👑ALARDO👑
Seorang remaja laki-laki berumur lima belas tahun, tengah mengorek-ngorek sesuatu di tanah dengan tangan kecil nya.
Ia terus menggerutu ketika benda yang ia cari tak ada. Sudah berjam-jam ia mencari, namun hasilnya nihil.
Benda itu adalah peninggalan dari neneknya, sebuah gelang berwarna hitam dengan tulisan 'Butterfly'. Dan dengan mudahnya temannya yang jahil mengumpati benda itu ke dalam tanah.
Ketika ia meminta temannya untuk membantu mencari gelang itu, mereka malah meninggalkan remaja itu dan tak memperdulikannya.
Ia tak kuat, air matanya terus-menerus keluar. Isakan tangisnya semakin kencang. Memohon dan berdoa di dalam hatinya.
"Gitu aja nangis, udah besar juga."
Remaja laki-laki itu mendongak, menatap laki-laki sebaya dengannya itu. Laki-laki itu jongkok, mensejajarkan tubuh mereka.
"Biar aku bantu. Oh ya, namaku Alardo. Siapa namamu?"
"Ghais.."
"Ok, Ghais. Jadi, benda apa yang akan kita cari?"
"Gelang... Hiks"
Semenjak kejadian itu, mereka menjadi semakin dekat. Sampai... Suatu kenyataan bahwa salah satu dari mereka memiliki perasaan yang tak seharusnya.
"Aku menyukaimu, Ardo." Ucap Ghais, ia memberikan setangkai mawar putih dengan sebuah kartu berbentuk love yang menempel pada tangkainya.
Alardo menatap Ghais dengan senyum remeh. "Lu suka sama gue, tapi gue gak tuh. Gue masih normal, pikir dong! Punya otak 'kan lu?!."
Untuk pertama kalinya, Ghais mendengar kata-kata kasar yang belum pernah Alardo ucapkan. Mata Ghais memerah dan berkaca-kaca.
"Minggir!"
Ghais tak bergeming, ia masih tersenyum dengan tangan meremas tangkai bunga yang dipegangnya.
"Kenapa? Kenapa gak suka?"
Alardo berdecih, ia menatap Ghais dengan pandangan seolah-olah kotoran yang harus dienyahkan.
"Lu tuli?! Gue itu masih normal, idiot!."
Sesak. Itulah yang Ghais rasakan, ia tak menyangka orang yang dicintainya akan melakukan hal seperti itu.
Bruk...
Alardo mendorong tubuh Ghais hingga kepala Ghais terbentur dinding yang berpaku.
Kulit pelipis Ghais robek akibat tergores oleh paku. Ghais tak sadarkan diri. Tapi, sebelum ia menutup matanya, ia melihat Alardo yang menjauh.
👑ALARDO👑
Bukan... Ku tanpa alasan...
Berulang... ingin bertemu...
Aku punya perasaan...
Nampaknya kau tak mengerti...Tahu kah dirimu...?
Tahu kah hatimu...?
Berulang ku ketuk, aku mencintaimu...
Tapi dirimu...
Tak pernah sadari, aku...
Yang Jatuh Cinta...Aku tengah membaca sebuah novel dengan ditemani musik dan secangkir coklat panas di kamar. Rintik-rintik hujan yang menempel pada jendela kaca, tak mengalihkan pandanganku untuknya.
Fokus pada buku, walaupun terkadang mengikuti alunan musik. Lagu itu... Menyesakkan.
Aku slalu menemani, saat kau rapuh dan jatuh...
Namun saat kau bahagia...
Nampaknya ku terlupakan...Pandangan ku kini teralih pada radio. Ku tutup buku ku, lalu berjalan mendekat ke radio.
Tahu kah dirimu...?
Tahu kah hatimu...?
Berulang ku ketuk, aku mencintaimu...
Tapi dirimu, tak pernah sadari aku yang jatuh cinta...Aku mendudukkan diriku di sofa, menatap radio di samping ku. Kutaruh dagu ku di meja, dengan tangan sebagai tumpunya.
Harus kah ku beri kesempatan...?
Ingin aku jadi kekasih yang baik...
Berikan aku, kesempatan...."Kenapa ia tidak bisa?." Aku tersenyum miris membayangkannya.
Tahu kah dirimu...?
Tahu kah hatimu...?
Berulang ku ketuk, aku mencintaimu...
Tapi dirimu, tak pernah sadari, aku...Sungguh Jatuh cinta...
"Apa aku harus nyerah aja?"
"Enak aja, baru dua tahun. Masa udah nyerah, sih. Payah, ah."
"Ok, aku gak akan menyerah!"
Jam menunjukkan pukul sepuluh malam, segera ku matikan radio dan lampu. Menidurkan tubuhku di kasur.
Entah kenapa, setelah lagu itu diputar, aku jadi sedikit ragu. Mendua hati, itulah yang kurasakan sekarang. Aku takut kalau Alardo tidak membalas perasaanku seperti dua tahun yang lalu.
Menatap langit-langit kamar dengan pikiran berputar kemana-mana. Masa aku nyerah, sih? Helloo!!! Please, deh. Aku bukan kayak anak zaman sekarang yang mudah menyerah dan berpaling ke lain hati.
Emang, sih dua tahun itu bukan hal yang sebentar. But ... Akhh.. Kepalaku tambah sakit dan pening.
Kupejamkan kedua mataku, mencoba menghilangkan rasa sakit. Tanpa tersadar, aku terlelap. Hari ini hari yang melelahkan.
👑ALARDO👑
Teng ... Teng ... Teng ...
Lonceng yang berada di menara gereja berbunyi. Ya, pagi ini kumulai dengan beribadah di Gereja. Setelah selesainya, aku keluar dan pergi ke sebuah toko mainan.
Seharusnya aku hari ini mengikuti acara dari sekolah, tetapi aku tak datang dengan alasan sakit.
Berputar mengelilingi toko mainan, melihat-lihat benda-benda lucu yang di khususkan untuk anak-anak. Sampai pandanganku tertuju pada sepasang gantungan kunci berbentuk merpati putih.
Merpati putih...
Sepintas teringat di otak ku, tentang masa remajaku dengan Alardo. Waktu itu aku dan dia bermain burung merpati bersama. Ia yang bagian melepasnya, dan aku yang bagian menunggu.
Dan Alardo remaja yang berlari-larian ketika melihat seekor burung nyasar. Apalagi kalau bukan ia tangkap untuk dipelihara.
Tapi itu hanyalah kenangan...
"Ada yang bisa saya bantu?" Suara seorang lelaki separuh baya membuatku tersentak dan menengok kepadanya.
"Aku ... Mau ini paman," kataku dengan tangan menunjuk ke arah benda putih itu.
"Baiklah, kau bisa membayarnya di sana."
Aku mengangguk, tak lama lelaki itu pergi. Kurasa, aku akan memberikan gantungan itu untuk Alardo.
👑ALARDO👑
TBC
HUAAA, JANGAN BULI GUE. OTAK BUNTU HIKS, MANA GUE KEINGET MULU AMA UKE NYA ZAKY HIKD:(
YOKS, DOI LAGI SAKIT:(
AKHHHH
Jum'at, 30 November 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Alardo [BXB]
RomanceDia adalah Alardo-ku, pangeran-ku. Aku begitu menyukainya, bahkan memuja dan menyembahnya. Dia seperti pangeran di mataku, gagah, hebat, dan tampan. Dia selalu bercahaya layaknya bintang di malam hari. Sama seperti namanya, Alardo Gamma Agnimaya. T...