Aku lelah berdrama seperti ini.
Namun apa daya? Bibir terlalu kaku untuk berkata.
Merasakanmu dari jauh saja, bibir sudah enggan terbuka.
Maka dari itu, kuputuskan untuk diam dalam jangka waktu yang sangat lama.
Atau mungkin selamanya?
(Sejujurnya, aku lebih suka opsi kedua).
Mencintai dalam diam tak pernah jadi hal yang menyenangkan.
'Aku' terus dibunuh debar, serta segala hasrat untuk cepat mendekat.
Haruskah kubuat pernyataan?
Agar semuanya terungkap dan aku tak lagi memendam sakit sendirian?
Ah, sang bibir tak cukup berani untuk berterus terang, pangeran.
Jadi, disinilah aku akan bertahan.
Dengan atau tanpa balasan, intinya..
sosokmu yang selalu kudambakan.
Dengan sungguh-sungguh, tulisan ini kutulis dengan perasaan yang masih utuh.-tuan hati
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagian Senja
Novela JuvenilTulisan ini tertulis dengan sungguh sungguh, disertai perasaan yang masih utuh. Tentang senja yang menimbulkan cerita tak terhingga dalam kehidupan kita. Tentang lara dan tawa yang tertuai didalamnya. Peran Senja menghadirkan suka, namun begitu, ia...