Jakarta, 6 juni 2017

9 1 2
                                    

Deg..deg..degg

Baru kali ini aku mendengar detak jantung seseorang, bukan seperti biasanya.

Detak jantung itu berasal dari cowok yang aku tabrak tadi. Mungkin

Soalnya begitu banyak orang dkantin hari ini, dan cowok tadi sedang memelototiku, mungkin ia ingin berkata kasar. Tapi tertahan di tenggorokannya saat aku berkata

"Maaf,"

Seketika dia hanya pergi, ia pergi tanpa meminta pertanggung jawabanku.

Dan setelah itu, suara suara itu kembali terdengar. Mereka membicarakan ku. Membuatku menjadi pusat perhatian mereka. Mereka hanya menatapku, tapai hati mereka memaki, tidak semua seperti itu. Tenang saja

"Dia gak minta maaf?"
"Gak ada inisiatif, ngelap jus nya yang tumpah apa?"
"Modus doang palingan itu!"
"Gila! Berani banget sama kakak kelas,"
"Sok banget dia, nabrak kak Rangga gitu!"

Ups, kali ini aku membuat masalah dengan kakak kelas, yang bernama RANGGA.

Salam kenal kak. Aku Nadine

—-

Kalian tau apa kesukaan ku?

Suara percikan hujan.

Kenapa?

Karena suara hujan dapat meredam suara suara hati mereka.

Suara huja seketika membuat dunia hening, hanya rintik hujan yang menemani ku sekarang yang sedang menunggu bis datang di halte depan supermarket.

Kadang aku berharap, hujan tidak akan berhenti. Agar aku merasakan heningnya dunia. Aku ingin, setiap malam hujan turun agar aku bisa bermimpi seperti kebanyakan orang.

Bis yang kutunggu tiba.

Aku memasuki bis, lalu duduk di salah satu kursinya yang kosong. Aku sedang beruntung, bis kali ini hanya ada aku.

Aku memilih duduk di dekat jendela, kembali menikmati suara hujan dan hembusan angin.

Sampai, seseoang memasuki bis membuat aku tidak sendiri lagi di bis. Tidak dari awal memang aku tidak sendiri. Aku bersama pak supir hehe.

Suara itu,

Detak jantung yang aku dengar tadi, terdengar kembali

Aku menoleh,

Memeriksa siapa pemilik detak jantung ini.

Seorang lelaki berjalan kearah, tunggu kalau diperhatikan. Kearah ku!

Cowok itu duduk di kursi sebelah ku,

Hei tidak salah?

Dan tebak siapa dia,

Dia adalah cowok tadi. Cowok yang seragamnya kini memiliki noda oranye kekuningan, iya. Dia siswa yang aku tabrak tadi.

Tunggu siapa tadi namanya,

"Gue Rangga" ia mengulurkan tanggannya untuk menyalamiku.

Dia menjawab pertanyaan ku.

Aku cuma bisa tersenyum kikuk. Tidak mengerti dengan keadaan ini.

"Pegel nih,"

"Eh, maaf" buru buru aku menyalaminya.

"Gak afdol dong, kan tadi gue ngasih tau nama gue. Lu gak mau ngasih tau nama lo?"

"Hah? E-eh iya. Nadine"

"Oke. Udah tau kok"

Agak ngeselin gak? Dia nanya tapi sebenernya udah tau :)

Tunggu kalau diperhatikan. Dia masih menggunakan seragam, sedangkan sekarang udah jam 5 sore. Aku saja baru pulang dari supermarket membeli pesanan bunda.

"Kenal noda ini?" Ia bertanya sambil menunjukkan noda di seragamnya kepadaku.

Oke. Kayaknya aku bakal di begal sama dia.

"E-eh. K-kakak yang tadi aku tumpahin jus ya? Mma-maaf sekali lagi maaf ya kak"

"Gak papa," dia senyum.

"Kok tumben gak pake headphone ?"

Eh dia tau kebiasaan ku?

"Jangan kaget. Kamu satu satunya cewek di sekolah yang kemana mana pake gituan,"

Dia menjawab pertanyaan ku lagi.

"E-eh iya kak. Hari ini sedang hening,"

Setelah itu dia bungkam. Dia mengeluarkan ipod nya dan mulai mendengarkan lagu nya dari headset yang kini terpasang di telinganya.

Detak jantung itu terus terdengar,

Aku baru sadar. Baru kali ini saat hujan aku mendengar suara dan suara itu adalah detak jantun seseorang bukan suara hati mereka.

Kenapa?

—-

HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang