.. kalau begitu kau mau makan apa?"
"Ania.."
"Kya.. kau belum makan seharian"
"Gwaenchana"
    Sesampainya di rumah jungkook menuntunku sampai ke kamarku dan mendudukanku di bibir tempat tidur lalu dia duduk di depanku sambil memegang tanganku.
"Ye rin a, aku tau apa yang kau rasakan saat ini.. tapi kumohon jangan menyiksa dirimu sendiri, makan ya"
  Aku tetap menggelengkan kepalaku dengan pelan.
"Huh.. ya sudah, tidurlah.. tapi berjanjilah besok kau harus makan. Araji?" Ucap nya sambil menidurkanku lalu menutupi tubuhku dengan selimut dan pergi dari kamarku.

###

     Pagi ini adalah hari minggu setelah dua bulan appa meninggalkanku dan sekarang aku mulai bisa tersenyum.
Aku membuka pintu kamarku dan berjalan menghampiri jungkook yang sedang tertidur di sofa depan tv.
  Aku berjalan ke arahnya dan duduk di samping nya, menatap wajahnya yang putih dan gigi kelinci nya yang terlihat cute. dia terlihat lucu saat tidur.
"Euhhh.." desahnya sambil membuka mata nya perlahan dan menatapku.
".. apa aku membangunkanmu?" Ucapku
"Eum?ania.."
"Kenapa kau tidur di sini?"
"Kamarku kotor.."
"Chh.. apa kau tidak membersihkannya"
"Ania.. aku terlalu malas untuk melakukannya"
"Aih yang benar saja"
  Drrtt.. drrtt.. suara dari ponsel jungkook yang mendapat pesan dari lee ji eun.
"Jungkook ssi, bisa temui aku di taman?" Isi pesan tersebut.
"Eum.. lee ji eun?" Ucap jungkook
"Kenapa?"
"Dia memintaku untuk menemuinya"
"Jeo.. jeongmal? aa.. temui saja"
"Tapi ada apa"

       Next... ^^

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang