23rd (It's Dangerous Beyond The Blankets - 2)

3K 425 106
                                    

Tampang Mino dan Taeyong bukan seperti tampang member It’s Dangerous Beyond The Blanket yang merasa bahagia karena pada akhirnya diberikan waktu untuk beristirahat dan bermain di variety show tersebut. Sebaliknya, keduanya sudah seperti  peserta yang hendak melakukan uji nyali di tempat-tempat berhantu.

Mino dan Taeyong bahkan enggan tersenyum di depan camera, membuat PD merasa pusing bukan kepalang. PD yang tidak mengetahui mengenai akar permasalahannya tentu saja merasa bingung. Sementara Jennie dan Joohyun yang mengetahui alasan dibalik sikap Mino dan Taeyong, merasa bersalah pada PD.

“Kamu harus terlihat ceria di depan camera. Jangan seperti wanita yang sedang datang bulan begitu,” tegur Joohyun pada Mino.

Mino mengerucutkan bibirnya. “Bagaimana aku bisa ceria jika kamu saja selingkuh dengan Hanbin?” sungutnya pada Joohyun.

Ya, Mino masih merajuk dengan alasan yang sama. Ia masih sebal dengan kenyataan bahwa Hanbin mengirimi pesan pada Joohyun.

Joohyun memutar bola matanya. Sebenarnya, mantan kekasihnya ini pemuda berusia dua puluh tahunan atau bocah berusia lima tahun sih?

“Memangnya apa salahnya Hanbin jika ia mengirimiku pesan seperti itu? Mungkin saja dia hanya sedang ingin bercanda denganku kan. Aku ini mantan kekasihmu. Jadi, wajar saja jika Hanbin juga melihat diriku sebagai temannya. Lalu, dia mengirim pesan padaku bukan berarti bahwa aku selingkuh dengannya. Kamu ini selalu saja melebih-lebihkan masalah,” omel Joohyun pada Mino.

Mino bersedekap sembari menggembungkan kedua pipinya. “Tuh kan! Lagi-lagi Noona lebih memilih untuk membela Hanbin ketimbang menghiburku atau merayuku!” gerutunya pada Joohyun.

Joohyun memaksakan dirinya untuk tersenyum meski pun sedari tadi jemarinya sudah gatal ingin mencabuti rambut Mino. “Aku harus bagaimana agar kamu tidak marah lagi padaku?” tanyanya pada Mino.

Mino mengerutkan keningnya, tampak berpikir sebentar. Pemuda itu kemudian mengulurkan kedua tangannya di hadapan Joohyun, membuat Joohyun memandanginya dengan raut wajahnya yang menyiratkan keheranan.

“Gendong aku dong,” pinta Mino sembari memamerkan cengiran bodohnya.

Kedua mata Joohyun membelalak. Gadis itu seolah tidak dapat percaya dengan pendengarannya sendiri. Apa tadi katanya? Gendong? Serius Song Mino meminta dirinya untuk menggendong pemuda itu?

Joohyun yang sudah kehilangan kesabarannya kemudian mengangkat kaki kanannya dan menendang tulang kering Mino, membuat pemuda itu melotot karena merasa ngilu.

“ADUH! NOONA! KAU SUDAH GILA YA?!” pekik Mino pada Joohyun. Teriakan Mino yang menggelegar menarik perhatian beberapa staff di sana. Namun, sepertinya Joohyun dan Mino sama sekali tidak peduli dengan hal tersebut.

Joohyun berkacak pinggang, memandangi Mino dengan tampang datarnya. “Aku gila? Aku gila hanya karena menendang dirimu? Lalu, bagaimana halnya dengan kamu yang memintaku untuk menggendongmu? Dasar! Kamu ini benar-benar merepotkan sebagai mantan kekasihku. Kamu membuatku menyesal karena pernah menjalin hubungan denganmu!”

Mino berdecak sebal. Ia tidak suka mendengar deretan kalimat yang dilontarkan oleh Joohyun. Pemuda itu mengulurkan tangannya dan menguyel-uyel pipi mantan kekasihnya.

“Menyesal katamu? Enak saja! Kalau kamu memang menyesal, lalu kenapa kamu masih mau memperhatikan diriku? Bicaramu sembarangan sekali sih. Mau aku cium kamu di sini, di depan para staff agar mereka sadar bahwa status kita lebih dari sekedar rekan kerja?” ancam Mino pada Joohyun.

Joohyun tidak menjawab. Gadis itu menatap mantan kekasihnya dengan garang sebelum kemudian menginjakkan kakinya kuat-kuat di atas sepatu Mino, membuat pemuda itu jatuh bersimpuh sembari meringis kesakitan.

Papillon (Jenyong & Minrene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang