Second

15 4 4
                                    

Aku terbangun akibat ada seberkas cahaya yang menyilaukan.

Aku melihat ke sekeliling, aku berada di sebuah kamar.

Entah kamar siapa

Bagaimana aku bisa disini?

Dimana ini?

Apakah aku diculik?

Berbagai pertanyaan muncul di kepalaku.

Tak lama, ada seorang lelaki melangkah memasuki kamar ini.

Aku merasa seperti de Javu.

Bedanya adalah aku merasa asing dengan rumah ini dan juga orang itu.

"Kau baik-baik saja?" Sembari duduk di sebuah sofa yang berada di kamar.

"Ya"

Lelaki itu tersenyum.

Membuatku merasa tidak nyaman.

"Tenanglah aku, bukan orang jahat"
Ujarnya seolah-olah mengetahui pikiranku.

"Darimana aku tahu bahwa kau bukan orang jahat?"

"Jika aku bukan orang yang baik, untuk apa aku repot-repot membantumu"

"Membantuku?"

"Ya, kau tidak ingat kemarin ayahmu menyiksamu di ruang bawah tanah"

"Bagaimana kau tahu?, bagaimana kau menolongku?"

"Aku mengetahuinya dari ayahku.
Ayahmu adalah sahabat ayahku"

"Sahabat, apakah maksudmu Mr. James?" tanyaku, karena setahuku ayah hanya memiliki seorang sahabat.

"Aku harap kau tidak marah. Ayah mengirim seorang mata-mata di rumahmu" jelasnya.
"Ayah curiga jika ada yang salah dengan Mr. Taylor, karena itu beliau mengirim seorang mata-mata" sambungnya.

"Aku tidak marah, terimakasih karena sudah menolongku. Tapi bagaimana keadaan ayah, dia baik-baik saja kan?"

Tiba-tiba ekspresinya berubah menjadi tatapan tidak suka.

"Kau masih saja menghawatirkannya, padahal dia sudah melukaimu"

"Tentu saja dia adalah ayahku!"

Dia diam mendengar jawabanku.
Setelah itu dia keluar dari kamar, tanpa mengucap sepatah kata pun.

Menyebalkan!




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 13, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang