chapter 1

110 3 2
                                    

Sinar mentari diam-diam menyelusup ke dalam selimutku. Memaksaku untuk membuka mataku. Ku regangkan badanku yang terasa sangat kaku. Perlahanku langkahkan kaki ku menuju kamar mandi. Aku sudah selesai mandi. Dengan terburu-buru aku memakai pakaianku. karena ini adalah hari pertama aku menginjak bangku SMA, jadi  aku tidak ingin telat. saat ini aku berada di depan kaca. Ku perhatikan penampilanku dari atas sampai bawah.Aku memakai rok sebatas lutut. Dan baju yang cukup pas untuk ukuran tubuhku. Tak lupa ku memakai  parfum favoritku dan memakai bando berwarna merah di kepalaku. Setelah memastikan semua perlengkapan sekolahku lengkap. aku langsung bergegas keluar kamar.

Ku turuni tangga dengan tergesa- gesa karena aku sangat tidak ingin terlambat hari ini. Ku lihat mama sedang menyiapkan sarapan di meja makan.

" ma, Alanna berangkat dulu ya. Alanna takut telat soalnya. Assalamualaikum" ucapku sambil menyalimi tangan dan mencium pipi mama dan tanganku menggapai  roti yang ada di piring sambil menyeruput susu putih di meja dengan terburu-buru.

Kini aku berada di pinggir jalan untuk mencari taksi. Karena mobilku berada di bengkel.  Sudah beberapa menit aku berdiri namun tak kunjung ada  taxi yang lewat. Pandanganku terhenti saat  Di kejauhan aku melihat wanita paruh baya sedang berjalan dengan membawa belanjaan yang cukup banyak. Sepertinya dia kerepotan. Bantinku.

Aku pun memilih menghampiri wanita paruh baya itu. Ku lihat dia sedang memandangku dan tersenyum. Begitupun juga aku.

"Maaf bu, ibu mau kemana?" Ucapku sopan. Wanita itu menjawab. 
" ibu mau ke seberang sana nak. Tapi banyak kendaraan berlalu lalang dari tadi " ucapnya seraya tersenyum padaku. Kasihan ibu ini. Pasti dia sangat kerepotan. Mungkin lebih baik aku membantu nya.

"bu, Alanna bantuin aja ya bu. Alanna anterin ke seberang?" Tanya ku. Dan ku lihat senyum mengembang di wajah ibu itu

" boleh nak. Terimakasih ya" ucapnya seraya mengelus rambutku.

saat aku menyeberang bersama ibu itu. Tiba-tiba sebuah motor dengan kecepatan tinggi melaju ke arah ku dan sontak membuat ku berteriak dan memeluk ibu itu. Ku pejamkan mataku menanti apa yang akan terjadi padaku saat ini. Tapi hening. Aku tidak mendengar suara motor itu lagi. Perlahanku buka mataku dan ternyata motor tersebut berhenti tepat di samping ku. Aku menghembuskan nafas lega.

Ku perhatikan orang yang mengendarai motor itu turun dan berkata

" bi, ayo naik" ucapnya kepada ibu itu.

Ku lihat penampilannya dari atas sampai bawah. sangat berantakan. Dia masih memakai helm sehingga aku tidak bisa melihat wajahnya. Aku pikir dia bukan orang baik. Bisa saja dia mau menculik ibu ini. Aku tidak akan membiarkan itu terjadi

"ibu ini sama gue, jadi gue yang bakal nganter sampe ke seberang  " ketusku.

dan  membawa ibu itu berjalan sampai ke seberang tanpa mempedulikan lelaki tadi.

"Terimaksih ya nak. Kamu sudah mau membantu ibu"
ucap ibu itu sambil tersenyum. Aku pun membalasanya

" sama-sama bu" ucapku tersenyum.

" ibu pulang naik apa? " tambahku.

Ibu itu mengatakan
" ibu naik angkot neng, itu angkotnya" ucapnya sambil menunjuk angkot yang berhenti di hadapan kami.

" ooh yaudah kalo gitu hati- hati ya bu " ucapku. Dan tiba-tiba ibu itu memelukku.

" terimakasih nak. Kamu memang gadis yang baik dan cantik" ucapnya. Aku membalasnya dengan tersenyum simpul

Kini aku kembali mencari taksi, dan akhirnya aku mendapatkannya. Aku langsung naik dan memberi tahu tujuanku. beberapa menit kemudian, aku sudah sampai di sekolah. Ku amati bangunan tingkat 3 yang cukup megah ini yang terdapat tulisan SMA Nusa Jaya. tapi tak sekalipun aku peduli dengan sekitarku. Ya itulah aku. Memiliki sifat cuek akut yang membuat ku seperti anti sosial. Ya mungkin. Tapi aku memiliki beberapa sahabat saat ku SMP dulu.

Dear,YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang