The First

3.7K 177 2
                                    

Jangan lupa vote-nya yahh..
Happy reading...

Setelah 15 tahun lamanya tinggal di negeri matahari terbit (Jepang) keluarga itu akhirnya kembali ke Korea Selatan. Berangsur-angsur keluarga itu kembali, 4 tahun lalu diawali oleh sang kakak tertua, lalu kakak kedua ditahun ke 3 dan tahun lalu adik laki-lakinya juga telah kembali ke Korea. Sekarang adalah giliran perempuan itu bersama dengan ibunya yang pulang ke tanah kelahiran mereka.

Duka yang mereka rasakan 5 tahun lalu saat sang ayah meninggal dunia belum sepenuhnya sembuh. Namun ada banyak amanah darinya yang harus dijalankan termasuk kembali ke Korea saat situasi telah memungkinkan seperti saat ini.

Perempuan dengan tinggi badan kira-kira 163 cm itu  melenggang ceria dengan mendorong trolinya yang penuh dengan barang-barang bawaannya dan sang ibu dari Jepang sana. Tampak tak ada yang special darinya hari ini, hanya stelan jeans hitam dan hoodie berwarna merah jambu yang di pakainya dan juga kacamata hitam yang menjadi andalannya saat bepergian.

“sudah lama sekali..” gumam wanita paruh baya yang tak lain adalah ibunya Ny Kim Hye Min sesaat setelah mereka keluar dari bandara.
“ne eomma. Aku hampir lupa bagaimana kota ini karena terlalu lama tak pernah pulang.” Balasanya sambil terus mendorong trolinya menuju mobil sedan yang sudah menunggu mereka.

===

Pukul 07.00

“Kim Yoorin~~ ireonaa~~ kau harus kuliah sayang” teriak Ny Kim di luar kamar puterinya itu.
“ne eomma. Aku bangun..” samar-samar suara perempuan itu terdengar olehnya dan berhasil membuatnya beranjak turun ke lantai dasar untuk membuat sarapan.

“selamat pagi eommaku sayang..” Yoorin menghampiri ibunya yang sedang melahap roti panggang buatannya sendiri sambil memberikan kecupan ringan dipipi ibunya.
“selamat pagi puteri cantik eomma..”
“ahhh eomma, aku akan makan di mobil saja. Ini hari pertamaku kuliah dan aku tidak boleh telat..” ocehnya sambil membereskan beberapa potong roti ke dalam kotak bekalnya dan juga mengambil susu pisang kesukaannya di dalam kulkas.
“ahh ne.. baik-baiklah di kampus barumu. Jika ada yang mengganggumu jangan lupa melapor. Arra?” kata ibunya memperingatkan. Telinga Yoorin sudah sangat akrab dengan peringatan itu sejak ia kecil. Maklum saja, dia adalah satu-satunya anak perempuan di antara sepupu-sepupunya.. hanya dia!
“arrayo eomma.”
“aku pergi dulu eommaku yang cantik.” Sekali lagi ia mengecuk pipi ibunya sebelum berangkat ke kampus barunya.
“hati-hatilah..” teriak ny Kim.
“pasti eomma.” Akhirnya bayangan Yoorin menghilang dari pandangan Ny Kim.

@Kampus

Sarapan yang dibawa Yoorin telah dihabisinya selama perjalanan ke kampus barunya hari ini. Dengan mengenakan sepatu kets hitam, jeans hitam, kemeja lengan panjang berwarna biru muda yang berukuran pas dengan tubuhnya ia berjalan menyusuri koridor-koridor kampus yang begitu asing baginya, tak lupa pula ransel kecil berwarna hitam yang bertengger di pundak tegapnya. Tangannya asik mengetik sesuatu di permukaan ponsel berwarna hitam miliknya.

“ne seongsangnim. Saya sudah berada di depan ruang dosen lantai 2.”
“….”
“ahh ne.”

Tak lama setelah telepon itu terputus muncullah sosok laki-laki yang usianya kira-kira 35-40 tahun menghampiri Yoorin yang berdiri di depan ruang dosen yang cukup besar itu.
“Kim Yoorin?” tebaknya saat melihat Yoorin.
“ne.” dia sedikit menundukkan kepala member hormat.
“kau lebih cantik dari fotomu bersama dengan Kim Sajangnim.” Pujinya.
“gomawo songsaengnim.”
“ayoo aku antar ke kelasmu.”
“ne..”

Selama perjalanan menuju kelas, Yoorin tak henti-hentinya menarik dan menghembuskan nafasnya was-was dengan kesan hari pertamanya di kampus. Banyak dugaan-dugaan yang sudah mengelilingi kepalanya. Apa aku akan terlihat aneh di mata mereka? Apa ada yang akan berteman denganku? Apa penampilanku baik-baik saja? Belum sempat ia menerka jawaban dari pertanyaannya itu, ternyata mereka telah sampai di depan sebuah kelas. Sepertinya ini kelas besar. Pikirnya.

Guardian ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang