"Aku tidak mau!" Gadis itu berteriak hingga menggema di seluruh penjuru rumah. Saat ini dia tengah duduk dengan pria paruh baya yang dipanggilnya sebagai Ayah. Gadis berambut hitam panjang ini sejak tadi menahan amarah yang telah berkumpul di atas kepalanya, yang siap meledak kapan saja saat telah mencapai batasnya. Bisa dilihat dari sorot matanya yang menyiratkan kekecewaan sangat mendalam.Adalah Lita seorang gadis cantik dengan segala kesempurnaan yang dianugerahkan oleh sang pencipta kepadanya, kecuali dengan nasibnya. Lita yang malang harus menanggung segala keperihan hidup semenjak ayah kandungnya pergi entah kemana. Hanya Ibu-nyalah satu-satunya alasan bagi Lita untuk tetap bertahan hidup di dalam suatu hubungan yang dinamakan keluarga namum bagaikan air dan minyak, berdampingan tapi yang tak pernah bisa bersatu.
Sebenarnya ada satu orang lagi yang sangat Lita sayangi setelah ibunya, dia adalah Lion kaka kandung Lita.
Tepat Satu tahun lalu, Lion telah berhasil meraih gelar S3 dan lulus dengan nilai tertinggi di kampusnya. Lion sangat beruntung karena tak butuh waktu lama-- dia langsung mendapat sebuah pekerjaan dengan koneksi dari tempatnya mengenyam pendidikan.Lion adalah satu-satunya orang yang Lita percaya dan selalu memberinya semangat di saat dia terpuruk seperti sekarang, tapi sayangnya sekarang Lion tengah berada jauh darinya. Tuntutan pekerjaan-lah yang mengharuskannya mengikuti kontrak yang mau tak mau harus dipenuhi, hingga rela meninggalkan Lita sendiri dan pergi ke luar negeri untuk kebahagiaan keluarga mereka. Lion memang orang yang sangat baik, dia sangat bertanggung jawab pada ibu dan adiknya.
Terlepas dari semua itu, mungkin inilah hari dimana puncak kesabaran yang Lita miliki telah sampai pada batasnya. Sudah cukup hidupnya terus di motori oleh kedua orang tuanya, terutama oleh sang ayah. Apa yang selalu menjadi keinginan ayah dan ibunya selalu Lita penuhi, meski berdampak buruk pada dirinya sendiri. Dan Entah sejak kapan ibunya berubah dan seakan tak peduli lagi padanya.
"Kau berani menentang ayah, Lita?" Suara berat itu meninggi, sama tingginya dengan tubuhnya yang menjulang kini berdiri di hadapan Lita dengan angkuh. Lihat? Selama ini bagaimana Lita bisa melawan, tubuhnya saja dua kali lipat lebih kecil dari sang ayah, sangat kurus dan lemah.
"Aku tidak menentang Ayah, hanya saja kali ini kemauan Ayah benar-benar tak masuk akal!" Lita berusaha membela diri, ya-- itu Lita lakukan demi melindungi dirinya sendiri. Karena sang ibu hanya diam tertunduk di samping suami barunya ketika anaknya tengah membutuhkan pembelaan darinya. Sangat miris, mengingat Ibunya adalah seorang pendidik alias guru tapi tak dapat berbuat apapun saat anaknya disudutkan.
"Pokonya aku tidak mau menuruti kemauan ayah. Titik!"
PLAK.
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi putih Lita, tak pernah Lita bayangkan selama ini dia akan mendapat perlakuan buruk dan sekasar ini dari orang telah di hormatinya selama ini.
Lita memegang pipi kanannya yang terasa panas, hancur sudah. Hidup dan hatinya telah hancur. Tak ada kata selain sakit yang pantas untuk menggambarkan bagaimana perasaan Lita saat ini.
'Ibu kenapa kau hanya diam saja melihatku di perlakukan tidak adil di dalam rumahmu, apa kau lebih mencintai suamimu dari pada darah dagingmu sendiri'. Batin Lita menjerit menahan gejolak amarah.
"Aku membencimu ayah!" Lita sadar sepenuhnya dengan apa yang dia ucapkan. Dan itu tulus dari dasar hatinya.
"Anak kurang ajar!" Sekali lagi tangan ayahnya terangkat ke udara. Pasrah--- Lita memejamkan erat matanya, hanya itulah yang dia lakukan sekarang, jika dirinya akan berakhir di sebuah rumah sakit atau bila perlu di pemakaman setelah acara kekerasan ini, Lita akan dengan senang hati menerimanya. Dengan begitu beban yang selama ini di tanggungnya akan terlepas dari benaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALWAYS BE WITH YOU
Teen FictionKehidupan gadis malang ini akan berubah sepenuhnya saat dia menginjakkan kakinya di atas tanah yang belum pernah ia pijak sebelumnya. Dan bertemu dengan pangeran impiannya.