Aku Ingin Mati Saja - aurellamar

66 8 4
                                    

Gadis itu memandang kertas di genggamannya dengan amarah. Nilai tujuh bertebaran disana sebanyak bintang di langit malam. Dirinya tidak terima, terlebih ketika mengingat usahanya untuk belajar sepanjang malam sembari menahan diri untuk tidak melempar setiap benda dalam jangkauannya.

Tiba-tiba ponsel dalam saku rok abu-abunya bergetar, terdapat satu pesan belum terbaca di sana. Tanpa perlu membukanya, gadis itu segera memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku setelah melihat pesan yang ada lewat notification bar. Dia sudah terbiasa ditolak. Keberadaannya tak pernah diterima.

Kamu ikut dengan mamamu. -Papa

Perempuan itu menghela napas lelah sebelum memutuskan untuk mengabaikan segalanya. Langkahnya mantap walau sebenarnya ia tak punya tujuan pasti. Ponselnya lagi-lagi bergetar yang membuatnya sempat berpikir untuk melemparnya saja ke jalanan. Satu pesan masuk membuatnya tergelitik untuk segera membukanya begitu dia melihat siapa nama pengirimnya.

Kamu dimana? Maaf aku nggak bisa jemput. -MyBae

Tangannya baru saja hendak mengetikkan balasan sebelum matanya menangkap pemandangan yang mampu membuatnya membeku di tempat. Laki-laki yang baru saja mengirim pesan padanya sedang berada di dalam sebuah kedai ice cream sepi sambil berciuman dengan seorang perempuan di sudut ruangan. Melalui kaca transparan yang dipasang pemilik kedai, gadis itu menelusuri lekuk wajah seseorang yang sudah dikenalnya sejak dia masih bocah yang gemar menangis sambil membawa boneka merah jambu, sahabatnya. Sahabat baiknya sedang berciuman dengan pacarnya.

Gadis itu hanya mampu tertawa miris, hingga getar ponselnya lagi-lagi mengganggu. Panggilan dari rumah sakit, yang menyatakan bahwa ibunya baru saja meninggal setelah kecelakaan yang dialaminya.

Satu hal yang diinginkan gadis itu sekarang, dia hanya ingin mati.


Aku Ingin Mati Saja - END

CHAOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang