BAB 1 "Kisah Si Tuan Klaus"

41 3 2
                                    

Ditulis oleh seorang penulis yang mempunyai mimpi ke ujung dunia. Menuliskan cerita pertamanya, merintis tanpa tahu apa-apa. Membaca novel bukanlah hobby nya. 1 novel pun belum tersempat tuk dibaca. Makanya tertatih-tatihlah ia, menunggu harapan dirilisnya sampai terkenal... Sungguh malang
Dikisahkan pria cerdas yang menikah dengan Daniela Edward klaus. Pernikahan mereka adalah suatu perjanjian.. Antara kedua orang tua mereka. Si tuan Klaus sang pemimpi besar terpaksa menikahinya supaya hidup keluarganya tidak terbebani teror lagi.

"Aku serahkan putriku padamu. Berjanjilah untuk bersama dengannya sepanjang masa" Ucap Tuan Edward ayah Daniela.

"Ok Mister I will keep my promise!" sambil menunduk si tuan Klaus.

Pernikahan yang amat meriah, kebahagian berada pada Tuan Edward sedangkan sang Tuan Klaus hanya merintih saja. "Ya Tuhan izinkan aku untuk mencintainya".

Pernikahan pun berlanjut, kehidupan kembali berjalan normal. Orang tua Tuan Klaus sangat bersyukur dikaruniai seorang putra yang cerdas dan penurut. Akan tetapi tidak berhenti dalam kebahagiann itu. Sang Tuan Klaus tidak pernah tersenyum, dirinya menderita, kesepian meskipun istrinya Daniela selalu menemaninya.
6 tahun sudah berjalan pernikahan mereka. Tetapi belum terdengar tangis bayi dalam hidupnya. Si Tuan Klaus amatlah sedih ia bermimpi ingin mempunyai putra kecil yang tampan. Ia berusaha mencari tahu apa yang membuat mereka terhalang akan bahagianya seorang anak.
Dan tidak disangka ternyata sang istri itu infertile dan tidak mungkin mempunyai keturunan. Rasa gundah semakin melanda Tuan Klaus, kini harapannya hancur seketika. Ia tidak dapat menikah lagi karena terpaut janji.
Ia mecoba membuat kloningnya sendiri, bereksperimen dan berharap semoga ada keberhasilan.
Daniela "Apa yang kau lakukan?"

Sambil tetap fokus sang Tuan Klaus berkata"Aku ingin kita bahagia, mendengar tangis anak kita"

"Aku sungguh minta maaf tak dapat membahagiakanmu Ritt" Dengan ekspresi sedih.

"Tak apa ini bukan salahmu kita akan berusaha bersama. Lagi pula aku juga tidak bisa meninggalkanmu karena ayahmu" sambil memyentuh pipinya

"hmm.. Ya I am sorry.."

Lalu berlalu kehidupan semakin mencekam, kemudian Tuan Klaus mendapat telpon.

"Hello Mr. Klaus.. I am Dr. Husein from Indonesia want to ask for your help"

" Oh Dr. Husein... Yes, it is me. What help do you mean and why all of a sudden?" sautnya sambil keningnya berdenyit.

"Really this is bad news. Please zoo us. A lion has been pregnant for nearly 14 years but has not given birth. Actually what happened to her. We thought her baby had a miscarriage but after the ultrasound turned out it was merged with the skeleton. We can not to operate it because of the situation that almost dying." Dengan cepat si Dr. Husein menjelaskan dan jantungnya berdegub kencang.

"And then. What can I do for you?" Dengan nada penasaran.

Dengan perasaan cemas dan getar tubuhnya, Dr. Husein "I want you to come here and save this lion queen please, this is for the sake of our zoo".

Tuan Klaus begitu siap"Then I will come in 3 days soon. Take good care of the lion"

"Ya ya hurry up" penuh lega Dr. Husein sambil mengelap keringat dinginnya.

"Syukurlah... Ritt mau membantuku. Dia adalah teman cerdas dan baik hati. Aku sangat senang dapat bertemu di Univecity Jerman dulu" Dalam benaknya Dr. Husein dengan rasa penuh syukur dan menengadahkan tangannya seraya seperti doa.

Memorise Dr. Husein***...
*Dulu aku S1 di UI, kemudian akulah yang di wisuda pertama kali. Karena itu aku di beri beasiswa oleh universitas untuk melanjutkan S2 di Jerman. Mendengar itu, hatiku sangatlah bangga begitu terharunya aku. Namun setelah aku kuliah disana, kukira aku termasuk siswa cerdas, namun ternyata aku hanyalah peringkat 28 pararel saja. Aku begitu kecewa, rasanya malu untuk memberi tahu kerabatku di Indonesia. Yang kulihat diperingkat pertama adalah Ritter Klaus, namanya terpampang nyata di papan pengumuman. Aku merasa begitu iri dan cemburu padanya. Seperti apa sih otaknya? Bagaimana bisa aku yang juara 1 di UI bisa jadi 28.. Oh ya ampun perlombaan macam apa ini?

Karena rasa penasaranku dan ke egoan ku yang ingin mengalahkannya, aku pun berusaha mendekatinya dan berpura-pura menjadi temannya. Saking begitu bencinya aku, hingga aku mencuri buku catatan rahasianya. Namun aku akhirnya ketahuan juga seperti apa kata pepatah itu. Tetapi dalam gemetarku dia malah tersenyum dan berkata "Apakah kau ingin pintar sepertiku?"

Huuuuh... Alangkah terkejutnya aku, begitu mengertinya ia pada diriku. Apakah dia sudah sering diperlakukan seperti ini? Tanyaku dalam hati. Hingga akhirnya Ritt mengajariku sampai sampai aku meningkat dan hampir mengalahkannya namun sayang guru tetaplah setingkat lebih tinggi dari murid. Aku hanya di urutan 2, akan tetapi karena loncatan yang luar biasa, aku mendapat beasiswa dari univercity Jerman itu. "Sangaaaatt... Bahagia aku, terima kasih Ritt" ucapku padanya.
Sampai akhirnya aku dan dia menjadi best friend.

Lion HumanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang