Encounter

206 18 8
                                    

Present

Sejeong berjalan memasuki apotek tempat ia bekerja, seperti hari-hari biasanya ia temui orang-orang yang sama.

"Selamat pagi, Jihye-ya" Sejeong tersenyum menyapa gadis yang berdiri ditempat kasir dengan seragam biru tosca yang ia kenakan dengan rapi.

"Pagi eonnie" gadis itu membalas dengan senyuman yang tak kalah manis lalu kembali terfokus dengan komputer dihadapannya.

Meski sangat monoton dengan aktifitas kerjanya sebagai seorang apoteker, Sejeong tetap datang dengan semangat yang tidak pernah berubah. Sejeong melewati ruangan tempat penyimpanan obat dimana ada 2 orang asisten apoteker yang menyapanya. Sejeong memasuki ruangannya dan berjalan menuju kursi yang berhadapan dengan sebuah komputer. Ruangannya tidak besar, hanya ada satu kursi untuk nya dan dua kursi di hadapannya untuk pasien yang dibatasi oleh sebuah meja. Di samping kanan kirinya terdapat lemari yang diisi oleh buku-buku kesehatan dan file laporan.

Tak lama setelah ia mengenakan jas apotekernya, ia melihat sebuah note kecil berwarna biru di tepi layar komputernya,

"Segera keruanganku setelah kau mengerjakan laporan harianmu!

Your manager oppa"

Sejeong tersenyum lalu segera beranjak dari kursinya, gadis itu berjalan menaiki tangga menuju ruangan yang berada dilantai 2.

"Pagi, manager-nim" Sejeong langsung duduk di sofa yg berada diruangan itu sementara seorang pria tengah duduk di kursi dengan komputer dihadapannya.

"Eoh, cepat sekali. Kau benar-benar sudah menyelesaikan laporan harianmu?" Tanya pria itu.

"Ani, aku baru sampai" Sejeong memamerkan deretan giginya saat terkekeh.

"Yakk, sudah kubilang datang saat kau sudah menyelesaikan laporanmu." Pria itu terbawa emosi lalu berdiri dan menghampiri Sejeong yang tengah mengelus kucing kesayangannya lalu ia merebut paksa dan menggendong kucing tersebut seakan Sejeong adalah seorang kriminal.

"Cepat katakan padaku ada apa kau memanggilku? Aku akan mengerjakan laporanku nanti." Sejeong menatap pria itu dan kucingnya bergantian.

"Begini Sejeongie," pria itu duduk disebelah Sejeong masih dengan kucingnya yang ia peluk "Hanji Hospital mengirimkan proposal untuk kita bekerja sama dengan mereka,"

"Hanji Hospital, bukankah itu rumah sakit besar? Kenapa mau bekerja sama dengan apotek kecil seperti kita?" Sejeong memasang wajah bingung
nya.

"Yakk dengarkan dulu! Jangan memotong pembicaraan oppa mu." Pria itu menggelengkan kepalanya, tak mengerti kenapa paginya sudah harus ia isi dengan emosi.

"Begini Sejeongie, kita hanya sebagai penyupply tambahan, sebenarnya mereka memesan obat ke supplier langsung, hanya saja mereka sedang mengalami masalah perijinan untuk bagian apotek nya, jadi untuk sementara mereka akan membeli beberapa obat psikotropik, narkotik, vaksin dan injeksi ke apotek kita" jelas pria itu panjang lebar.

"Ahh, arasseo." Sejeong mengangguk dengan wajah polosnya.

"Nanti kau ikut aku ke Hanji Hospital untuk penandatanganan kontrak kerjasama" tegas pria itu yang kemudian berdiri dan meletakkan kucing nya yang telah kembali tidur di sofa.

"Nde, oppa"

*
*
*
*

Taehyung dan Jimin memasuki sebuah restoran dan segera duduk dikursi yang telah mereka pesan.

"Harusnya kita membawa maknae kita, pasti lebih seru" ujar Jimin.

"Dia sedang sibuk dengan projek cover lagunya, biarkan saja, beri dia waktu untuk fokus." Taehyung meraih buku menu dihadapannya.

Tak lama Jimin melihat pemandangan yang menarik matanya, seorang gadis dengan dress tosca selutut yang baru saja menuruni tangga bersama seorang pria.

"Lihat belakangmu!" Ujar Jimin, Taehyung seketika menengok kebelakang dan melihat pemandangan dimana seorang pria tengah merangkul pinggang gadis yang sangat ia kenal.

Tidak butuh waktu lama untuk gadis itu menyadari jika ia sedang diperhatikan, tampak sedikit kaget setelah ia melihat Taehyung dan Jimin sedang menatapnya, namun setelah ia menatap balik wajah Taehyung, pria itu seketika membalikan badannya membelakangi gadis itu seakan tak perduli.

"Kau tidak mau menyapanya? Sekedar bertanya keadaanya, mungkin." Tanya Jimin pada pria dihadapannya.

"Tidak perlu, setidaknya aku tahu dia baik-baik saja dengan orang lain." Jawab Taehyung dingin.

*
*
*
*

Sejeong dan Chansung memasuki sebuah rumah sakit elit dengan desain mewah, Sejeong terlihat mengekori Chansung sembari melihat sekelilingnya dan terkagum-kagum.

Mereka menghampiri seorang gadis yang duduk dimeja resepsionis. "Saya sudah ada janji dengan Direktur Lee" gadis itu seketika mengetik sesuatu dikomputernya, "Tuan Chansung?" Tanya nya, "ya saya sendiri" jawab Chansung.
"Baik tuan, anda sudah ditunggu Direktur Lee diruangannya lantai 6, lurus setelah pintu lift lalu belok kanan, nanti tuan akan melihat pintu paling ujung, itu ruangan Direktur!" Terang gadis itu dengan sopan.

*
*
*
*

Chansung dan Sejeong beranjak dari ruangan kerja tersebut yang tampak lebih mewah dari ruangan kerja pada umumnya, keduanya berbincang saat berjalan menuju lift dan tak lama pintu itu terbuka menunjukan seorang wanita dengan dandanan elegan dan seorang pria berjas dibelakangnya.
Sejeong seketika terdiam dan bahkan setelah Chansung memasuki lift tersebut, dirinya masih mematung menatap wanita dihadapannya begitupun sebaliknya.

"Sejeong-ah" Sejeong tersadar saat Chansung memanggilnya dan ia segera memasuki lift tersebut. Suasana didalamnya begitu dingin karna Sejeong pun seketika menjadi gugup, tak seperti biasanya yang aktif berbicara.

Sejeong dan Chansung tiba dilantai dasar begitupun wanita dan pria berjas itu namun mereka berjalan berlainan arah.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Chansung saat mereka berjalan menuju parkiran.

"Nde," jawab Sejeong gugup.

Disisi lain, wanita yang berpapasan dengan Sejeong di lift tengah memperhatikan dari kejauhan, "aku ingin tahu apa yang mereka lakukan disini!" Ujar gadis itu dingin, "baik nyonya, saya akan mencari tahu" balas pria berjas dibelakangnya sembari setengah membungkuk.

*
*
*
*

Sejeong berjalan menghampiri ranjangnya dan membungkuk, meraba sesuatu yang berada dibawah ranjang itu, ia kemudian meraih sebuah dus kecil lalu ia duduk dilantai.
Mulai membuka perlahan dus itu, Sejeong mengambil sebuah album foto dimana dirinya dan Wonwoo masih terlihat begitu lebih muda.

"Saat itu, tak pernah kubayangkan kita akan berakhir seperti ini. Saat itu, aku berfikir bahwa kita akan menjalani semuanya hingga akhir. Lucu bukan, dengan sekejap aku menjadi wanita yang berkencan dengan suami wanita lain, sementara aku berkencan denganmu jauh sebelum kau mengenal wanita itu."



TBC
_________________________________________________

Komen sesuatu yah, untuk perbaikan apa aja yang kurang dari FF ini

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOVE, CURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang