Pairing: Shuichi x Reader
Disclaimer: Detective Conan dan segala karakter yang berkaitan adalah milik Aoyama Gosho.
Warning: OOC
Aku berjalan menelusuri lorong koridor sekolah sambil mendekap buku-buku pelajaran. Aku berhenti jalan dan memandang kearah jendela sebelah kiriku. Dari jendela lantai dua itu, kelihatan lapangan sekolah. Banyak teriak-teriakan para gadis dari sana meneriaki seorang Shuichi Akai yang sedang bermain sepak bola dengan teman-temannya. Aku melangkah mendekati jendela dan mataku langsung mencari sosoknya diantara kerumunan.
Hatiku menjadi terenyuh saat memandang sosoknya. Apalagi saat aku melihat Erika, gadis popular disekolah, sedang memberikan Shuichi handuk kecil untuk mengelap keringatnya. Gadis-gadis lain masih meneriaki Shuichi tetapi pemuda itu tidak mempedulikan mereka. Dia tidak suka tebar pesona. Sikapnya yang dingin malah makin membuatnya digemari. Sebagian gadis disekolah ini pada naksir pada pemuda itu. Bagaimana tidak? Pemuda itu sangat tampan dan pintar, gayanya yang cool tambah membuat hati semua gadis yang menyukainya berdebar-debar ria.
Jika ada seorang yang cocok dan sesuai untuknya, banyak penggemar pemuda itu setuju bahwa Erika-lah gadis itu. Erika adalah gadis yang cantik dan anggun juga cerdas. Gadis itu pun jelas sekali menyukai Shuichi walau dia tidak terlalu menggilai pemuda itu seperti umumnya para penggemarnya. Bahkan aku sendiri terpaksa setuju jika Shuichi dipasangkan dengan Erika, niscaya mereka pasangan yang serasi.
Tetapi aku juga menyukai Shuichi jadi hatiku tidak rela melihatnya dengan gadis lain. Aku sudah menyukai pemuda itu semenjak kami kecil. Kami adalah teman dekat saat SD.
Awal mula persahabatan kami adalah dikarenakan ayahku yang seorang polisi bermitra dan bersahabat baik dengan ayah Shuichi, Tsutomu Akai. Keluarga kami pun jadi sering berkumpul bersama. Karena Shuichi dan aku seumuran, orangtua kami berharap kami bisa berteman baik juga dan mereka sangat mendorong agar kami bisa berteman. Akan tetapi diriku sejak kecil adalah seorang yang pemalu dan selalu bersembunyi dibalik badan besar ayahku saat menemui orang baru atau orang yang tidak begitu familiar denganku. Jujur saja, awalnya aku sungguh takut dengan perawakan galak ayah Shuichi tetapi ternyata ayahnya itu suka sekali dengan anak kecil. Ayahnya memujiku sebagai anak yang manis dan imut lalu dengan penuh kasih sayang mengelus-elus kepalaku. Ayahku mendorongku untuk memperkenalkan diri kepada pasutri Akai dan putranya. Shuichi memasang tampang yang dingin saat ia memandangiku dari atas sampai bawah seakan-akan hendak memberi penilaian padaku. Aku pun kembali bersembunyi dibalik badan ayahku.
Aku ingat ibu Shuichi, Mary, berbicara dalam bahasa inggris dan menegur putranya untuk bersikap lebih bersahabat padaku. Aku ingat Shuichi dengan tidak sopannya mengatakan, dalam bahasa inggris, bahwa aku terlihat sebagai anak yang membosankan dan menurutnya dia bisa lebih memanfaatkan waktunya untuk melakukan hal lain yang lebih menyenangkan. Ibunya memasang tampang tegas dan memaksanya untuk mengajakku mengobrol sampai-sampai sepertinya dia di-blackmail dengan penahanan buku-buku detektif terbaru yang diinginkannya. Shuichi pun dengan menggerutu menghampiriku dan mengajakku berbicara. Tetapi melihat tampangnya yang kelihatan tidak senang padaku, aku pun semakin sulit untuk membuka diri padanya sehingga usahanya untuk berteman denganku menjadi tidak mudah.
Perlu beberapa kali pertemuan yang canggung sebelum kami akhirnya bisa membuka diri dan bersahabat dengan satu sama lain. Orangtuaku memasukkanku ke sekolah SD dimana Shuichi bersekolah dan kami pun sekelas. Sebuah kasus kecil terjadi disekolah dimana aku dituduh merusak vas bunga milik sekolah dan Shuichi menyelamatkanku dari tuduhan tersebut dengan menemukan pelaku sebenarnya. Saat guru dan teman-teman sekelas kami meminta maaf karena telah menuduhku, aku sungguh berterima kasih pada Shuichi.
"Kau hebat! Kau seperti Ikkyu-san!" pujiku.
Shuichi merasa sedikit tersanjung atas pujianku yang menyamakannya dengan tokoh Ikkyu-san tersebut yang terkenal akan kecerdikannya dalam memecahkan teka-teki. Tentunya dia akan lebih senang jika aku memujinya dengan menggunakan tokoh detektif favoritnya, Sherlock Holmes. Tetapi saat itu aku belum mengenal tokoh tersebut. Setelah kejadian itu, kami pun menjadi dekat. Shuichi lalu memperkenalkanku dengan tokoh fiktif detektif kesayangannya itu. Dia tidak bisa berhenti membicarakannya dan menjelaskan padaku tentang kasus-kasus kesukaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreamer File: Akai
FanfictionPairing: Shuichi Akai x Reader Mencoba membuat fanfic bertema reader insert dengan karakter yang sedang digilai. Terinspirasi dari para penulis yang juga turut menulis kisah shuichi akai x reader. Reader memiliki masalah yaitu perasaannya yang mungk...