06

3K 400 74
                                    

"Ananda Joshua Hong bin Abdullah Hong saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Aruna Surya Rusdiantoro binti Surya Rusdiantoro dengan mas kawinnya berupa seperangkat alat sholat, TUNAI."

"Saya terima nikah dan kawinnya Aruna Surya Rusdiantoro binti Surya Rusdiantoro dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."

"Saksi? Sah?"

"Alhamdulillah, sah..."

"Alhamdulilaaahhh.... selamat dokter Arunaaa!"

"Hiyaaa uri Unaa..." seruan orang-orang di dalam ruang operasi itu menggelegar. Satu persatu memeluk sang mempelai wanita yang terduduk seraya menonton prosesi ijab qabul pernikahannya lewat ponsel.

Aruna netesin air matanya. Dia emang nggak menginginkan pernikahan ini, tapi mendapati dirinya yang harus menjalankan kewajiban di meja operasi sementara sang suami mengucapkan ijab qabulnya bikin Aruna sedih.

"Thanks semuanya..." kata Aruna pelan.

"Beruntung banget lo dapet suami ganteng begitu..." kata Dokter Namjoon.

"Pulang ini dia yang jemput kan? Saya pengen ketemu suaminya dokter langsung hehe..." kata seorang perawat yang lagi ngerangkul Aruna.

"Tapi, Na. Lo bisa liat gimana niat dia buat nikahin lo meskipun ada operasi besar hari ini, tapi dia tetep bersedia meskipun lo ga ada disana." Kata Dokter Sowon sambil nepukin punggung Aruna. Cewek itu cuma ngangguk dan ngapus air matanya.

"Dok, pasien sudah siap."

"Eh, iya. Ayo guys!"

.
.
.

Joshua udah sampai di depan ruang operasi. Malam ini dia jemput gadis yang sudah resmi jadi istrinya di rumah sakit.

Aruna.

Gadis itu pergi kerja dari pukul 6 pagi tadi dan ampe jam 9 malam ini Aruna belum juga keluar dari ruang operasi.

Seminggu yang lalu, tepat saat Joshua menyampaikan niat baiknya yang Aruna terima setengah hati. Joshua mutusin buat nikahin Aruna secepatnya, dan itu hari ini. Tapi disaat yang bersamaan, kewajiban memanggilnya. Dan operasi besar kali ini berpengaruh untuk nilainya yang sebentar lagi wisuda.

Tentu Joshua nggak bisa ngelarang.

Krieett....

Pintu kaca ruang itu kebuka, dari sana keluar ranjang pasien yang didorong oleh perawat dan beberapa dokter. Tapi Joshua nggak ngeliat Aruna. Bahkan sampe ranjang itu masuk kedalam lift.

"Mas Joshua?" Panggil seseorang yang bikin Joshua noleh seketika. Dan aat itu juga, jantung Joshua berdetak nggak karuan. Terlebih lagi embel-embel Mas yang Aruna berikan.

"E-eh... Dokter. Udah kelar?" Tanya Joshua berusaha tenang, padahal gugupnya ketara banget. Aruna cuma ngangguk kecil lalu buka masker dan penutup kepalanya.

"Mas bisa tunggu dulu? Saya mau ganti baju." Kata Aruna yang langsung pergi sebelum Joshua menjawab.

Sekitar 5 menit dia nunggu sampe akhirnya Aruna dateng lagi dengan jeans navy dan kemeja biru yang dia pake tadi pagi. Rambutnya dikuncir rapi, dan ga tau kenapa Joshua rasa gadis ini agak beda.

Kelihatan lebih cantik.

"Mas?"

"I-iya. Udah siap? Mau pulang sekarang?" Tanya Joshua gugup trus bangun dari tempat duduk. Aruna cuma ngangguk doang.

"Oh, iya. Dokter berkenan nggak saya bawa jalan?" Aruna ngerutin dahi.

"Kemana?"

"Nanti kamu tahu sendiri."

Short Story Book For Ramadhan [ Joshua Hong ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang