4

460 64 37
                                    

Tak sulit untuk menekan ikon bintang di pojok kiri 😊

.
.
.

Hujan dengan petir yang menyambar seakan menjadi gambaran hancurnya perasaan kedua insan yang dipaksa berpisah.

Sang lelaki yang berangkat dengan asa penuh kebahagiaan,  tergeletak tak berdaya berkawan aspal yang dingin berselimut kesepian juga keputusasaan. Harapannya lenyap terbawa angin, cintanya direnggut paksa menyisakan duka. Terpuruknya kisah cinta ditelan oleh ambisi dan kedengkian. Jika pada akhirnya romansa perjuangan cinta romeo dan juliet bertemu berakhir dengan kematian,  entah apa yang bisa mendeskripsikan kisah cinta mengenaskannya.

Sehun yang hilang kesadarannya tergeletak tak berdaya,  beruntung beberapa petani melewati ladang ilalang tempat tubuh ringkih Sehun dibuang. Sebagai anak dari dokter Oh yang selalu membantu orang-orang miskin tentu para petani itu sedikit terkejut menemukan anak pria penolong mereka babak belur dengan bersimbah darah,  jangan lupakan tiga peluru yang bersarang dialat gerak tubuhnya.

Tanpa ragu para petani yang terdiri dari tiga orang tersebut mengamankan tubuh serta segera mendatangi rumah dokter Oh untuk menyampaikan kabar.

______________

Matahari yang terlihat masuk menelisik dari sela jendela tak dihiraukannya.  Masih hangat diingatan bagaimana harapan dan cintanya telah dihancurkan tak bersisa. Matanya yang cantik seakan enggan untuk terbuka, tubuhnya menolak hidup karena dalam pikirnya sang cinta sudah mati meninggalkannya.
Rasa perih disekujur tubuhnya serta pening tak tertahankan dikepalanya lupa ia pikirkan. Jika harus memilih Jiyeon rasanya ingin melakukan protes pada tuhan yang telah sangat jahat masih memberikan kesempatan hidup.

Apalah arti hidup sang putri cantik tanpa appa yang melindungi serta kekasih yang menemani? 

Dalam sadarnya ia menangis terus merutuki takdirnya, merutuki hidup yang harus ia jalani setelah ini. Semua pikirannya berkelana pada keadaan ayah dan kekasihnya yang telah tiada.
Ia putus asa,  sampai pada saat Ia merasakan angin yang membelai rambutnya melewati celah jendela.

Perasaan Jiyi kembali teriris-iris beradu dengan segala isakan kepiluan, bagaimanapun Ia ingat jika angin merupakan element yang paling disukai oleh kekasihnya.
Angin yang menyapanya seakan menjadi kode rahasia menyutujui setiap pemikiran yang terlintas dibenaknya.

Dengan histeris Jiyi tertawa,  seakan segala beban kembali terangkat dalam hatinya, senyuman mengerikan dan mata yang sayu tanpa cahaya itu mulai meneliti ruangan tempatnya dirawat. Keputusannya sangat bulat untuk segera melaksanakan segala apa yang ada dipikirannya.

Dicabutnya infus dengan kasar, tertatih Ia mendekatkan dirinya pada jendela dikamar itu. Berancang-ancang Jiyi mengucapkan kata terakhirnya "aku sungguh mencintaimu dengan segenap hati dan jiwaku,  aku bahagia bersamamu Oh Sehun, seperti roman yang kita sukai mari bertemu di surga."

Menutup mata Jiyeon mulai menurunkan satu kakinya di jendela kamar berlantai 16 itu.  Ia hirup udara dalam dalam,  kilasan kebersamaannya dengan ayah dan sehun berjalan bak film. Tak terasa butir air mata jatuh membasahi pipi yang pasi.

1
2
3

Jiyeon meloncat langsung mengakhiri penderitaanya.

________________

Bau obat yang menyengat,  suasana yang mencekam,  cahaya yang temaram,  serta cat putih kusam merupakan gambaran jelas keadaan ruangan dimana sosok lelaki dengan luka fisik parah dan hati yang lara itu terbaring tanpa daya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 31, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

my destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang