Jakarta, 9 juni 2017

6 1 3
                                    

Sebuah kotak biru terletak di hadapanku sekarang. Nenekku mengatakan bahwa tadi pagi ada yang menitipkan ini untukku,

Kotak itu terlihat seperti sebuah kado,

Atau memang sebuah kado?

But, now isn't my birthday

Oke, lagipula ini dikasih jadi untuk apa ditolak kan?

Aku membuka ikatan pita yang mengelilingi kotak. Kalau diperhatikan, di pita tersebut tertulis sebuah pesan. (Gimana coba cara nulisnya)

"Jangan kaget, not a special thing"

Kalo isinya bom, aku kaget hehe.

Tidak tertulis nama pengirim, apa aku mempunyai penggemar rahasia? Sebuah kegeeran yang tidak masuk akal haha.

Jangan jangan, isinya sebuah pesan ancaman ditambah sebuah bangkai tikus seperti di sinetron sinetron TV?

Oke aku menghayal.

Aku membuka tutup kotak tersebut, dan tebak apa isinya? Sebuah headset berwarnya tosca dengan mp3 nya.

Sebuah surat terselip dibawahnya,

Disimpen di tas, jangan sampe jamuran.

Hehehe,

Sejak kapan headset bisa jamuran?

—-

Hari ini matahari cukup terik, sampai cahayanya menyilaukan mataku yang kini duduk di kursi dekat jendela bis.

Aku memilih berdiri dikarenakan pemberhentian bis selanjutnya sudah dekat,

Aku berusaha menyeimbangkan tubuhku sambil berpegangan pada pegangan pegangan bis

"Aku tebak, pasti headset tosca itu gak ada di tas kamu?" Seseorang dari arah belakangku berbicara hal tersebut

Tiba tiba, supir mengerem bis yang dikendarainya dengan sedikit kasar sampai tubuhku terdorong kebelakang,

Iya, kearah seseorang yang berbicara tadi

Aku merasakan seseorang tadi menahan tubuhku. Aku berusaha menoleh kebelakang untuk mengetahui siapa yang tadi berbicara kepadaku sekaligus berterimakasih karena menahan tubuhku.

"Makas- eh, kak rangga?"

Seseorang dari sebelah kak rangga tersenyum,

"Loh, kalian saling kenal?" Seseorang yang berdiri di sebelah kak Rangga menatap tidak percaya,

Kalau diperhatikan, kak Rangga terlihat mirip dengan orang disebelahnya. Sangat mirip.

Aku tersenyum kearah seseorang itu,

"Andri," seseorang itu mengulurkan tanggannya padaku untuk berkenalan.

"Udah kenalannya? Kita udah sampe sekolah," setelah itu kak Rangga melewatiku berjalan kearah pintu keluar bis, disusul dengan seseorang yang bernama Andri tadi.

Tunggu, tadi ku bilang kak Rangga melewatiku?

Kenyataannya tidak hanya melewati,

Menabrak pundakku ditambah tatapan sinisnya—itu kenyataannya.

Apa yang salah?

—-

"Sar, tau kak Rangga?"

"Taulah," sambil menatap handphone nya.

"Kalo Andri?"

"Tau," masih berkutat dengan handphone nya.

"Mereka mirip?" Kataku

"Kan kembar,"

"Eh?" Aku tersentak kaget,

"Kenapa emangnya?" Sarah meletakkan hpnya, "tumben seorang Nadine penasaran sama kakak kelas cowok, yang terkenal lagi,"

"E-enggak, h-hehe,"

"Naksir yaa??" Kini sarah menatapku curiga sambil tersenyum jail,

"Kamu liatin apa sih dari tadi?" Mengambil hp sarah. Sebuah bentuk pengalihan,

@andrian.santoso

Sebuah username terpampang di hp satah melalui sebuah app.

"Kan, ngalihin pembicaraan," sarah mengambil hp nya dari tanganku.

"Itu instagram kak Andri?"

"Binggo! Kan, bener, naksir doi yaa? Tau aja nih Nadine yang cakep,"

Lalu tangan Sarah tidak sengaja membuka salah satu foto, sebuah foto yang memperlihatkan sebuah awan dan dengan sebuah caption

Hari ini hujan datang menghibur seseoang,

Hari ini hujan datang menghibur seseoang,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 19, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang