18

11 3 0
                                    

Sehabis pulang dari pemakaman keluarga besar sherla semuanya ngumpul dirumah karena nanti malem akan mengadakan doa bersama untuk mamanya.

Terlihat wajah david masih murung saja dia belum ikhlas atas kepergian sang istri yang sangat dicintainya.

"Pah makan yuk dari kemarin papa belum makan" ajak sherla

"Papa gak nafsu makan La"

"Papa harus bisa ikhlas ya jangan sedih terus inget kata mama kita harus bahagia"

"Pah ayolah kita pasti bisa melewati cobaan ini semangatt papa ganteng"

David tersenyum melihat anaknya kini sudah tumbuh dewasa dan bisa banget ngerubah suasana jadi happy. Dia bersyukur mempunyai anak yang sangat tegar dan ikhlas seperti sherla ini.

Kalau boleh jujur sebenernya sherla masih sangat sedih tapi dia harus tetap inget bahwa sherla dan papa nya harus bahagia.

"Sayang aku pulang dulu ya karin dirumah sendiri bibi pulang kampung dan mama sama papa keluar kota lagi. Satu lagi mama sama papa minta maaf gak bisa dateng ke makam tadi" pamit deva menghampiri sherla dan david yang berada di taman belakang rumah.

"Iya gapap kok dev. Hati hati ya jangan ngebut"

"Oke.. kamu jangan sedih lagi ya inget pesan mama kamu" tangan deva mengacak acak rambut sherla.

Sherla mengangguk dan tersenyum manis ke deva.

"Om saya pamit ya"

"Iya dev hati hati"

***

S

ebelum pulang deva mampir sebentar ke minimarket dia membeli barang yang dipesan adiknya tadi. Tak lupa dia juga membeli jajan dan minuman untuk begadang malem ini.

"Abang kok lama banget sih"

Deva kaget karena karina tiba tiba muncul dihadapannya." Bikin kaget aja"
Ucapnya sambil menjewer telinganya.

"Awww sakit" ringis karina.

"Tadi itu abang kan ke pemakaman mamanya sherla meninggal"

"Turut berduka cita ya bang bilangin ke kak sherla"

"Hm"

Deva menaruh belanjaan yang tadi dia beli di atas meja. Dengan cepat karin membuka satu persatu isi dalam kresek itu mencari barang yang dititipnya.

"Abang .. !!!"

"Ga pake teriak bisa gak"

"Sabun muka rinrin mana bang"

"Lupa gue sorry ya adek ku"

"Gamau tau abang harus beli sekarang"

"Ogah"

"Rinrin nangis nih sekenceng mungkin"

"Bodo"

Karina mendengus sebal abangnya itu selalu saja lupa jika dititip untuk beli padahal masih remaja udah pelupa apalagi udah tua bakal lupa deh sama diri sendiri.

"Rin aduin sama papa aja biar uang jajan abang dikurangin"

"Hall.." hp karina langsung saja diambil cepat deva dengan cepat deva mematikan sambungan telpon itu.

"Ayo gue anterin beli"

"Gitu dong namanya kakak terbaik dan terganteng" puji karina.

Mobil deva sudah berhenti tepat di depan minimarket. Keadaan di tempat parkiran memanglah sangat sepi jadinya dia bisa parkir tepat di depan pintu.

DEVA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang