"Hoi!"
Kau yang sedang asik mendengarkan musik di halaman belakang sekolah tersentak ketika ada yang tiba-tiba memanggil.
Refleks kau melepas earphone bagian kananmu, melirik kesana kemari tanpa sadar bahwa ada benda berminyak menempel di pipimu.
Kau menyentuh pipimu pelan dan kau dapati sebuah krim putih—yang entah darimana asalnya—membuatmu menggeram.
"Siapa si—"
Saat kau hendak berdiri, seseorang menyodorkan piring kertas berisikan sepotong red velvet berbentuk segitiga di hadapanmu. Kau menoleh pada kue tersebut, lalu pada sosok yang telah memberikan kue tersebut padamu.
"Aku ketemu red velvet. Kau pasti suka 'kan?"
Lelaki beriris merkuri itu mengulas senyum tipis. Ia sangat tahu bahwa gadis di hadapannya ini menyukai makanan manis.
Kau mengangguk. Kedua tanganmu mengambil piring tersebut dan memangkunya. Kau melepaskan earphone yang masih terpasang di telinga kirimu dan meletakkannya di atas kursi—tepat di sebelahmu.
Saat akan melahap kue berlapis krim putih dengan taburan kacang almond dengan isi kue bewarna merah-keunguan dan dilapisi lagi dengan krim putih, kau melihat Karma yang masih berdiri di hadapanmu.
"Kau ngapain?" Tanganmu menepuk tempat kosong di sebelahmu—mengisyaratkannya untuk duduk. "Duduk sini."
Akabane Karma memutar kedua bola mata malas. Sebenarnya ia masih ada urusan lain, tinggal menanyakan pendapatmu saja lalu ia akan pergi. Tapi ya sudahlah, Karma mendudukkan diri di sampingmu.
Kau menggigit sedikit kue tersebut dan mengunyahnya, merasakan kue dan krim yang bersatu di dalam mulutmu.
"Hm! Ini enak loh!"
Kau berucap sembari membersihkan krim-krim yang tertinggal di sekitar bibirmu dengan tanganmu yang bebas. Lelaki itu tertawa mengejek ketika melihat wajahmu yang belepotan.
"Kau udah gede kok makannya masih belepotan gitu sih!"
Kau mendecak. "Susah nih! Yang di pipi juga gara-gara kau 'kan?"
"Iya iya."
Karma mengusap krim putih—yang digunakannya untuk menjahilimu tadi—dengan ibu jarinya lalu menjilatnya.
Kau masih larut dalam acara makanmu—setelah membersihkan krim dari wajah—tanpa sadar kau belum menawari Karma untuk mencicipi.
"Oh ya, kau mau ti—"
Tiba-tiba saja Karma mencium pipimu, membuat ucapanmu terhenti. Kau terdiam sejenak lalu lelaki itu menjauhkan wajahnya darimu.
"Gak perlu, yang ini udah manis," ucap Karma sembari mengetuk pipimu.
Jadi pengen kumakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita & Sepotong Kue [✓] » Ansatsu Kyoushitsu
FanfictionCheesecake, blackforest, greentea, red velvet. Manakah yang kau suka? Fanfiksi spontan-drabbles Ansatsu Kyoushitsu (c) Yuusei Matsui-sensei Chara(s) x Reader Story & Cover (c) Wizardcookie Selamat membaca~