Rindu

55 8 3
                                    

"Rindu". Hanya satu kata yang bisa mewakili semua perasaanku. Semakin aku berusaha melupakannya, semakin aku rindu padanya. Kepada pencuri hati yang ku sebut "Dedek Manis". Alay??. Iya, remaja umumnya begitu kalau sedang menyukai seseorang.
     Ntah kenapa sejak pertama kali aku melihatnya, ada rasa bergejolak di hati. Rasa yang masih ada sampai sekarang. Inikah yang namanya cinta "monyet" ?. Mungkin. Aku tak yakin apakah ini cinta atau bukan. Yang pasti, sampai sekarang aku masih suka padanya. Aku menyukai dia karena senyumnya begitu manis.
Aku pernah membaca sebuah buku tentang kekuatan senyum. Menurut para ahli, "Sesuatu yang berasal dari hati akan sampai ke hati". Daaan aku sangat yakin, senyum yang pernah dia berikan kepadaku saat pertama kali kami bertemu, adalah senyum kejujuran yang berasal dari hati.
Kami pertama kali bertemu di perpustakaan. Sejak saat itu, aku semakin rajin ke perpustakaan agar bisa bertemu dengannya. Kami saling mengenal satu sama lain hingga berlanjut dengan chatting.
Jika kami bertemu, dia selalu senyum kepadaku . Aku membalas senyumnya malu". Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Aneh memang aneh, dia marah kepadaku berbulan-bulan.
     
        Kami memang tidak pernah pacaran, tapi kami sering bertengkar. Mungkin karena dia lebih muda dariku, dan aku sangat suka mengatakan dia anak kecil. Laki-laki mungkin tidak suka disebut anak kecil, tapi bagaimana pun juga menurutku dia masih kecil. Meskipun usia kami hanya berbeda satu tahun. Jelas saja aku merasa lebih dewasa, karena aku sudah kelas 8, sementara dia kelas 7. Walaupun sebenarnya kami sama seperti anak kecil.

     Sudah berulang kali aku meminta maaf, tapi dia tak pernah menggubrisnya. Semakin dia mengacuhkan aku, semakin aku terus mengatakan dia sebagai anak kecil.

     Alhamdulillah karena bantuan temannya, yang juga temankau. Akhir nya dia mau memaafkan aku. Hubungan pertemanan kami semaik baik, atau bisa dikatakan "TTM". Atau mungkin "HTS". Namun itu semua tidak bertahan lama. Lagi-lagi aku melakukan kesalahan yang sama, aku mengatakan dia sudah mati. Ya, "MATI" !. Dia sangat marah kepadaku, aku berusaha meminta maaf kepadanya. Namun dia tetap marah, dengan bantuna abangku, akhirnya kami berbaikan. Tetapi hubungan kami tak semanis seperti sebelumnya. Mungkin karena sekarang aku beriskap lebih cuek. Karena aku sadar saat itu bulana ramadhan. Dan aku tidak mau tabungan dosaku semakain banyak, karena "zina". Ya zina dalam artian luas, seperti contohnya zina telinga. Karena dia hampir setiap hari menelponku.

        Tidak lama setelah itu, hubungan kami kembali renggang. Ntah apa penyebababnya?. Yang pasti bukan karena orang ketiga, karena memang kami tidak pernah pacaran. Mungki karena dia kecewa dengan sikapku. Sedalam itu kah rasa kecewanya?. Aku salah mungkin aku salah. Tapi aku juga tidak ingin mengumpulkan lebih banyak lagi catatan dosa "zina".

         Ntah kapan terakhir kali aku melihat senyumnya. Bahkan aku lupa semanis apa senyumnya. Aku juga lupa kapan terakhir kali dia bicara padaku. Aku masih mencoba menjalin silaturahmi dengannya. Tapi tak pernah berhasil, dia selalu tak peduli. Begitu dalam kah kecewanya padaku?.

        Sekarang aku Hanya ingin meminta maaf kepadanaya, dan melupakan semua nya tentang aku dan dia. Aku harus bisa melupakan nya.
 
        Seandainya jika kami berjodoh, semoga suatu saat nanti allah mempertemukan kami melalui jalan yang di ridhoi allah. Tetapi jika tidak, semoga allah menjodohkan kami😉. Aku akan menyebut namanya dalan do'aku, agar bisa kutitipkan rinduku untuk dia kepada allah.

       Ingin sekali aku berkata padanya kalau aku merindukannya. Tidak, aku tak bisa melakukan itu. Biarlah hanya allah yang menyampaikan rindu ini.

   Allhamdulilah   selesai juga ceritanya. Kritik dan sarannya sangat di harapkan loh ya.   Tunggu next story nya ya. 
    

Diary TeenegersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang