Aku akhirnya bisa membuka mata setelah beberapa saat terpejam.
Tubuhku tidak bisa digerakkan, nafasku berat, dan kepalaku pusing.
Itulah yang aku rasakan ketika pertama kali membuka mata.
Aku berada di sebuah ruangan yang gelap. Aku menatap tangan dan kakiku yang terikat.
Entah sudah berapa lama aku disini.
Aku hanya mengingat bahwa aku sedang makan malam bersama ayah.Kepalaku tiba-tiba terasa pening.
Lalu setelah terbangun aku berada disini.Tak lama, pintu yang berada di ruangan itu berderit. Seseorang yang sangat kukenal melangkah masuk.
"Hai sayang, kau sudah bangun?"
Itulah kalimat sapa pertama miliknya.
Kalimat yang diucapkan dengan kata-kata manis tapi, aku tahu apa yang akan dilakukannya setelah itu.Tangannya lalu memasang sarung tangan karet agar tangannya tetap steril.
Lalu, ia mulai mengambil salah satu suntikan yang berisi cairan hijau yang ia racik sendiri.
"Aku meraciknya sendiri"
Aku tahu
"Kau akan merasakan kesakitan yang luar biasa"
Aku tahu
"Apa kau siap?"
Dan tanpa menunggu jawaban dariku ia menyuntikkan cairan hijau itu.
Membuatku merasakan kesakitan yang luar biasa. Tubuhku seperti terbakar, rasanya sangat sakit.
Diriku meronta-ronta, mencoba melepaskan diri dari kesakitan yang luar biasa ini.Mataku mulai terasa panas, aku menatapnya memohon agar menghentikan semua ini.
Tapi, ia tidak menghentikannya.
Ia hanya tersenyum mengetahui ia berhasil menyiksaku.Setelah merasakan kesakitan yang luar biasa. Pandanganku mulai memudar dan aku mulai kehilangan kesadaran.
Tuhan, jika kematian yang terbaik untukku saat ini maka kumohon cabutlah nyawaku.
Dan jika tidak, kumohon selamatkan aku dari penderitaan ini.Setelahnya hanya kegelapan yang menyelimutiku.