Prolog

8 2 0
                                    

"Kenapa lo menanyakan sesuatu yang udah lo tau jawabannya ? " pertanyaan itu terlontar ketika salah satu dari mereka tak sanggup untuk berada didalam keheningan.

"Gue mau denger langsung dari mulut lo, " jawab lawan bicaranya.

Hening. Apa yang mereka bicarakan ? Entah. Tak ada yang tau selain mereka. Hati yang ikut berperan, membuat mereka harus siap mengambil keputusan.

"Gue akan ngelepas lo kalo emang itu buat lo bahagia. Harusnya gue sadar, ngga akan ada cinta dihati lo buat gue" ucapan itu menohok hatinya. Hatinya hancur, entah untuk berapa lama.

"Sorry " permintaan maaf itu membuat hatinya semakin sakit. Sudah cukup, dirinya tak mampu berada ditaman ini lebih lama lagi.

"Semoga lo bahagia dengan pilihan lo, dan gue akan pergi dari hidup lo," perkataan yang dulunya tak sanggup diucapkan, kini harus keluar dari mulutnya.

"Untuk selamanya" lanjutnya. Entah sudah berapa kali hatinya dihancurkan oleh orang yang sama.

Orang itu pergi meninggalkan taman dengan langkah gontai. Meninggalkan sebercak kesedihan dilangit senja. Senja yang ia kira akan menjadi senja yang indah dihidupnya, ternyata bukan senja yang ia harapkan.

Diiringi rasa sakit dan sebuah rasa kecewa, ia pergi meninggalkan seseorang yang berarti dihidupnya. Dengan ketidakrelaan tapi harus ia lakukan. Dirinya tak tahu, apakah senja esok hari lebih indah dibanding senja saat ini atau mungkin lebih sakit dari senja sore ini.

AleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang