RaNda 2

67 13 5
                                    

Sma Abdi Jaya

Jam pertama yang dilalui Rama adalah pelajaran Olahraga. Menurut banyak orang, olahraga adalah pelajaran yang sangat menyenangkan, terutama bagi para murid laki-laki Sma Abdi Jaya. Kenapa tidak, mereka bisa ngerokok di kantin, jajan, dan cabut. Karena itulah mereka selalu semangat jika Pak Santo sosok buncit yang umurnya udah lewat setengah abad dan anaknya segudang itu masuk ke kelas XII IPA 1 yang juga merupakan kelas Rama.

Beda halnya dengan Rama, tak menyukai pelajaran berkelompok. Karena dia terbiasa menyendiri, sibuk dengan caranya sendiri, dan larut dalam dunianya sendiri.

Rama sontak kaget dari lamunannya ketika Haikal, teman sebangkunya memukul bahu Rama.

"Hoi... yaelah..!"
"Pagi-pagi dah ngelamun..."
"Mikirin apa sih?"
Tanya Haikal tegas.

"Gua ga mikirin apa-apa.." jawab Rama.

"Siip..dah.."
"Tuhh..Mr.Buncit dah masuk tu.."
"Nyuruh kita-kita ganti pakaian.."
Jelas Haikal seraya menunjuk Pak Santo yang telah berdiri di depan kelas.

Para murid bergegas menuju wc sekolah untuk mengganti pakaian. Tak semua teman-teman Rama yang mengganti pakaian mereka. Ada yang lanjut ke kantin, ada yang lanjut ke parkiran, dan parahnya ada gerombolan teman-teman Rama yang nonton film penuh dosa.

Usai sudah Rama mengganti pakaian, terlihat kerut di kening Rama menandakan rasa muak dengan apa yang dilihatnya sehari-hari.

Rasa sesak yang dirasakannya, sedikit demi sedikit lenyap diredam hatinya. Memang orang yang kuat bukanlah orang yang memperlihatkan emosinya, tetapi orang yang kuat itu adalah orang yang mampu meredam emosinya.

Koridor demi koridor ia lalui, kelas demi kelas ia lewati. Tepat di depan kelas XII IPS 3, tiba-tiba muncul seorang murid perempuan yang berlari dan menabrak kencang Rama, hingga gadis itu jatuh menimpa Rama. Bahkan hembusan nafas mereka terasa satu sama lain.

"Aauuu..."
"Sakit tau..."
"Lo jalan liat-liat donk.."
"Lu jalan pake mata ngga!"
Teriak gadis itu.

"Lu yang lari-lari kayak anak TK ngeliat es krim... lu knapa sih?"
Jawab Rama tak mau kalah.

"Eehhh...lu yang salah, Cupu's Boy!"
Ucap gadis itu sembari menunjuk-nunjuk Rama.

"Lu yang salah..malah gua yang lu salahin"
"Dasar aneh, kelainan". Ucap Rama di dalam hati dan beranjak pergi meninggalkan gadis super jutek itu.

"Eeh..lu dibilangin malah pergi"
"Awas lu ye..bakso Boraks!" Teriak gadis itu.

"Gua tunggu lu, gua suka elu!". Ucap gadis itu sedikit berbisik dan seperti memikirkan sesuatu dalam benaknya.

Rama pergi dan hilang dibalik tembok menyusuri kelas lainnya. Ia memutuskan untuk tidak berolahraga hari ini. Karena pengalaman yang ia lalui hari ini membuat jiwanya tambah hancur.

Tetapi yang Rama herankan, kenapa ia bisa berbicara dengan seseorang yang tak ia kenal. Kenapa ia bisa berbicara lantang seperti tak terjadi apa-apa sedangkan ke teman sekelasnya tidak.
Kenapa..?

Hati dan pikiran Rama sedang berkecamuk seperti kapal pecah. Ia tak bisa berhenti memikirkan gadis yang menjengkelkan tadi.

Entah kenapa, terlihat seperti ada hal yang baru dari Rama sekarang sejak kejadian 6 tahun yang lalu.

Tak terasa jam pelajaran olahraga telah habis. Dan teman-teman Rama kembali masuk ke kelas.

Dilanjutkan pelajaran BK dengan Bu Lina yang dianggap Rama sama saja dengan pelajaran-pelajaran yang lain.
"MEMBOSANKAN"

Tak sengaja Haikal melihat seutas senyum lebar terlukis diwajah oval Rama. Sontak, Haikal terkaget melihat kejadian langka yang ia dapati selama ia masuk SMA ABDI JAYA dan sekelas dengan Rama.

"Oh my god". Kejut Haikal yang dilihati oleh Rama.

Rama kembali memasang wajahnya seperti biasa. Datar dan menyedihkan.
Ia berusaha untuk tidak memperlihatkan sesuatu yang dialaminya hari ini, disisi lain ia sangat kesal kepada gadis itu. Tetapi disisi lain, ia melihat gadis itu dari sudut pandang lain. Gadis itu berbeda.


*****

"Pulang...". Teriak siswa siswi yang memenuhi SMA ABDI JAYA.

Rama hanya berdiri di depan gerbang menunggui supirnya datang. Sebagian besar siswa siswi SMA ABDI JAYA menaiki angkutan umum.

"Woii...lu...". Teriak seorang gadis dengan menggunakan motor berknalpot racing itu sontak menarik Rama untuk melihatnya.

Ternyata yang meneriakinya adalah gadis menjengkalkan, gadis jutek, gadis menarik. Yang ia temui tadi.

"Mau lari kemane lu?.."
"Lu mau lari dari gua?..". Bentak gadis itu kepada Rama.

"Eeh..mak peot..mata pake donk!"
"Gua disini berdiri..ga lari". Ketus Rama kesal.

"Belum tau lu? Gua siapa?"
"Kenalin.. gua Amanda, ketua genk tawuran Sma Abdi Jaya". Jelasnya sembari mengulurkan tangan kanannya menantang.

"Iddihh... ketua tawuran aja bangga lu". Remeh Rama semakin membuatnya kesal.

"Ihhh...berani amat lu ye!". Amarah Manda semakin memuncak, tetapi dipecah oleh sahutan seseorang.

"Den, kita pulang den!". Sahut supir Rama mengajak pulang.

"Ok, pak!..". Sambung Rama.
"Gua ga ada waktu layanin lu...
Bye..". Ucap Rama kepada Manda seraya mencibir dan menaikkan alisnya.

Rasa kesal Manda pupus setelah melihat senyuman Rama. Yang ga pernah ia lihat selama ini di dunia. Senyuman mempesona bagai malaikat membuat seorang ketua genk tawuran nge-fly.
Memang aneh.

"Kita sambung besok, malaikatku". Ucap Manda di dalam hati.

Wooww!!!
Apa yang terjadi pada Rama hingga kediamannya selama ini bisa hancur hanya karena seorang ketua genk tawuran alias Manda??

Apa yang terjadi dengan Manda seorang ketua genk tawuran yang nge-fly melihat seorang Rama yang dingin tetapi memiliki senyum seindah malaikat???

Simak selanjutnya guys..
Next...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 20, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

"RaNda"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang