Halo To You

143 22 3
                                    

Januari 2017

"Yakk.... kalian, berhenti!" Seorang gadis berteriak terhadap dua orang pria yang tengah saling melempar pukulan satu sama lain.

"Sudah kukatakan, bisakah kau untuk tidak merampas hal-hal yang kumiliki?" Sambil terengah, pria itu melempar pukulan yang paling keras dari sebelumnya hingga membuat lawannya tersungkur kelantai.

"Yakk Kim Taehyung! Apa kau sudah gila?" Bentak gadis itu yang kemudian membantu pria yang tengah tertatih mencoba untuk berdiri. "Jinyoung oppa, kau baik-baik saja?"

"Seharusnya kau berterima kasih padaku karena telah menjaga kekasihmu." Jinyoung dengan senyum sinis mencoba mengintimidasi, namun tatapannya kembali melemah setelah ia merasakan ngilu diperutnya akibat pukulan keras Taehyung.

"Benarkah? Benarkah kau memang menjaganya untukku?" Tanya Taehyung tegas dengan amarah yang masih menguasainya.

"Kim Taehyung, cukup! Kau benar-benar keterlaluan, hanya karena kami sangat dekat lalu kau menganggap kami bermain dibelakangmu? Sadarlah! Sejak kau meninggalkan Agensi kita dulu, hanya Jinyoung oppa yang bisa kupercaya, dan dialah yang membuatku tetap percaya padamu meski aku sempat marah saat itu."

*
*
*
*


Sejeong melepaskan jas kerjanya yang kemudian ia lipat rapi dan ia masukan ke totebag lalu ia memegang pinggangnya dan bergumam "sepertinya aku sudah membersekan semuanya, yah, memang harusnya seperti itu."
Ia meyakinkan dirinya sendiri dengan anggkukan kepala.

Sejeong berjalan dan meraih knop pintu ruangan kerjanya dan terkejut ketika seorang pria baru saja masuk dari pintu utama apotek tempat ia bekerja.

"Maaf, tapi apotek nya sudah tutup!" Sejeong nampak menerawang karena sebagian besar lampu di apotek sudah dimatikan, ia terlihat berusaha mempertegas penglihatannya dengan cahaya yang minim.

"Berikan aku antiseptik dan pereda nyeri! Kumohon," pria itu masih berdiri tepat didepan pintu dengan masker yang menutupi wajahnya.

"Sudah kubilang..." Sejeong berjalan mendekati pria tersebut dan terkejut dengan apa yang ia lihat, "Omo, kau... kau berdarah."

*
*
*
*


Dengan cairan antiseptik ditangan kirinya, Sejeong mulai mengucurkannya pada kapas yang ia pegang di tangan kanannya, ia usapkan pada darah yang hampir mengering di sekeliling luka di tangan pria itu. Dengan cekatan, Sejeong membersihkan luka tersebut dan mengobatinya.

"Apa kau seorang perawat?" Pria itu mengawali percakapan setelah beberapa menit sunyi karna keduanya terfokus dengan Sejeong yang sedang mengobatinya.

"Aku seorang apoteker, tapi aku belajar tentang melakukan tindakan pertolongan terhadap pasien yang terluka, tidak banyak, hanya pertolongan kecil" Sejeong tersenyum.

"Kurasa aku harus membayarmu lebih untuk ini, terlebih kau harus tetap disini padahal jam kerjamu sudah selesai" pria itu mulai melihat keadaan sekeliling yang sudah sepi.

"Aisshhh, apa yang kau katakan, anggaplah ini sebuah pertolongan seorang tenaga medis."
Sejeong mulai merapikan kotak P3K nya dan berdiri, berjalan menuju satu tempat untuk menyimpan kembali kotak P3K tersebut.

Tak lama, Sejeong kembali dan mendapati pria itu hampir meraih knop pintu utama apotek.

"Kau sudah mau pergi?" Tanya Sejeong.

"Ini mungkin sangat tidak sopan, tapi ada banyak orang yang menanyakan keberadaanku sekarang, jadi aku harus pulang."

"Ahh, seperti itu." Ingin sekali Sejeong memberikan tips-tips agar luka ditangan pria itu cepat pulih, namun Sejeong mengurungkan niatnya lalu melemparkan senyuman "Baiklah, semoga cepat sembuh".

Pria itu berjalan kembali menghampiri Sejeong dan berhenti tepat dihadapannya.
"Terima kasih. Ahh, namaku Kim Taehyung. Aku akan kembali dan memberikan ucapan terima kasih yang benar."

"Kau akan selalu bisa menemukanku disini, datanglah kapanpun kau sempat." Sejeong tersenyum dan melihat pria itu mengambil langkah dan mulai menghilang dibalik pintu apotek tempat ia bekerja.

*
*
*
*


Setelah bunyi bip, pintu itu terbuka dan memperlihatkan Taehyung yang masuk kedalam apartemennya.

"Itu tidak seperti handphone mu mati, kau masih membaca pesanku tapi tidak membalasnya, kau baik-baik saja?" Seorang pria tinggi berjalan menuruni tangga dan menghampiri Taehyung.

"Mian hyung, aku sedang mengendarai mobilku saat kau mengirimi pesan."

"Ada apa dengan tanganmu?" Balutan perban di tangan Taehyung menarik perhatian Namjoon, "kau benar baik-baik saja?"

"Ahh hyung, aku hanya tidak sengaja melukai tanganku" jawab Taehyung gugup. "Aku ke kamar dulu, hyung" tersenyum sambil memamerkan deretan giginya, Taehyung dengan cepat menaiki tangga menuju kamarnya.

*
*
*
*


Taehyung keluar dari kamar mandi nya dengan wajah yang telah bebas dari makeup dan debu, lengkap dengan piyama yang menempel dibadannya, ia mulai merebahkan diri di ranjang besar yang tampak sangat nyaman untuk badannya yang begitu lelah hari itu.

Sambil menatap langit-langit kamar, ia mulai mereview pertengkaran yang membuat tangannya terluka, wajahnya sendu dan ia kemudian menatap tangannya yang dibalut dengan perban.

Dari memori pahit hari itu, sekilas muncul wajah gadis yang telah mengobatinya di apotek tadi. Taehyung mulai mengusap tangannya yang terluka dengan satu tangannya yang lain, tanpa ia sadari bibirnya merebakkan sebuah senyuman.

_________________________________________________

Dimohon feedback dan like nya 😊

LOVE, CURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang