PROLOG

8.1K 115 3
                                    

  Pagi yang cerah menyelimuti indahnya kota Jakarta, cahaya mentari yang masuk lewat sisi-sisi jendela membuat seorang gadis remaja terbangun dari tidurnya.

   "Ananta bangun nak, udah pagi loh?" teriak seorang wanita yang sedari tadi membangunkan anaknya.

   "Iya ma" balasnya dengan suara khas orang baru bangun tidur

  "Yaudah kalau udah bangun cepat mandi sana!" perinta wanita itu ketika telah mendapat balasan dari anaknya.

  Dengan langkah yang cukup berat Ananta berjalan menuju kamar mandi,  selang beberapa menit Ananta telah siap dengan seragam putih abu-abu yang sangat melekat dengan dirinya. Karena sibuk merapikan penampilannya Ananta melirik jam tangannya ternyata ia akan terlambat jika ia tak berangkat sekarang juga. Ananta langsung mengambil tasnya dan pergi menuju sekolahnya.

  Disekolah Ananta cukup takut dengan keadaan barunya karena tak ada seorangpun yang ia kenal, karena Ananta telah tau dimana letak kelasnya Ananta langsung mengambil bangku disebelah temannya yang bernama Fikri.

  Sebelum upacara dimulai Ananta mendapatkan desakan dari cacing-cacing diperutnya, karena tak bisa menahan Ananta langsung menuju kanting untuk membeli kue yang akan mengganjal laparnya.

  "Buk kuenya satu berapa?" pesan Ananta kepada penjaga kantin.

  "Lima ribu aja dek" sahut penajaga tersebut sambil mengangkat tangannya menunjukan angka lima.

  "Ini buk uangnya" balas Ananta sambil memberikan uang lima ribu kepadaa penjaga kantin.

  "Makasih dek"kata penjaga kantin sambil tersenyum kepada Ananta

  Ananta membalas ucapan terimakasi dari penjaga kantin tersebut dengan senyuman kecil dan anggukan.

  Mendapatkan kue yang mengganjal laparnya Anantapun berjalan menuju kelas diperjalanan Ananta tak sengaja menyenggol salah satu anggota osis.

  " Eh, maaf ya bang"Ananta meminta maaf kepada osis tersebut sambil menyatukan kedua tangannya.

  Mendengar ucapan dari Ananta anggota osis itu tak memberi respon apapun kecuali menatap dalam-dalam mata Ananta, karena tak enak dengan tingkah seniornya itu Ananta langsung memulai pembicaraan.

  "Bang saya mau ambil topi dikelas dulu ya bang" ucap Ananta untuk menghilangkan perasaan tak enak yang timbul karena seniornya tersebut.

  "Abang temanin ya" balas osis tersebut kepada Ananta secara mendadak.

  Anantapun melangkah menuju kelasnya untu mengambil topi.

  "Cepat dek upacarnya mau dimulai" desak osis tersebut kepada Ananta

  "Iya bang" jawab Ananta.

  "Nama lo siapa?" tanya seniornya kepada Ananta tanpa ragu-ragu

  "Nama saya Ananta Yuna Putri bang" balas Ananta kepada seniornya.

  "Ooh Ananta, oke Ananta kenalin abang Kevin Pratama panggil aja abang Kevin" kenal Kevin kepada Ananta tanpa Ananta minta.

  "Ooh iya bang" balas Ananta dengan anggukan.

  "Ananta nanti abang yang bakal memandu dikelas lo" jelas Kevin kepada Ananta, yang sebenarnya Kevin tak tau dimana letak kelas Ananta.

  "Yaudah lah bang" Ucap Ananta untuk menutup pembicaraan.

  Selesai dengan pembicaraan dengan Kevin Ananta langsung menuju kebarisan dan mengikuti upacara dengan tertib hingga selesai walaupun sebenarnya setelah berbicara dengan Kevin perasaan yang aneh muncul dihati Ananta.

 
 

MY POSESIF KETOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang