✍ first love

20 4 3
                                    

"Whaaaaaaa hantuuuu" teriakan rere membuat seseorang yang memakai topi tersebut langsung menutup mulut rere dan mengunci tubuhnya menggunakan tangan kiri sehingga mereka terlihat seperti sedang berpelukan.

Rere memberontak melepaskan tangan itu dari mulut dan badannya namun selang beberapa detik rere mulai tidak berontak dan tangan itu pun terlepas dengan sendirinya

"Lo mau maling di rumah temen gue kan? Gue teriak nih-"

"Eh bukan bukan, gue bukan maling" pria itu membuka topi sedari tadi menutupi sebagian wajahnya "gue temennya Dea"

Rere terkejut melihat laki-laki yang kini berada di depannya ini, laki-laki yang tadi membuatnya kesal karena dia menyalip mobilnya dengan kecepatan tinggi.

"WHAT, NGAPAIN LO KESINI HAH? NGIKUTIN GUE?" Teriakan rere membuat Dea dan Rara terkejut dan memeriksa siapa tamu yang ribut dengan rere

"Pede amat lo, gue mau ketemu dea kali bukan ketemu lo. lagian ngapain lo di rumah dea" ujar laki-laki tersebut kepada rere

"Suka suka gue lah mau di rumah dea kek mau enggak kek, gue kan sahabatny-"

"Ribut-ribut apaan sih re?" Tanya dea
"Ini nih ada maling yang ngakunya temen lo de"

"Panca. mau ngapain?" Dea melihat wajah panca yang tengah menunduk

Panca menatap dea kemudian kedua temannya

Rara yang sangat peka dengan tatapan panca langsung menarik adiknya masuk

"Ehh ehh apaan sih Ra, masalah gue belum kelar sama dia. Dia yang tadi nyalip mobil lo Ra"

"Lo ikut gue masuk atau gue aduin papa tentang mobil Lo yang rusak" ancam Rara

"Iya iya elaah Lo mah" jawab rere
Sebelum benar-benar masuk ke dalam rumah, rere memberi tatapan yang mengisyaratkan bahwa perang akan segera di mulai. Jarinya mulai terangkat dan menunjuk kearah panca "awas ya Lo urusan kita belum kelar"

"Sorry pan dia emang gitu" Dea membuka suaranya

"Gak apa-apa de"

"Lo mau ngomong apa? Duduk aja yu" ucap Dea yang berjalan kearah kursi di depan rumah

"Dea" panca menghembuskan nafas kasar
"Maksud kedatangan gue kesini gue mau minta maaf atas perkataan gue yang tadi, gue bener-bener ngerasa bersalah banget sama Lo de pake acara ngomongin tentang masa lalu lo" panca menjelaskan dengan serius namun dea rasa ada sesuatu hal yang sangat ingin panca sampaikan lagi pada dea tapi panca terlihat ragu

"Gue udah gak masalahin yang tadi kok"
"Masih ada yang mau di omongin gak panca?" Tanya dea

"Emm de..eeh sebenernya, aduh gimana ya?.." ucap panca kebingungan

"Apaan sih? Lo pengen pipis?"
Panca langsung menggeleng namun dia terlihat Resah

"Atau lo pengen boker?" Lanjut dea

"Bukan de bukan" jawab panca

"Terus apaan dong? Ada yang penting lagi emang? Tapi keliatannya sih Lo lagi nahan sesuatu. Aah pasti lo nahan kentut ya? Kentut aja lagi, gpp gue mah. Lo keliatan gelisah gitu pancaa, muka lo juga keliatan pucet kaya nahan boker gitu. Atau jangan-jangan lo takut sama gue ya? Emang muka gue nyeremin gitu ya sampe-sampe lo takut?" Ujar dea panjang lebar sembari meraba-raba wajahnya

Panca menggeleng-gelengkan kepala, ternyata apa yang ia pikirkan dulu dengan teman-temannya salah. Dea bukan cewe yang buruk malah sebaliknya kalau dea itu sangat cerewet dan easy going "enggak de lo kagak nyeremin. kalo gitu gue pamit ya udah malem" panca beranjak dari kursi

"Ya udah sana, hati-hati panca"
Panca hanya mengacungkan jempol kanannya.
Dea memasuki kembali ke rumah untuk bergabung kembali bersama sahabatnya itu

✏✏✏

22.45

*Kamar Dea*

"Rara" panggil dea

"Iya kenapa de?"

