Hari ini adalah tepat seminggu Valerie bekerja di cafe milik Alanzo. Valerie berjalan pelan menyusuri trotoar untuk menuju ke cafe tempatnya bekerja.
Tepat di sebrang cafe, Valerie berhenti dan tersenyum tipis melihat cafenya dari depan. Valerie menyebrang jalan dengan langkah mantap..
Citttt
"Astaga!" pekik Valerie sebelum terjatuh ke aspal.
Terdengar pintu mobil ditutup dan langkah kaki yang mendekati Valerie.
"Hei, maafkan aku. Aku tidak tahu kau menyebrang, aku sedang menelpon tadi."
Valerie hanya merespon dengan anggukan kecil. Orang itu tidak salah, Valerie yang menyebrang dengan tidak hati-hati.
"Bukan salahmu." Valerie tersenyum kepada pria yang berjongkok di depannya.
"Ah, kakimu terluka, bagaimana kalau kita pergi ke rumah sakit?" tawar pria itu setelah membantu Valerie berdiri.
Valerie menggeleng sembari terkekeh, "ini hanya luka kecil, aku bisa mengobatinya sendiri."
Memang, kaki Valerie hanya tergores sepanjang 5 cm.
"Kau yakin?" pria itu memastikan. Valerie mengangguk.
"Kau mau kemana? Biar aku antar."
Valerie menggeleng, "tidak usah, terima kasih. Aku bekerja di cafe sebrang jalan, jaraknya tidak terlalu jauh, aku bisa ke sana sendiri."
"Siapa namamu?"
"Valerie."
"Ah, nama yang cantik, seperti orangnya." gumam pria itu.
"Namaku Albert, aku akan mengunjungimu nanti sore, hanya untuk memastikan lukamu sudah kau rawat dengan baik.
"Aku pergi dulu, Valerie. Nice to meet you."
Valerie menyingkir ketika Albert melajukan mobilnya pelan.
"Dia tampan sekali." gumamnya.
💠💠💠
Albert benar-benar menepati perkataannya. Valerie melihat Albert duduk di kursi pojok yang tidak terlalu ramai.
Valerie membawa kopi panas yang dipesan Albert dengan senyuman yang merekah di bibirnya.
"Hai!" sapa Valerie sembari meletakkan cangkir di meja.
"Ah, kau. Bagaimana lukamu?" tanya Albert.
"Sudah ku obati, kau tidak perlu khawatir."
"Bagaimana kalau kau duduk, dan kita berbincang sebentar?" Albert melirik kursi di depannya yang kosong.
Valerie menoleh kepada Maria, rekan kerjanya yang berada di meja kasir. Maria mengedipkan sebelah matanya, Valerie tersenyum lalu duduk di kursi depan Albert.
"Bagaimana harimu?" tanya Valerie.
Valerie! Itu adalah pertanyaan bodoh!
Albert tertawa, gadis cantik ini begitu polos di matanya.
"Baik, sebelum aku menabrakmu. Setelahnya, aku tidak bisa berhenti mengkhawatirkanmu."
Valerie tersipu malu, "ah, kau bekerja dimana?" tanyanya.
"Aku bekerj--"
"Ah, bagus sekali anak baru."
Valerie dan Albert menoleh ke sumber suara, Alanzo berdiri sambil bersedekap dada.
Valerie menggigit bibirnya. Alanzo memergokinya!
"Apa yang kau lakukan di sini?"
"Sejak kapan aku memperbolehkan pegawaiku duduk santai?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Wild
RomanceWARNING!! MATURE CONTENT!! 21+ **** Valerie Benedict, seorang perempuan biasa yang berhasil menarik perhatian dua pria sekaligus. Bosnya, Alanzo Mendez, dan juga Albert, pria yang tak sengaja ditemuinya. **** ©2018