#5

152 11 0
                                    

Tok tok tok..
Seseorang mengetuk pintu, dan aku yakin itu jungkook.
Cklek..
"Jungkook a aku senang kau sudah pulang, cepat masuk dan ganti bajumu.."
"kau takut?" Balasnya singkat
"Tentu saja, petir itu terus berbunyi.. aku ingin mencarimu tapi tidak berani, jadi aku di sini saja"
"Hh.. kau tidak perlu mencariku" ucapnya sambil berjalan ke kamar mandi.
"Aku hanya mengkhawatirkanmu"
"Hh.. baboya"
"Wae.. wae?"
   Sekarang jam 20.00, dan hujan masih terus turun, aku duduk di sofa bersama jungkook, dia menyandarkan kepalanya di pundakku sambil memejamkan mata. malam ini memang sangat dingin disertai hujan yang tak kunjung reda.
   Aku memegang tangannya, aku merasakan yang tidak biasanya. aku mulai menatapnya yang sedang terpejam, lalu memegang wajahnya dan dia benar benar demam.
"Jungkook a.." ucapku pelan
"Eum.." balasnya.
"Neo gwaenchana"
"Nde.."
"Tubuhmu sangat panas, lihatlah kau juga pucat, tidak mungkin kau baik baik saja.. ayo aku antar ke kamar" ucapku sambil melepas pelukannya.
"Ania.. aku lebih suka bersamamu disini"
".. aishh.. jungkook a, ayolah aku akan menemanimu sampai kau tidur.."
  Dia mulai berdiri dengan tuntunanku, aku membawanya sampai di kamarku karna kamarnya sungguh berantakan.
"Tidurlah, persediaan obat di lemari sudah habis.. besok aku akan membelikannya untukmu" ucap ku
   Ketika aku mulai bergegas pergi mengambil air dingin untuk mengompresnya, petir tiba tiba berbunyi dengan kencang dan membuatku terduduk dan berteriak.
"Eommaaaaaa.." teriakku sambil menutup telingaku.
"Hh.. ji heon a, kemarilah.." dia menarik tanganku dan menidurkanku di sampingnya lalu memelukku.
"A.. jungkook a, baboya?" Ucapku
"Kau bilang kau akan menemaniku"
   Aku memegang keningnya sekali lagi,  tubuhnya memang sangat panas, wajahnya juga pucat, dia menatapku sambil memainkan rambutku.
"Wae? Kau khawatir padaku?" Ucapnya tiba tiba
"Tenttu saja"
"Hh.. kau, kau menyukaiku?"
"A.. wae? Bicara apa kau ini"
"Aku hanya bertanya.. " ucapnya sambil memanyunkan bibirnya.
"Tidurlah.., aku akan tidur di kamarmu saja"
"Kamarku kotor.." ucapnya sambil menejamkan mata.
"Aku kan bisa membersihkannya"
   Aku keluar dari sana lalu pergi ke kamar jungkook yang benar benar kotor dan berantakan.
"Aihh.. bagaimana bisa dia bernafas di dalam tempat sampah ini.."  gumamku.
   Tidak ada pilihan lain, aku harus tidur di sofa depan tv.

