Bab 2

14 2 0
                                    

"Eh, lo punya pulpen ngga ?" Aldi bertanya sambil berbisik kepada Kevin.

"Cuma satu" jawab Kevin.

Aldi melihat sekelilingnya. Semua teman - temannya sedang sibuk menulis catatan yang diberikan oleh Bu Lilis. Sedangkan dirinya sendiri ? Dia belum menulis satu huruf pun dibuku catatannya.

"Pstt... Delia. Delia, nengok woy" panggil Aldi setengah berbisik kepada Delia.

"Apaan ?" tanya Delia sambil menoleh dengan malas.

"Lo punya pulpen lagi ngga ? Gue minjem satu dong " pinta Aldi dengan muka yang dibuat semelas mungkin.

"Ngga ada" jawab Delia dengan pendek. Delia segera kembali pada kegiatannya.

"Delia pstt.. Deli," panggil Aldi lagi.

"Apa lagi sih ?" tanya Delia dengan kesal.

"Gue liat, pulpen lo ada dua. Jangan bohong lo, ngga boleh" ucapan Aldi membuat Delia semakin kesal.

"Ya terus kenapa kalo pulpen gue ada dua ? Lo mau minjem ? Iya ?" Aldi yang ditanya Delia hanya menganguk sambil tersenyum manis.

"Pulpen gue yang kemaren lo pinjem aja belom lo balikin, dan sekarang lo mau minjem lagi!" teriak Delia dengan penuh amarah.

"Lo punya duit kan ? Lo masih mampu buat beli pulpen kan ? Kayaknya lo tuh seneng banget ngusik kehidupan gue sih!" suara Delia yang lantang menjadi pusat perhatian kelas.

"Aldi! Delia! " panggil Bu Lilis. Delia yang tersadar akan panggilan itu pun langsung bungkam saat itu juga.

"Ada apa ? Kenapa kamu marah - marah Delia ?" tanya Bu Lilis kepada mereka berdua.

"Maaf Bu, saya ngga sengaja" ucap Delia sambil menunduk karena takut dimarahi oleh Bu Lilis.

"Kalian berdua sudah mengganggu saya dan yang lain. Jadi sebaiknya, kalian berdua keluar untuk menyelesaikan masalah kalian " perintah Bu Lilis dengan tegas.

"Tapi Bu -" baru saja Delia ingin membela diri tapi ucapannya sudah terlebih dahulu dipotong oleh seseorang.

"Delia ngga salah Bu, saya yang salah. Jadi kalo emang Ibu mau menghukum, Ibu bisa hukum saya aja. Saya yang maksa dia tadi," jelas Aldi.

Keadaan kelas hening. Kevin pun hanya mampu diam mendengar pembelaan Aldi. Bu Lilis pun menghela nafas pelan.

"Jika saya menghukum kamu, maka kamu yang akan senang karena terbebas dari pelajaran saya," sahut Bu Lilis.

"Kalian berdua tidak jadi saya hukum, tapi kalian harus ingat, kejadian seperti tadi tidak boleh terulang kembali dipelajaran saya" keputusan akhir Bu Lilis membuat Aldi dan Delia merasa tenang.

"Semuanya, kembali mencatat" Bu Lilis pun kembali mencatat materi dipapan tulis.

"Udah puas lo ? Udah puas lo bikin gue malu ?" Aldi diam melihat kilatan kebencian dimata Delia.

"Sorry" permintaan maaf Aldi membuat Delia tersenyum sinis.

"Tau kata maaf juga lo, gue kira cowo nakal kaya lo paling anti buat minta maaf" jawab Delia dengan nada nyinyir.

Aldi hanya menatap Delia,
"Kenapa lo ngeliatin gue kek gitu?" tanya Delia risih.

Aldi pun mengambil tangan Delia yang berada dibangku depannya. Delia yang melihat perlakuan Aldi hanya diam tak bergeming. Aldi membuka kepalan tangan Delia, dan menaruh sesuatu diatas telapak tangannya,

"Ini pulpen lo, lo ngga perlu marah - marah kaya tadi cuma gara - gara pulpen lo belum gue balikin. Lebay tau ngga sih, " ucapan Aldi membuat Delia diam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 17, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang