Prolog.

26 14 16
                                    

Sahabat, keluarga dan kekasih Kris berkumpul di bandara untuk mengucapakan selamat tinggal kepada Kris untuk pergi ke Korea.

Kris Wirjawanto, laki-laki berumur 20 tahun tersebut akan melanjutkan pendidikannya di Korea Selatan. Ia akan meninggalkan keluarga, sahabat dan juga kekasihnya, Kiara Cahyani.

Tiba waktunya untuk Kris pergi. Semuanya memeluknya dan mengucapkan 'selamat tinggal dan semoga berhasil.'

Kini giliran Kiara yang memeluk Kris.

"Aku akan merindukanmu. Belajar yang bener, jangan cari perempuan lain di sana, jangan lupakan aku. And good luck." ucap Kiara dan menepuk pundak Kris.

"Iya, aku janji. Jaga diri kamu baik-baik." Kris mengacak rambut Kiara gemas dan pergi meninggalkan orang-orang yang akan Kris rindukan.

Kris sempat menoleh ke belakang untuk melambaikan tangan dan kembali berjalan lurus.

Semua teman-teman Kris berpamitan dengan Manda--ibu Kris dan pergi dari bandara.

Kini hanya tersisa Manda dan Kiara.

"Kiara, kita belanja yuk!" ajak Manda sambil tersenyum ke arah Kiara.

Kiara membalas senyuman Manda. "Maaf banget, Tante. Hari ini jadwal aku ngajar les."

"Yah, sayang banget. Padahal Tante mau banget kamu tuh belanja sama Tante. Tapi mau gimana lagi? Yaudah, Tante anterin kamu ke tempat les, ya?"

Kiara hanya mengangguk. Kemudian mereka berdua berjalan menuju pintu keluar.

Marcel Wirjawanto--ayah Kris tidak bisa mengucapkan selamat tinggal kepada Kris, karena ia ada meeting dengan kliennya. Namun Marcel sudah mengucapkannya melalui SMS.

Kiara dan Manda bernyanyi mengikuti lagu yang di putar lewat radio mobil Manda.

🎶Help me, it's like the walls are caving in
Sometimes I feel like giving up
But I just can't
It isn't in my blood🎶

Keduanya juga terkadang tertawa saat si penyiar radio memberikan lelucon.

Mobil Manda berhenti di sebuah gedung dengan tulisan Bimbingan Belajar Mentari.

Kiara melepas sabuk pengamannya dan menoleh ke arah Manda.

"Masih banyak ya, Tante. Aku jadi ngerepotin." ucap Kiara.

"Ngerepotin? Kamu nggak ngerepotin kok. Malah Tante seneng kalo Tante seharian sama kamu." jawab Manda dan tersenyum.

Kiara membalas senyuman Manda. "Aku pergi. Dah, Tante. Hati-hati." Kiara keluar dari mobil Manda dan melambaikan tangannya kepada Manda.

Mobil Manda pun melaju meninggalkan Kiara yang masih berdiri di depan gedung tempat les yang akan ia ajar.

Sebelum masuk ke dalam tempat lesnya, Kiara mengambil ponselnya dan mengirimkan pesan kepada temannya.

Namun sebelum ia mengirim pesannya, ponselnya jatuh dan mengenai genangan air bekas hujan tadi malam.

"Ya Allah," gumam Kiara dan mengambil ponselnya lalu ia mencoba untuk menyalakannya ​lagi.

"Di sini ada nomornya Kris dan aku nggak hafal nomornya. Apa yang harus aku lakukan?"

Kiara kembali memasukkan ponselnya ke dalam tasnya. Ia berencana akan pergi ke tempat pembenaran ponsel.

Lalu ia masuk ke dalam tempat lesnya.

→→→

Annyeonghaseyo 👋

Bagaimana prolognya? Semoga suka ya.

Gamsahamnida.

Unforgettable.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang