Naruto melaju cepat sambil berdoa agar tidak terjadi apa-apa pada Sakura. Sesampainya di tempat, Naruto bergegas memasuki gedung tua tempat dirinya bernegosiasi dulu dengan Gaara. Dia benar-benar ditutupi oleh dendam pada Sasuke sehingga melupakan siapa jati diri Gaara sebenarnya.
Naruto menghentikan mobilnya di sembarang tempat, dengan cepat, laki-laki yang masih memakai jas hitam ini berlari ke bawah tanah, tempat Gaara tinggal. Begitu Naruto mendobrak ruangan Gaara... kosong. Naruto menggertakan giginya, dia membuka ponsel sambil berlari ke atas dan menghubungi Shikamaru.
"Halo?"
"Shikamaru, dimana kau?"
"Dalam perjalanan, dengar---"
"Sakura dalam bahaya, begitu juga dengan Sasuke." Naruto memotong ucapan Shikamaru.
"Apa kau bilang?!"
"Dengar, dengar baik-baik, ini menyangkut nyawa mereka, kau ikuti alamat yang akan kukirim padamu. Intinya, aku membuat suatu kesalahan fatal, aku meminta Gaara salah satu peretas gelap untuk membawa pergi Sakura, tapi aku lupa kalau Gaara itu sinting, dan semua kacau, kau harus segera sampai sana, karena aku sudah memeriksa kediaman Gaara, dia sudah membawa pergi barang-barangnya, Shikamaru... jika terhadi sesuatu pada Sakura, kau harus membunuhku, kau harus berjanji."
"..."
"Shika---"
"Tanpa kau minta, aku pasti akan membunuhmu."
Dan Shikamaru memutuskan koneksi mereka. Temari menatap Shikamaru dengan tatapan tegang karena saat ini laki-laki di sampingnya itu terlihat sangat dingin. Shikamaru membuka suatu situs yang memang hanya diktehaui oleh para peretas, ketika dia mengingat apa kata Temari tadi, kode yang dia periksa tadi adalah kode yang hanya diketahui oleh keluarganya.
"Temari... apa kau kenal dengan Gaara?" tanya Shikamaru tanpa menoleh pada wanita itu.
Sambil menyetir, Temari mengangguk, "Gaara adalah anak bermasalah di keluargaku, dia mengasingkan diri sekitar tujuh tahun yang lalu bersama sahabatnya, mereka sama-sama sinting, sahabatnya itu kudengar hobi membuat boneka manusia, mereka susah sekali tertangkap."
Kedua mata Shikamaru terbelalak, "Boneka manusia? Siapa namanya?"
Temari mengernyitkan dahinya, mencoba mengingat, "Temari! Siapa nama sahabatnya itu?!"
.
.
Gaara menyeringai dengan darah yang muncrat ke wajahnya, Sasuke hanya bisa terdiam merasakan sakit yang ia rasakan, sedangkan Sakura mungkin saat ini lebih memilih untuk pingsan atau mati, namun sayang takdir membuatnya sadar untuk menyaksikan kakaknya dihajar habis-habisan.
"HAHAHAHA." Gaara mengangkat wajah Sasuke memakai balok, "kalian tahu? Ini adalah hukuman untuk kalian karena menjalin cinta terlarang." dengan kasar, Gaara mendorong kepala Sasuke, "coba kalian pikir, mencintai adik sendiri? betapa menjijikannya hal itu, dan sang adik? Tidak ada ketegasan sama sekali, payah sekali."
Gaara mendekati Sakura dan menjambak rambutnya, "Kau ini wanita bodoh, kau hanya cantik, dan tubuhmu sangat menggiurkan, wajar laki-laki mengejarmu."
Dihina seperti tidak berpengaruh apa-apa untuk Sakura, justru Sasuke yang menggeram.
"Lepaskan dia!!"
Gaara melirik sinis, "Hei, nii-san... kau merasa tidak bahwa Tuhan mengutusku untuk menghukum kalian."
Gaara melepaskan jambakannya pada Sakura dan kembali menuju Sasuke, "Tuhan menyuruhku untuk menghukum kalian yang sudah berbuat kotor," ucap Gaara sambil mendekati wajah Sasuke, "dan aku harus melaksanakan perintahnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
SIN -God, please forgive us-
FanfictionKetika sekian lama mereka berpisah, kini Sakura sudah melupakan kesalahan fatalnya di masa lalu dan berbahagia sebagai tunangan dari Uzumaki Naruto. Namun, apakah kedua kakak yang sangat terobsesi padanya itu akan membiarkan Sakura bahagia sendirian...