###
   Pagi ini sangat dingin, aku masih tertidur dengan selimut yang membalut tubuhku, terlihat jungkook berjalan menghampiriku lalu duduk di sampingku. Merasakan pergerakannya aku jadi terbangun dengan malas.
"Kau tidur disini semalam?" Tanyanya
"Eum? Tentu saja, kamarmu seperti kebun binatang" jawab ku dengan nada malas.
"Hhh.. sudah kubilang, kenapa tidak tidur di kamarmu? Kitakan bisa berbagi tempat tidur" omelnya.
"Ania.. eommaku bilang aku tidak boleh tidur bersama seorang pria"
"Wae?"
"Molla.., kau sudah sembuh?"
"Hanya sedikit pusing, tenang saja aku sudah Sering seperti ini"
"Huh.. aku akan membelikanmu obat" ucapku sambil beranjak dari dudukku, lalu mandi dan kemudian membuka pintu bersiap untuk pergi. Tapi di luar masih saja gerimis, dan udaranya sangat dingin. Aku tetap berdiri di bibir pintu memandang langit dengan harapan hujan segera berhenti.
"Ji heon a, kau tetap mau pergi?" Ucap jungkook membuatku tersentak.
"Ah.. kau mengagetkanku, tentu saja.. kau masih sakit kan?" Ucapku lalu memakai kupluk jaketku lalu menutup pintu dan pergi, lagi pula hanya gerimis, aku tidak ingin memakai payung.
   "Huh..  Lama sekali tidak berjalan di bawah hujan seperti ini, kenapa jungkook membenci hujan? Ini menyenangkan.. kecuali jika ada petir, itu akan terasa menakutkan hh.." ucapku pelan di sepanjang jalan.
   Brakkk.. aku terjatuh karna menabrak seseorang dengan body yang sangat cantik. "Apa ini, apa dia seorang model" fikirku.
"Ups.. maaf" ucapnya tanpa menatapku.
"Gwaenchana.." balasku sambil mencoba berdiri dan membersihkan bajuku.
"Kau.. baek ji heon?"
"Eum? Nde.. jeogi dugussaeyo?" Ucapku sopan
"Aku lee ji eun, kau pasti mengenalku yakan?" ucapnya
"Lee ji eun? A.. lee ji eun, jungkook selalu menceritakanmu padaku hh... dulu hh.." ucapku sambil tersenyum lebar padanya.
"Dan.. ku dengar kau tinggal bersama jungkook? Apa kau saudaranya?"
"Ania.. aku bukan saudaranya, hanya.. teman"
"Teman? Hh.. bagaimana bisa kau.., ah lupakan saja, aku hanya ingin bilang.." ucapnya lalu terdiam sambil tersenyum cantik.
"Wae?" Ucap ku
"..jauhi Jeon jungkook, tau pergi dari kehidupannya.." bisiknya di telingaku.
".. m.. m.. mwo?" Ucapku terbata.
"O, sejak ada kau, hubungan ku dengannya menjadi berantakan."
"naega? Wa.. wae.., kenapa aku? Bukankah kalian putus karna kau yang mencampakkannya, itu kesalahanmu, kau menghancurkannya dan membuatnya menangis..kenapa jadi aku?" Ucapku sedikit meninggikan suaraku.
"Chh.. kau ini, kau ini tau apa eoh?"
" aku hanya mengatakan yang sesungguhnya, dan memang benar kau yang menghancurkan hubunganmu sendiri.."
"kya beraninya kau eoh? "ucapnya sambil mengangkat tangan kanannya lalu menamparku sampai tertinggal goresan yang di sebabkan oleh cincin yang ia gunakan.
"Akkhh.." ucapku kesakitan.
    Wanita itu pergi begitu saja dengan menggunakan taxi tanpa meminta maaf.
"Kyaaa.. " teriakku kesal.
      Aku kembali pulang ketika usai membeli obat untuk jungkook.
Cklekk..
" aku pulaaang" ucapku pelan sambil berjalan masuk dan kemudian duduk di sofa putih di samping jungkook yang sedang bermain game kesukaannya.
"Kau kenapa?" Ucapnya dengan mata yang masih fokus di layar ponselnya.
   Aku terdiam tidak menjawab, dan diapun akhirnya melihatku.
"Apa yang terjadi dengan wajahmu?" Ucapnya.
"Bukan apa apa, cepat makan makananmu lalu minum ini" ucapku sambil menunjukkan barang belanjaanku tadi.
"Arasseo" ucapnya sambil mengambil semangkuk ramen di dapur.
"Kau masih berhubungan dengan lee ji eun?" Ucapku tiba tiba
".. kenapa bertanya begitu!! Tentu saja tidak!!" Pucapnya dengan makanan yang penuh di mulutnya.
"Lalu apa yang dia katakan padamu kemarin di taman?"
"Ji heon a, bisa kau biarkan aku makan sebentar" ucapnya datar
"Huuh.." ucapku sambil menyandarkan tubuhku.
    Selesai makan jungkook meminum obatnya lalu kemudian duduk di sampingku.
"Apa itu sakit?" Ucapnya sambil melihat luka di wajahku akibat tamparan ji eun.
"Ania, lee ji eun.. apa hubungan kalian putus karna aku?" Ucap ku pelan
".. chh.. bicara apa kau ini, itu tidak ada hubungannya denganmu"
"Tadi.. aku bertemu dengannya, dia bilang aku harus menjauhimu atau pergi dari hidupmu.. dia bilang sejak keberadaanku disini hubungan kalian jadi berantakan, apa itu benar?" Ucapku
".. dia bilang begitu padamu? Ania.. kau tidak perlu memikirkannya, aku melihat sendiri apa yang dia lakukan bersama pria lain dan aku juga mendengar dia mengatakan bahwa dia tidak mencintaiku lagi, aku tidak tuli, tidak buta juga.. aku melihat dan mendengar semuanya dengan jelas, ini bukan salahmu" jelasnya.
"Benar kan, ini bukan salahku.. dia mudah sekali marah"
"Hh.. jadi kenapa wajahmu jadi luka begitu? Apa karna ji eun juga?"
"Hh.. o, aku hanya mencoba membantah perkataannya, tapi dia malah memukulku lalu pergi begitu saja, menyebalkan"
"Bisa bisanya kau kalah dengan wanita lemah sepertinya"
"Chh.. aku hanya tidak suka melukai orang lain.."
    Dia tersenyum menunjukkan gigi kelincinya yang cute dan terlihat lucu.
"Jungkook a.."
"Nde?"
"Apa kau tidak keberatan jika aku terus tinggal di sini?"
"Keberatan? Tentu saja tidak, apa kau ingin pergi?"
"Aku sedang memikirkannya"
"Andwaee..jebal, di sini saja, aku tidak mau sendirian lagi, aku senang kau di sini" ucapnya sambil menatapku serius.
"Kau tidak keberatan?"
"Ania, ani..., chakkhaman.. kalau kau pergi dimana kau akan tinggal?"
"O.. ituu, aku juga tidak tau hh.."
"Isshh.. kalau begitu disini saja!! Kau mau jadi gelandangan di luar sana eoh?"
"Hh.. tentu saja tidak.." ucapku sambil menggaruk kepalaku.
   Jungkook berjalan ke kamarku dengan malas, merebahkan tubuhnya di sana sambil memejamkan mata.
" jungkook a " ucapku sambil menarik hidungnya.
"Akkhh.. sakit bodoh!!" Ucapnya kesakitan
"Geser!!"
"Mwo? Kau bilang tidak mau tidur denganku"

     Next ching^^

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang