chapter 2

40 3 1
                                    

Hari ini adalah hari kedua masa MOS. kegiatan untuk siswa baru masih dengan meminta tanda tangan warga sekolah. Aku dan citra sedang menyusuri lantai 2 yang berarti disini adalah lingkungan kakak kelas. Citra terlihat menghampiri beberapa kaka kelas yang sedang berbincang satu sama lain. Aku pun mengikuti citra dan saat kami berhadapan dengan kakak kelas itu mereka pun langsung dan menatap kami secara bergantian. Kini aku berada di belakang citra. Aku sangat malas bersikap manis untuk sekedar meminta tanda tangan. Membuang waktu saja. Citra menunjukkan senyumnya kepada mereka. berbeda denganku yang hanya diam.

" mau ngapain adik manis? Minta tanda tangan Cium dulu kaki gue baru  boleh!" Ucap seorang perempuan yang merupakan salah satu dari mereka. Dia tertawa mengejek diiringi teman-temannya.

sungguh aku tak terima dengan sikap mereka yang sangat tak sopan meskipun kami hanya adik kelas tapi bukan berarti kami mau mengemis seperti ini. Aku pun maju selangkah hingga aku tepat berada di hadapan cewek sombong itu.

" maaf kak kalo kaka ga mau ngasih tanda tangan. Ngomong aja kak. Kita juga ga bakal ngemis tanda tangan kakak yang ga penting itu " ketusku sambil tersenyum sinis dan aku pun menarik citra untuk pergi dari sana.

Lihat saja wajahnya memerah manahan amarah nya. aku tak peduli sekalipun kami hanya adik kelas. Tapi kami juga punya hak buat dihargai. Saat tiba ditaman sekolah. Aku dan citra pun memilih duduk di bangku panjang dibawah pohon rindang dan angin sejuk sehingga membuatku nyaman. Aku pun memejamkan mata menikmati suasana tenang ini. Hingga aku mendengar citra berkata.

" al, sumpah ya. Gue ga nyangka lo bisa ngelawan tu kakak kelas sombong" ujarnya. Membuatku membuka mata.

Aku pun tersenyum kecut

" gue cuma ga suka dianggap rendah gitu cit. Kita tu sama-sama manusia jadi ngapain takut coba" ucapku enteng dan kembali memejamkan mata ku.

Aku menenangkan pikiranku sejenak dari kejadian-kejadian tadi. Baru hari pertama aku sudah di landa banyak masalah seperti ini. Perlahanku buka mataku saat merasakan tanganku di genggam erat oleh orang di sampingku. Dan itu adalah citra. Tapi kenapa citra seperti sedang panik. Ku perhatikan wajahnya dan dia mendekat ke arahku dan sedikit berbisik

" liat ke depan lo oneng. Cepetan" ucapnya seperti ketakutan.

Ku alihkan pandanganku ke depan dan betapa terkejutnya saat aku melihat seorang cowo dengan wajah tampan tapi dingin sambil melipat tangannya dan menatapku.

" siapa yang nyuruh lo duduk disini?" Ujarnya padaku.

Pertanyaan apa itu. Ini adalah bangku umum. Untuk apa dia bertanya seperti itu.

" apa urusannya sama lo? Ini tu bangku umum. Jadi siapa aja berhak duduk disini!! " Ucapku ketus.

Dia hanya memandangku dengan tatapan dingin nya.

" minggir" ucapnya. Tapi arah pandangnya bukan ke arah ku tapi pada orang di sebelahku. Citra. Tapi kenapa malah citra yang diusir ? Kenapa bukan aku.
Citra segeraberanjak dari bangku itu dwnfan kaku dan dia berbisik kepadaku

" kita cari aja tempat lain" katanya. dan mau tak mau aku pun ikut berdiri dan mengikuti langkah citra yang kini tengah melangkah di depan ku. Tetapi baru aku akan melangkah  tiba-tiba ada tangan yang menarik ku hingga langkahku terhenti sedang kan citra sudah jalan mendahuluiku tanpa mengetahui bahwa aku tak ada di belakangnya. Saat aku ingin berteriak untuk memanggil citra tiba-tiba  tangan orang itu membekab mulutku dan menarikku untuk duduk. Siapa lagi orang itu jika bukan cowo menyebalkan itu.dan  Dia  melepaskan bekapannya.

"temenin gue disini" ucapnya sambil menyandarkan kepalanya di bahuku. Sontak aku terkejut dengan perlakuannya itu tapi saat aku mulai protes

" bentar aja. Biarin kayak gini" ucapnya lembut. Bagaimana bisa sifatnya berubah-ubah seperti ini. Tadi dingin dan sekarang melembut. Sungguh aneh. Entah apa yang membuat ku menurut. Aku hanya heran dengan sikapnya ini.

Dear,YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang