8 ~ P'Nam & P'Jay

2.5K 189 15
                                    

Haiiii... I'm back 😁
Jujur banget yah... Aku lupa banget kalo tiap punya niat mau update
Seringkali keinget pas ada yang kasih komentar, tapi lupa terus mau update nya
Ini makasih banyak yah yang masih mau nungguin cerita ini
Love you so much all
Eung... Miss typo
And...
Happy reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


Kongpob menatap nanar sosok Arthit yang sedang duduk bersama teman-temannya dibangku taman fakultas engineering dari dalam kelas. Dua minggu berlalu dengan sangat cepat sejak Arthit keluar dari rumah sakit. Pria manis itu tidak banyak berubah, malah kondisi tubuhnya semakin mengkhawatirkan.

Pipi chubby nya sudah menirus, bibir pink nya sudah memucat, tubuh berisinya pun sudah tidak ada lagi. Tetap manis dan menggemaskan bagi Kongpob, hanya saja perubahan itu mempengaruhi jiwa sang pria tampan.

Hatinya sangat sakit tiap kali mengingat bagaimana P’Arthit nya dapat berubah. Dan Kongpob juga menepati janji yang dibuatnya dengan dirinya sendiri untuk selalu disamping Arthit apapun yang terjadi. Bahkan kini mereka tinggal di apartement yang sama. Agar lebih mudah untuk menjaga pria manis kesayangannya.

“Temuilah Kong. Sepertinya P’Arthit merindukanmu” Em yang duduk disampingnya berbisik pelan.

“Kurasa begitu. Tolong urus ijinku jika professor bertanya Em.”

“Euh... pergilah Kong.”

Dengan begitu, Kongpob berjalan kedepan, meminta ijin untuk ke toilet pada professor yang sedang mengajar dengan sangat sopan lalu setelah diberi ijin, dia segera berlari menghampiri pintu. Mengabaikan tingkah tidak sopannya barusan, Kongpob segera berlari kencang menuju kantin fakultas untuk membelikan kekasihnya minuman favorit pria itu. Sedang dikelas, semua hanya menggeleng tak percaya melihat tingkah Kongpob. Mereka fikir “Mungkin Kongpob kebelet’


Arthit yang sedang mengerjakan beberapa tugas dibantu teman-temannya seketika menoleh terkejut ketika merasa sesuatu yang  kenyal dan lembut menempel dipipinya.

“Kongpob?!!!”

Kongpob yang baru saja mencium pipi kekasihnya itu memamerkan senyum tampannya sebelum memberi wai pada para seniornya itu.

“Apa yang kau lakukan disini? Kenapa tidak kekelas? Bukankah kelasmu belum berakhir?”

“Karna ada yang mengganggu konsentrasiku dikelas. Dia sepertinya merindukanku. Oleh karna itu aku berlari kemari untuk menemuinya.”
Jawab Kongpob seraya mengedipkan sebelah matanya pada Arthit yang kini wajahnya memerah malu.

“Cih! Cheesy seperti biasanya.”

Kongpob lagi dan lagi hanya akan tersenyum jika Arthit sudah mengeluarkan ke-tsundere-an nya seperti itu. Diletakkannya kantong plastik yang sedari tadi ditentangnya ketengah meja.

“Apa ini Kong?” tanya Prem yang pertama kali sadar karna kantong plastik itu diletakkan tepat dihadapannya yang sedang mengutak atik kamera ditangannya.

“Au P’Prem, maafkan aku. Apa kau sedang memotret barusan?”

“Tidak, hanya saja kau mengejutkanku yang sedang serius.”

Bright yang duduk tepat dihadapan Prem langsung berusaha melongok kedalam kantong tadi dan seketika berseru senang melihat isinya.

“Ohooo Kongpob.... kau membawakan kami roti isi dan snack? Kenapa kau baik sekali sih? Aku jadi ingin mencium mu.”

MemoriesWhere stories live. Discover now