Autor pov
Saat di tenga tengah perjalanan ke Cina Marchel dan Jino mendapat telepon kalau mama dan papa nya saat ini juga di Cina.
"Kamu udah tahu kalau mama sama papa kita ke Cina." Tanya Jino pada Marchel
"Aaa..." Jawabnya sambil menangguk pelan.
"Aduh... Kacau kacau. Ahh.."
"Apaan sih lo teriak teriak kayak gitu?"
Protes Marchel pada Jino yang teriak teriak gak jelas menurutnya."Eh lo gimana sih, udah tau orang tua kita disana."
"Tahu"
"Terus nanti gimana kalau mereka liat kita..."
"Ya kita kasih alasan kalau kita ada misi."
"sama Kiki dengan keadaannya yang kayak gitu?"
"Oh iya ya, gmn dong kalau mereka nanri tahu keadaan Kiki."
"Pinter dikit napa?"
"Ok, semua sini." Perintah Marchel pada orang orangnya.
"Nanti waktu kita sampai di Cina, jangan sampai mereka ketemu sama Kiki, ok? Kalian harus hati hati, jgn sampai ada yang bertemu sama Kiki kecuali orang orang tertentu." Marchel memberikan peringatan kepada mereka semua sambil menunjuka foto orang tua mereka.
"SIAPP..."
***
Beberapa jam kemudian mereka sampai di Cina. Dan sepertinya dewi fortuna tidak berpihak pada mereka.
Baru saja Marchel akan keluar dari pesawat, ia melihat kedua orang tua Jino.Tiba tiba Marchel menghentikan langkahnya.
"Woohh.. Ada apa sih, knp lo tiba tiba berhenti gitu?" tanya Jino segera setelah menabrak punggung Marchel.
"Nohh.. Liat noh."
"What? Terus gmn dong?"
"Tunggu tunggu, nih Jin pakek jaket sama topinya." Kata Marchel sambil memberikan topi dan jaket hitam pada Jino dan agen CIA
" Knp sih lo manggil gue Jin, gak enak tau dengernya." Protes Jino.
"Lah lu ngapain manggil gue Mar, lebih gak enak tau"
Setelah perdebatan itu mereka segera memakai topi dan jaket itu. Mereka juga memakaikan Kiki topi dan selimut.
Mereka melewati orang tua mereka dengan jantung yang berdebar debar. Keringat mengalir di wajah Jino.
Tiba tiba.."Permisi tuan."
Panggil mama Jino."Ehhm.. Iya, ada apa?"
"Ada apa dengan gadis ini?"
"Oh em... Dia sakit parah. Saya harus segera pergi."
"Dia mirip Kiki ya pa, mama jd kangen anak anak"
"Mmm... Maaf nyonya gadis ini harus segera di tanganin."
"Oh iya, maaf mengganggu. Semoga dia cepat sembuh."
Jino melalui orang tuanya dengan lega, karena mereka tidak mengenali Jino.
"Huhh.."
"Oh itu dia mobilnya." Kata Marchel.
"Iya, ay cepat."
Mereka bergegas naik ke mobil van hitam. Mobil itu adalah mobil milik dokter Seno. Beliau mengirimkan orang orangnya untuk menjemput mereka.
Marchel pov.
Setelah beberapa jam kami diperjalanan, akhirnya kami sampai di Sebuah rumah sakit yang sangat besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMAN SEPERJUANGAN
RandomDi cerita ini autor menceritakan tentang beberapa sahabat yang menjadi seorang agen rahasia. Banyak misi yang sudah di selesaikan oleh mereka. Tidak hanya tentang persahabatan, disini autor juga menceritakan tentang kesalahpahaman yang berubah menja...