Satu

98 14 5
                                    

Bel istirahat baru saja berbunyi. Ini adalah saat yang paling dinantikan oleh semua murid selain bel pulang sekolah. Namun berbeda dengan Darra. Darra malah menempelkan kepalanya di atas meja dengan tangannya yang sengaja dibuat bantalan. Dia bahkan menolah ajakan April, teman sebangku sekaligus sahabatnya dari SMP untuk pergi ke kantin. Alhasil, April pergi dengan teman-temannya yang lain. Darra terlihat begitu kacau sekarang.

"Woi Dar, kantin yo !" ajak Landin yang masih duduk dibangkunya. Tepat dibelakang Darra.

Darra diam.

"Darra, woi !" suara Landin semankin meninggi.

Darra tetap diam.

Akhirnya Landin bangun dari duduknya.

"Woi Darrrraaaaa !" Landin berteriak tepat di kuping Darra dan membuat Darra kaget.

"Apasih lo ?! Berisik !" Darra jadi sewot.

"Buset galak amat neng. Napa sih lo?" Landin menarik kursi disebelah bangku Darra dan duduk di samping Darra.

"Ngga !" jawab Darra ketus. Kini dia sudah mengangkat kepalanya dari meja dan memainkan ponselnya. Tanpa memperdulikan Landin.

"Dar, kantin yo !" ajak Landin.

"Ngga !" Darra tetap cuek.

"Dar, buru lah gue haus banget ini" Landin memasang muka melas sambil memegang leher bagian tenggorokannya. Drama memang.

"Ganggu deh lo, Bara mana?" Barra adalah tema sebangku Landin.

"Dia udah duluan, mau ke kelasnya syifa katanya. Gue males ngikut, ntar jadi nyamuk doang gue" Landin bangkit dari duduknya "Udah deh Dar buru, jangan banyak wawancara" Landin menarik paksa tangan Darra. Mau tidak mau Darra harus mengikuti temannya itu.

Sesampainya di kantin, Darra dan Landin menunggu di meja bagian pinggir kantin, mereka menunggu pesanannya datang. Darrra memainkan ponselnya sedangkan Landin hanya memainkan garpu dan sendok.

"Dar, jangan mainan hp doang dong, gue bete, hp gue kan low. Yakali lo mau anggurin cowo ganteng ini didepan lo" Landin memasang wajah sok gantengnya.

"Berisik !" ketus Darra.

''Lo kenapa sih?"

Belum sempat Darra menjawab pertanyaan Landin, tiba-tiba Lingga datang menghampiri meja mereka. Lingga adalah pacarnya Darra.

"Dar, aku mau ngomong" katanya.

Darra hanya melihat kearah Lingga dan dan kembali terfokus pada ponselnya.

"Dar, aku bisa jelasin soal kemarin"

Darra tetap tak bekutik dari ponselnya.

"Kayanya dia ngga mau ngomong sama lo deh" sambar Landin sarkasme.

"Gue ngga ada urusan sama lo" Lingga berkata ketus.

Landin hanya mengangkat satu alisnya dan pergi meninggalkan mereka untuk menemui cewe-cewe dan memulai aksinya. Kebiasaan yang sering dilakukannya. Landin memang mempunyai wajah yang tergolong manis, kulitnya langsat dan rambutnya hitam. Dan dia memanfaatkan itu untuk mendekati cewe-cewe dan dedek emesh di sekolahnya. Dia duduk tak jauh dari mejanya dan Darra diawal.

"Putri itu cuma temen aku, kita satu komplek" Lingga memulai pembicaraannya dengan Darra.

Darra masih menatapnya, menunggu penjelasan lebih lanjut.

"Kita ngga ada hubungan apa-apa, Darra" ucapnya lembut.

"Ngga ada hubungan apa-apa tapi kenapa manggil yang?" tanya Darra yang masih belum paham dengan semuanya.

Kemarin, Lingga menemani Darra ke toko buku. Ketika Darra menanyakan buku ini bagus atau ngga, Lingga malah sibuk dengan hp nya. Akhirnya Darra penasaran dan melirik ke hp Lingga. Tidak sopan memang. Tapi wajar rasanya seorang pacar ingin tau apa yang dilakukan oleh pacarnya. Ketika Darra melihat hp Lingga tanpa mengambilnya, Darra melihat di layar bagia atasnya tertera nama Putri, dan isi chatt nya : yaudah yang. Ketika Darra bertanya itu siapa, Lingga hanya menjawab 'teman' dan kembali terfokus untuk membalas chatt dari putri itu. Perempuan mana yang tidak kesal jika ada di posisi Darra?

"Dia temen deket aku dari kecil, sayang" Lingga menyelipkan rambut Darra ke belakang telinga "kita udah deket banget, jadi dia udah terbiasa manggil aku kaya gitu".

Darra diam. Ntah dia harus percaya atau tidak. Tapi tatapan mata Lingga kepadanya seolah memberi tahu bahwa Lingga tidak berbohong.

" kamu percaya kan sama aku?" Lingga masih menatapnya.

"Maafin aku" lirih Darra.

Lingga tersenyum dan menganggukkan kepala.

"Dar, gue balik ke kelas duluan. Bayarin minum gue ya". Tiba-tiba Landin datang dan berkata seperti itu, kemudian pergi seenaknya. Kebiasaan.

Semoga suka ya 😊
Ditunggu vote dan komennya 😘😘

LandinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang