"Kenapa lagi? Sumpah Nad muka lo bener-bener gak enak di liat." Sarah yang sejak tadi memerhatikan gadis bertubuh sedikit bulat di sampingnya."Maaf deh karna lo harus liat muka gue yang begini." jawab Nada namun tidak menatap Sarah.
"Ishh bukan gitu, gue cuma mau tau aja hal apa yang bikin sobat gue yang biasanya nyunyungar - nyunyungir ini kusut, biasanya lo yang nyebar kebahagiaan buat gue." gadis yang ujung rambutnya di Curly tersebut merangkul pundak Nada berharap sohib nya itu bersedia menceritakan kejadian yang ia alami.
"Tugas lo numpuk? dosen lo banyak mau lagi? Apa cerita aja sama shifu, diriku siap membantu panda yang ingin berkeluh-kesah."
"Kampretkan lo! Gue lagi sedih masih aja lo samain sama panda, kesel gue."
"Bercanda sayangku, lagian panda kan ucul endut-endut kayak kamu," Sarah menusuk-nusuk pipi chubby milik Nada dengan kedua jari telunjuk nya.
"Geli amat sih Sar? Pergi sana!" Nada menepis tangan Sarah dari pipinya.
"Oke-oke Sorry sekarang kita serius, jadi lo kenapa? Mau cerita sama gue?"
Nada menatap teman nya yang kini dalam mode serius, ini yang buat Nada betah berteman dengan Sarah selain tukang traktir dan jago make up, seturah-turahnya lambe Sarah dia tetap bersedia mendengarkan omongan Nada.
"Gue... gue..."
"Apasih Nad? Jangan di gantung-gantung gitu dong, gua penasaran nih lo gak hamil anak orangkan?"
"Nad astaga!! Kepala gue jangan lo pukul dong Nad! Rambut gue berantakan nanti, habis nyalon kemarin."
"Habis. ngomong itu jangan sembarangan, kalau di aminin gimana? Belum juga lulus kuliah udah brojol, bahaya!!" Nada bersungut-sungut, dan rentetan kalimat barusan ia ucapkan satu tarikan napas.
"Iyadeh. maaf-maaf, jadi kenapa?" Sarah kembali bertanya setelah merapikan rambutnya.
Nada menarik nafas dalam lalu menghembuskannya secara perlahan, "Gue di pecat lagi Sar."
"Loh, kok bisa?!" Sarah menatap Nada tak percaya.
"Kali ini alasan nya beda, tapi rada sama sih."
"Kok ngeselin ya, kan gua ud-" ucapan Sarah terpotong oleh dering ponsel nya.
"Sebentar," begitulah kata yang Nada tangkap dari Sarah yang lantas di balas anggukan cepat oleh Nada. Sarah kemudian bangkit dan sedikit menjauh dari Nada, tampaknya ini telefon penting. Mugkin dari dosen Sarah.
"Baik Bu, saya pastikan hal ini tidak akan terulang lagi, dan maaf atas kejadian ini."
"Ada apa?"tanya Nada seakan tidak mendengar apa yang terakhir kali di ucapkan Sarah sebelum menutup telfon- tepat ketika sahabatnya itu sudah berada di hadapanya.
"Gue harus cabut Nad, Adek gua bikin masalah lagi, nanti lo ceritain masalah lo lewat WA aja ya, gue tunggu loh Nad!"
Nada mengangguk,"Okey."
"Bye panda!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Line
ChickLitNada, seorang mahasiswi jurusan psikologi di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta. gadis bertubuh overweight yang lagi-lagi terpaksa keluar dari tempat ia bekerja paruh waktu karna tidak sengaja menabrak seorang pelanggan saat sedang mengep...