Layaknya lampu jalan, meski memberikanmu kenyamanan tetap saja kau hiraukan.
Meredup untuk hidup, karena yang tersisa adalah sia. Asa perlahan usak, otak tak mau bergerak.
Terhenti disuatu titik, terdapat bisik yang sering mengusik.
"Samar... Samar... Samar... "
iyaa, bersamamu samar. Atau mungkin bersamamu tak mungkin!?
Payahh.
Kau dengan ego hasilkan rindu, aku dengan bego menjadikannya candu. Semesta suka melucu.
Menjadi pencandu akan rindumu, hehe.. lucunya yang dirindu membuat sendu. Kecanduan kemudian kesenduan.
Karena pada dasarnya terdapat perbedaan antara gula dengan manis, laut dengan ombak, dan terikat dengan dekat.
Iyaa, Aku lupa, kita hanya dekat bukan terikat. Meski rasaku cukup hebat kau tidak terpikat, hahaa laknat.
Sempat berambisi. Meredup untuk hidup, karena yang tersisa adalah sia.
sa m a r, s a m a r.
KAMU SEDANG MEMBACA
LENGKARA
PoetrySebuah ke-Lengkara-an yang terus diperjuangkan. . Rasa yang semakin akut, menciptakan asa yang tak kenal takut. Aku mencintaimu? Iyaa. . Dan ketika malam, membayangkanmu merupakan sebuah kepahitan. Meski aku tahu, mengingatku engkau enggan. ...