Part 4

7.4K 253 18
                                    


"Aku ingin bayi ini."

Tentu saja yang terjadi selanjutnya adalah keheningan yang begitu lama di ruangan Fabian. Keheningan itu kebenaran yang dimaklumi.

Sebenarnya Aleece merasa sedikit gugup. Dia memainkan jemarinya pada lengan tangan yang satunya dan mencoba membasahi bibir pucatnya. Mencoba tidak menatap langsung pada mata biru gelap Fabian setelah kata-katanya barusan.

Apa dia akan baik saja dengan permintaannya itu?

Apa dia akan marah seperti lahar dan bilang, 'Apa kau tidak berpikir menggunakan otak sekecil aprikotmu itu bahwa yang kau minta ini hal gila? MENGINGINKAN BAYI INI? BAYI KU? Tanpa persetujuanku? Hell NO! Hanya karena kau menyimpan spermaku bukan berarti kau dihadiahi gelar menjadi ibu dari anakku! Dismissed Ms. Dimitri! DISMISSED!

Oke. Iya mungkin Aleece sedikit menyindir Fabian di kepalanya dan menyampaikan kata-kata yang terlalu banyak gaya, tapi, lelaki dihadapannya itu memang tak dapat ditebak. Kalian pasti tahu bukan pemikiran Aleece memang kadang lebih ganas dari seekor singa. Ini bukan suatu peribahasa tapi memang kenyataannya. Ah, sudahlah.

"Aku.. Aku hanya ingin bayi ini. Aku tidak bisa melakukan aborsi. Aku punya harapan kuat untuk menjaganya. Aku harap ini tidak terlalu feminim tapi ini.. um.. umm..," Aleece terhenti ketika Fabian mencondongkan tubuhnya pada Aleece, mencoba mendengar perkataan Aleece saat ia ingin menemukan kata-kata yang tepat untuk melengkapi kalimatnya.

".. Keibuan," lanjut Aleece seakan tidak yakin dengan ucapannya, tidak tahu apakah yang ia katakan benar atau tidak.

Perhatian Fabian benar-benar pada Aleece sekarang. Air mukanya tegas dan ia mengambil napas panjang sebelum mengedipkan mata perlahan.

"Nona Dimitri, kau..." Fabian menggantung kata-katanya. DIA MELAKUKANNYA. Dia sendiri tak dapat percaya, dia mulai terkontaminasi dengan sindrom - tak bisa menyelesaikan kata- seperti Aleece.

Wow... Ini keterlaluan Fabian. Hanya karena malam panas yang dilalui bersama PA-sembrono-nya dia bisa berubah.

"Y..Yes, sir..?" Aleece menjawab polos, mengangguk sopan saat Fabian berdehem, lalu bangun dan membelakangi Aleece membuat Aleece kebingungan.

"Aku hanya tidak ingin ada kebingungan. Kontrak kerja perusahaan mengatakan kita tidak membiarkan wanita hamil bekerja di industri fashion karena pekerjaan yang terlalu banyak baik itu PA maupun model. Jadi jika kau memilih untuk menjaga kehamilanmu, maka kau harus menyerah dengan pekerjaan kantormu, nona Dimitri.. "

Jantung Aleece berdetak lebih cepat. Menyerah pada mimpi dan ambisinya dan segala sesuatunya yang diperjuangkan selama 2 tahun ini... falam hitungan detik?

Fabian meletakkan tangannya di kantung celana, menatap keluar memandangi gedung-gedung tinggi yang saling berlomba menjulang di langit San Fransisco. Dia tidak melarangnya akan kehamilannya karena itu kehamilan yang tak disengaja. Ini tidak seperti Aleece menjebaknya untuk uangnya atau apapun karena dia sendiri tahu bagaimana ia setelah malam yang mereka habiskan bersama, tapi ia merasa semuanya akan baik-baik saja jika malam itu...

Tanpa kehebohan tentang dirinya yang menghamili asisten pribadinya yang sama sekali tidak begitu penting di kehidupannya.

Jika dia membuat Kimberly yang hamil - yang mungkin tidak terjadi karena mereka tak punya waktu untuk pergi 'sejauh' itu, meskipun mereka bisa, Fabian memastikan hubungan mereka terproteksi dan tentu saja ia akan menikahi Kimberly karena media dan semua masyarakat San Francisco tahu mereka berdua adalah sepasang kekasih.

Namun situasi disini jauh berbeda dan tidak terduga dan tidak diinginkan-dari sisinya.

"Apakah tidak ada jalan lain?" Aleece berujar pelan, hatinya berteriak tak terima.

Unplanned Pregnancy (PbHB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang