Berlari dan berlari lagi. Setiap hembusan nafas menjadi uap tipis di udara. Butiran salju terus menerpa badanku yang berbalut jaket tebal. Kuterobos beberapa pasang manusia didepanku. Suara bel khas Natal terdengar dimana-mana. Aku membelok di ujung gang dan menuruni beberapa anak tangga. Menghindari kucing yang tergolek malas ditengah jalan. Sekali lagi kurapatkan syal menjuntai jatuh. Memandang kedepan. Di ujung perempatan jalan, didepan sebuah toko lama yang sepertinya sudah tutup. Seorang laki-laki dengan berdiri tenang menantiku.
''Hah hah~''
Dia hanya mengamatiku yang sedang mengambil nafas. Dadaku terasa sesak dan kakiku terasa goyah.
''Apa kau berlari?''
Aku hanya mengangguk menanggapi pertanyaannya. Segera kutegakkan tubuhku setelah kurasa cukup tenang. Kubenarkan helai rambut yang jatuh kedepan dan lagi kurapatkan syal yang terus menjuntai.
''Sudah kubilang kau tidak perlu terburu-buru. Aku menunggumu. Kau tau itu.''
''Aku tidak ingin membuatmu menunggu lama Jaejoong-a.''
Dia hanya tersenyum dan melangkah kedepanku. Diraihnya leher jaketku dan merapikannya dengan telaten.
''Jadi akan kau bawa kemana aku di malam Natal ini? Kau tau kita tidak bisa bergerak bebas dan aku harus kembali setidaknya dua jam lagi. Kita tidak punya waktu Jung Yunho.''
Kuamati sosoknya berdiri gagah didepanku. Kim Jaejoong, kekasihku. Dia memakai topi kupluk rajut warna merah, mengenakan kacamata hitam, memakai setidaknya ada 3 lapis baju ditubuhnya.
Aku tersenyum memandang sosoknya yang sempurna dimataku. Kuusap perlahan pipinya, kulihat hidungnya memerah karena terlalu lama berdiri di luar.
''Kau dingin Jaejoong-a. Kita harus ketempat yang hangat.''
Klik
Belum selesai aku berkata toko dibelakang kami tiba-tiba menyala dan seorang kakek berusia 70tahunan keluar dari dalam. Aku segera menurunkan tanganku.
''Oh maaf aku kira tidak ada orang.''
Jaejoong merunduk hormat. Kakek itu mengibaskan tangannya dan tersenyum hangat.
''Tidak apa. Aku memang sengaja menutup tokoku sementara dan membukanya lagi tepat tengah malam.''
''Kenapa?''
''Karena anakku akan datang berkunjung.''
''Oh maaf kami mengganggu. Kami akan pergi.''
''Tidak perlu. Dia sudah datang dia sudah didalam. Apa kalian mau masuk? Aku bisa membuatkan pancake sederhana dan segelas kopi untuk menghangatkan tubuh.''
Sejenak Jaejoong menatapku dan akhirnya mengangguk menyetujui ajakan dari kakek tersebut.