Danial POV...
Aku pikir, evan akan pulang dengan ku malam ini. Tapi nyatanya, dia tidak mau pulang malahan betah tinggal di rumah karyawan ku. Oiya nama nya adalah Maura. Aku rasa Evan merindukan sosok eomma. Dia memilih Maura untuk menjadi sosok seorang eomma untuk nya. Aku juga tidak menyangka jika Maura adalah anak dari om Wilton dan tante Arumi. Mereka adalah sahabat mama dan papa.
Apa harus aku menikah dengan Maura dan membangun keluarga kecil bahagia dengan Maura dan Evan? Batin ku
Malam ini, aku tidur sendiri tanpa evan yang menjadi guling ku saat tidur. Besok pagi aku harus cepat-cepat mengantarkan perlengkapan sekolah nya evan agar dia tidak telat ke sekolah.
Aku meraih ponsel ku yang terletak diatas nakas dan mengirim kan pesan kepada Maura.
" Besok sekitar jam 6 pagi. Aku akan antarkan perlengkapan sekolah Evan. "
"....."
" Jangan lupa sarapan untuk evan. Maaf udah merepotkan mu. "
"....."
Aku menghentikan berbalas pesan dengan Maura karena mata ku mulai lelah dan mengantuk.
Alarm ku berbunyi tepat pukul 5 subuh. Aku bergegas ke kamar mandi dan setelah itu menunaikan kewajiban ku sebagai umat islam yaitu sholat subuh. Selesai sholat, aku mencari perlengkapan sekolah Evan dan meletakkan nya ke dalam tas sekolah nya. Aku hanya meneguk susu buat mengisi perut ku.
Kurampas kunci mobil yang terletak diatas meja dan langsung aku melajukan mobil dengan kecepatan diatas rata-rata. Aku harus cepat sampai ke rumah Maura. Aku juga ada meeting hari ini sekitar jam 8 nanti.
Tiba di depan rumah Maura. Aku menekan bel 3 kali hingga si pemilik rumah keluar dengan menggenggam tangan jagoan kecil ku. Evan sudah terlihat segar dan harum dengan pakaian tidur nya. Mungkin dia sudah mandi hanya saja baju nya belum di ganti.
" Appa. " peluk Evan.
Dia memeluk ku dan meminta aku menggendong nya." Silahkan masuk pak. " Maura mempersilahkan aku masuk. Maura membawa evan ke kamar nya untuk berganti baju sekolah.
Om dan tante sedang sarapan dan aku juga ditawarin sarapan bareng mereka. Aku pun mengangguk, karna memang aku belum sarapan. Aku mengambil nasi goreng yang terlihat enak dan meletakkan nya ke dalam piring ku.
" Nak Danial sudah punya istri? " Tanya Tante Arumi.
Uhuk.. Uhuk.. Aku tersedak makanan ku karena pertanyaan tante Arumi. Aku meraih segelas susu untuk meringankan tenggorokan ku.
" Iya tante. Tapi saya sudah lama bercerai sekitar 2 tahun lalu. " jelasku. Tante rumi tersenyum penuh arti menatap ku. Aku hanya bisa diam dengan senyum smirk ke arah tante.
" Appa, Evan berangkat sekolah dulu." Teriak evan yang berlari dari tangga dengan tas nya dan botol air minum yang menggantung di leher nya.
" Evan jangan lari-lari nanti jatoh. sarapan dulu. Biar ajumma suapkan. " terdengar Suara Maura yang sedang berjalan turun dari tangga.
Evan duduk di kursi di sebelah ku dan Maura mengambil kan nasi goreng dan meletakkan nya ke piring. Maura menyuapkan evan dengan sabar. mata nya memancarkan kasih sayang yang tulus untuk evan. Seperti nya aku mulai jatuh cinta pada nya karena sikap nya pada evan. Dalam hal ini, evan tidak salah memilih.
Maura POV...
" Bye sayang. Kamu belajar yang rajin ya. Biar pintar seperti appa mu." Ucap ku pada evan. Aku mengecup puncak kepala evan dan setelah itu aku melihat dia masuk ke dalam kelas nya.