"Si kutu udah tidur?" Tanya dea pada rara, dan pasti kalian sudah tau siapa yang dea panggil kutu. Yupp itu rere
"Udah nge bangke kali de" jawab rara sambil memindahkan saluran televisi

"Rara gue curhat ya, tapi seperti biasanya si kutu gak boleh tau"

"Iya radeaa tenang aja"

Dea menghela nafas berat dan menundukan kepalanya
"Ini tentang mantan gue dulu ra"

Rara langsung mengalihkan pandangan yang semulanya tertuju ke tv sekarang sudah fokus pada dea
"Mantan lo? Oke karena gue murid baru waktu itu jadi gue gak tau apa apa dan sekarang lo harus cerita dari awal sampai beres ya" ucap nya sambil menatap dea lembut

"Gue percaya sama lo ra, banget malahan makannya gue cerita selain ke kakak gue ya ke lo"
Dea menjeda perkataanya

"Gue kenal dia itu dari Smp ra, dulu sebelum gue jadian sama dia gue sering ngehayal kalo gue itu bakal jadi pacarnya dia. Tapi rasanya mustahil soalnya dia itu famous banget di sekolah, siapa sih yang gak kenal sama dia? Hampir satu sekolah kenal sama dia mulai dari deretan guru-guru, murid sampe karyawan sekolah tau dia sedangkan gue, gue cuma cewe biasa yang kerjaannya ngehayal. Setiap hari gue selalu perhatiin dia. Singkat cerita waktu itu kita udah kelas 9 dan hari itu hari terakhir kita ujian nasional . Gue kaget ternyata dia tiba-tiba nyari gue ke kelas ra, dia ngajak gue ke taman belakang sekolah. Di tau nama gue, dia tau gue selalu perhatiin dia setiap hari, dia nanya gue mau lanjutin sekolah kemana? Gue bilang mau ke SMA ANGKASA, dia cuma nganggukin kepalanya terus bilang sampai ketemu di SMA ya. Habis kejadian di taman perasaan gue seneng banget ra."
Mimik wajah dea mulai sedikit berubah
"Sampai hari itu hari pertama di SMA. Ternyata dia juga sekolah di sini. Beberapa hari kemudian dia ngirim pesan WhatsApp ngajak ketemuan sepulang sekolah dan ternyata dia nembak gue, gue seneng banget karena dia first love nya gue. Gue sering telfon kakak gue dan nyeritain semua hal tentang dia ke kakak gue. Tapi ra 1 minggu kemudian hubungan kita mulai gak baik, gue ngerasa ada yang aneh sama dia. Gue selalu selidikin dia setiap pulang sekolah dan suatu hari gue tau semua kebusukan dia"
Air mata dea mulai mengalir
"*hikss* Gue ngikutin dia yang lagi berduaan sama seorang cewe gue ngikutin mereka sampai berhenti di gudang sekolah ra. lo tau apa yang gue lihat dan gue denger? Dia bilang dia cuma pura-pura suka sama gue*hikss* dia nembak gue karena taruhan sama temennya ra dan selanjutnya apa? Dia ciuman di depan mata kepala gue sendiri ra. Di situ gue bener-bener ngerasa jatuh banget ra, gue langsung labrak mereka dan..*hikss hikss* dann" ucapan dea terbata karena tangisannya

"Udah de udah jangan di lanjutin lagi" ucap rara sembari memeluk sahabatnya itu





Hai haii gimana nih masih garing ya? Nikmatin aja dulu:)
Jangan lupa vomen nya di tunggu yaa

See you babayy😘😘

Libra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang