-Twelfth-

1.2K 80 33
                                    


~WIS~

Gusion berjalan santai di koridor sekolah dari kantin menuju kelas nya. Namun saat di pertengahan jalan, ia mendengar ada suara ribut-ribut. Gusion pun mendekat dan mencari tahu apa yang sedang terjadi.

Di depan sana, Lesley baru saja tak sengaja menabrak Fanny. Dia terjatuh bersama buku-buku yang mungkin baru saja di bawa olehnya.

"Hei, kalo jalan pake mata dong!" bentak Fanny dengan kesal.

Sedangkan Lesley hanya diam dan menunduk. Gusion bingung dengan perempuan itu, kenapa dia tidak membela diri saat sedang dalam masalah.

Teman Fanny pun akhirnya menengahi, dan mereka pergi meninggalkan Lesley yang masih terduduk di lantai dan menjadi sorotan para siswa/i yang lewat di koridor.

Baru saja Gusion ingin melangkah kan kaki untuk membantu Lesley, Gusion mendengar suara teriakkan seseorang. Suara orang yang dia kenal memanggil nama Lesley dan membuatnya bernapas lega,
"Astaga Lesley!"

Miya terlihat berlari kecil dari ujung koridor menuju kearah Lesley. Sedangkan Lesley sendiri hanya melirik sedikit menanggapinya.

Dengan niat yang di urungkan-nya, Gusion dengan santai berjalan melewati Miya dan Lesley. Walaupun sesekali ia melirik gadis yang ada di samping Miya.
Kalau Gusion melirik Miya, bisa-bisa ia di mutilasi oleh Alucard.

Miya membantu Lesley untuk berdiri, kemudian mereka berdua jalan beriringan menuju kelas mereka yang kebetulan sama.

Sedari tadi Miya berceloteh riang dengan Lesley, tapi tak pernah di tanggapi oleh gadis berkepang itu. Miya tersenyum miris mengingat sifat Lesley.

Lesley memang anak yang pendiam, penyendiri, dan juga err--- aneh. Namun Miya tau, dibalik semua sifat yang dimiliki Lesley, pasti gadis itu punya alasan. Dan Miya percaya itu, karena dia adalah satu-satunya sahabat Lesley.

Ah, tidak. Lesley punya banyak saahabat. Seperti, Odette, Layla, Irithel, dan teman-teman Miya lainnya. Hanya saja, Lesley hanya ingin menganggap Miya sebagai sahabatnya, ia belum bisa menerima yang lain.

Hari ini, Miya duduk bersama Odette. Dan jauh dibelakang, Lesley duduk bersama Gusion. Setiap hari nya murid-murid yang ada dikelas Miya akan berubah tempat duduknya. Terkecuali mereka berdua, Lesley dan Gusion.

Miya bisa mendengar setiap hari di pagi harinya banyak para gadis mendesah pasrah saat Gusion datang dan langsung berjalan menuju bangku kosong di sebelah Lesley. Mungkin karena Lesley anak yang pendiam, makanya Gusion tak pernah terganggu setiap duduk disampingnya.

Entahlah, berbicara tentang Lesley dan Gusion. Miya jadi merindukan kekasih nya itu. Andai kelas mereka bersama, Miya juga ingin setiap hari duduk bersama Alucard. Miya pun melamun kan Alucard dan tidak memperhatikan kedepan, Pak Roger yang tengah mengajar.

"Lesley!"

Dari depan Miya mendengar dengan jelas, Gusion memanggil Lesley dengan suara yang cukup keras. Dengan ragu Miya menatap kearah mereka-- Gusion dan Lesley. Ia sadar, bukan cuma dirinya, tapi semua teman-nya sedang memperhatikan Gusion.

"Gusion, maju dan coba kerjakan soal ini." Pak Roger bersuara dengan dingin.

Miya pun sempat melirik, Gusion menghela napasnya dan berjalan maju ke depan untuk mengerjakan contoh soal yang ada di papan tulis.

Who is she?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang