Perkenalkan namaku Nata dekanda. Aku menyukai dua hal di dunia ini, yang pertama berantem, dan kedua alpukat.
Aku bukan seorang most wanted di sekolah ataupun coolgirl. Kalau kalian berpikir aku seorang badgirl. Kalian salah. Nanti kalian pasti tahu sendiri.
Hari ini aku berencana untuk refreshing bersama sahabatku Nada. Lebih baik aku jalan-jalan ke luar, daripada bengong di rumah, terus kesambet nyai pelet. Nggak lucu.
***
Setelah dari toko buku, aku dan Nada membeli alpukat. Akhirnya, aku dapat merasakan lembutnya daging alpukat lagi. Jangan bilang-bilang dengan mamaku, aku bisa kena marah karena terlalu banyak makan alpukat. Alpukat itu bisa disebut sebagai moodbosterku. Nada juga sibuk memilih buah anggur yang masih segar.
'Copet woii copet! Jangan lari lo!"
Damn it! Dasar cowok gila. Bukannya dikejar malah teriak-teriak kayak pedagang keliling. Instingku bekerja, sudah lama tanganku tak menyentuh pipi orang. Baiklah, aku bukan menolongnya. Hanya mengasah kemampuanku dalam bidang berantem.
Aku mengejar dua preman itu, lalu meninju dan menendang tulang kering mereka. Aku sempat kewalahan, tetapi untung saja pergerakan mereka dapat kutebak. Huh! Tidak ada satupun orang yang ingin membantuku, mereka hanya menonton. Memangnya aku sedang melakukan aktraksi?
Sedikit sentuhan terakhir dengan menendang 'anu' mereka. Mereka berhasil kulumpuhkan. Hanya ditendang sedikit saja sudah merengek seperti anak kecil, sebenarnya aku tidak tahu bagaimana rasanya.
"Good bless man! "Dia tersenyum, dan aku langsung mengembalikan dompetnya.
"Sepertinya cowok ini orang kaya, dilihat dari gaya berpakaian dan dompetnya yang tebal. Ah, tapi aku tidak perduli. Aku bukan cewek mata duitan." Aku bermonolog di dalam hati, dan seketika buyar karena dia menegurku.
"Hei, nama lo siapa?"
Aku memberikan kertas kusut kepadanya. Kalau tidak salah tulisan disana memang namaku, karena aku masih ingat. Itu kertas bekas nomor undianku dan tertera namaku di sana.
Astaga! Aku baru ingat, aku pergi tidak sendirian ke sini, sahabatku Nada pasti menunggu. Kutebak dia pasti marah besar. Ditinggal tanpa kabar? Siapa yang bilang tidak sakit?
***
Satu keranjang alpukat. Permen karet dua kotak. Daftar belanja yang dikit.
Di rumah aku ditinggal sendirian, karena kedua orangtuaku sedang berlibur. Lebih tepat bulan madu untuk yang kesekian kalinya. Dan aku bebas.
Aku pun berencana untuk mengajak Nada jalan-jalan. Semoga dia tidak marah lagi.
"Halo, Nad jalan yuk!" Aku berseru di ujung ponsel.
"Gila lo. Jalan kemana? Udah malam."
Nada memutuskan sambungan sepihak, sepertinya Nada sudah mengantuk, atau mungkin masih marah denganku.
Aku bingung harus melakukan apa, tetapi seketika aku ingat akhir-akhir ini sedang ramai diperbincangkan aplikasi khusus buat jomblo, namanya Ome tv. Aku ingin mencobanya. Bukan berarti aku jomblo loh.
Setelah terinstal aku langsung membukanya, banyak cowok yang mengajak kenalan tapi kuabaikan. Lalu, pandanganku terhenti di layar ponsel.
Aku menatap layar ponsel lalu menyapa, "Hai."
"Hai, ju,"ucapnya sumringah.
"Lo!"
Aku menyela pembicaraannya dan terkejut, karena tak habis pikir ternyata dia juga bermain aplikasi ini. Langsung saja aku menghentikan aplikasi tersebut dan keluar. Bisa hancur reputasiku nanti.
Lalu, aku membuka jaket boomber dan melemparnya ke sembarang arah. Ada kertas kusut yang jatuh, aku pun membukanya. Ini nomor undianku, Lalu kertas yang kuberikan ke cowok itu tadi....
"Aduh, salah kasih," gumamku lalu menutup mata karena aku sangat lelah hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My ignorant boy
HumorKetika Jotarman si cowok humoris bertemu dengan Nata Dekanda si cewek hobi berantem, dan aneh. Bagaimana kelanjutan kisah mereka berdua? Ikuti terus ceritanya^^ DILARANG COPY PASTE!!! Hukumnya haram, you know.